Gelak tawa terdengar dari dalam rumah bertingkat dua yang didominasi warna biru muda itu. Terlihat seorang anak sekolah memasuki gerbang rumah tersebut, padahal waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Geeta pul- ang.. " Teriaknya yang langsung menciut saat dirinya melihat ada banyak tamu di rumahnya.
Geeta mengerutkan keningnya heran, sang ibu malah menyuruhnya duduk saat ia ingin segera menuju kamarnya.
"Eh Geeta udah pulang, nak. Sini duduk dulu, ada tamu. Masih inget sama Abang Ucok 'kan? " tanya ibunya sumringah.
Geeta melirik pada leleki yang tadi ibunya sebut namanya. Abang Ucok ini tetangga Geeta saat di kampung halamannya dulu, di Medan.
Dia nampak sudah banyak berubah, sejak terakhir mereka bertemu. Lebih tinggi tentu saja, dan terlihat cukup berisi. Usia mereka tertaut tujuh tahun.
Geeta tersenyum dan mulai menyalami kedua orang tua beserta anak mereka, Abang Ucok.
Setelah itu ia duduk disamping sang adik Cinta yang duduk disamping ibunya."Geeta udah besar ya, makin cantik pula.. " Puji wanita paruh baya didepannya ini.
"Ya sudah kita mulai saja. Jadi begini nak Geeta, Abang Ucok ini sudah bosan hidup sendirian.. "
Geeta mulai mencium bau keanehan disini. Perasaannya tak enak.
"Maklum saja, umurnya sudah mendekati kepala tiga. Tapi belum juga ketemu jodohnya. Nah maksud kedatangan kami ke sini, kami ingin meminta nak Geeta untuk menjadi pasangan bagi Ucok, anak saya.. " Jelas sang ibu pada semua.
Perlu beberapa saat untuk Geeta mencerna apa yang terjadi sekarang ini. Geeta semakin dibuat kebingungan saat ibunya menerima tawaran tadi.
"Kami sekeluarga juga sangat setuju, bila Geeta menikah dengan Ucok. Apalagi Ucok ini kan sudah mapan, sudah siap membina rumah tangga.. " Jawab ibunya.
"Maaf Geeta memotong pembicaraan ini, tapi Geeta ga ngerti. Ibu, ini bukan zaman Siti Nurbaya. Geeta ga pernah tau soal perjodohan ini, ibu juga ga pernah mendiskusikan hal ini sama Geeta.. " Ucap Geeta terus terang.
Geeta meminta penjelasan lebih lewat tatapan matanya pada ibunya sendiri. Sang ibu malah melotot saat dirinya meminta itu.
"Loh? Kok gitu, Geeta? Abang ini sudah mapan. Saya juga menikahi kamu bukan karena saya suka sama kamu.. " Sambung Abang Ucok dengan ketegasannya.
"Tenang aja, Geeta. Kita ga akan nikahin kalian sekarang kok, nanti paling setelah kamu lulus SMA. Lagian, cinta datang karena terbiasa. " Cercah ayahnya Bang Ucok diselingi tawa.
"Ta-tapi gimana sama kuliah? Geeta juga mau kuliah.." Tanya Geeta dengan seribu alasan yang ia pikirkan.
"Nikah dulu aja, baru kuliah. Itu masalah gampang Geeta.. " kata ibunya.
Yang lain hanya mengangguk setuju.
"Ta-tapi bu-"
"Geeta"Suara itu bagai sebuah tamparan halus pada dirinya. Kali ini ayahnya yang menginterupsi pembicaraan mereka.
"Geeta. Kamu nikah dulu, baru kuliah. Abang Ucok sama keluarganya ini sudah banyak bantu Ayah selama ini. Mereka juga membantu pengobatan Ayah, sayang. Ayah mohon sama kamu, terima ya.. " Ucapnya yang mampu menohok hati terdalamnya.
Kali ini otaknya benar-benar tak memahami apa alasan sebenarnya. Kenapa orangtuanya sampai tega menjodohkan dirinya? Karena balas budi?
Geeta menggeleng kuat walau ia merasa sangat bersalah pada ayahnya. Air mata yang sudah lama ia tahan, kini meluncur dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam Persegi
RandomPerasaan cinta tulus terpaksa harus terhalang oleh kehadiran cinta lain, membentuk susunan cinta dalam sebuah persegi. Untuk bisa keluar dari dalam persegi itu, mereka harus bekerja ekstra dalam membaca perasaan orang lain. Bahkan harus mengorbankan...