33

44 16 0
                                    

I keep craving, craving
You don't know it but it's true
Can't get my mouth to say the words I wanna say to you
This is typical of love
Can't wait any more, won't wait
I need to tell you how I feel when I see us together forever

Petikan gitar terdengar sangat jelas. Mengalun indah. Mampu mencetak rasa kagum bagi sang pendengar.

"Wihhh" Sorakan Geeta tertuju pada Adel yang tengah menyanyi dengan memainkan gitarnya.

Sepulang dari liburan yang lumayan panjang, mereka kembali ke rumah masing-masing, untuk mengistirahatkan tubuh mereka sebelum balik lagi ke aktivitas di sekolah. Lain halnya dengan Geeta yang sengaja mampir dulu ke rumah Adel.

In my dreams you're with me
We'll be everything I want us to be

Geeta terperangah, saat Adel memainkan gitarnya dengan lembut dan bernyayi sangat halus. Matanya juga tak teralihkan dari Adel.

And from there, who knows?
Maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination

"Ngapain lo merem-merem segala?!" Ketus Adel mengakhiri nyanyiannya.

Setelah menaruh gitarnya, Adel beralih pada mie yang telah dibuatnya sebagai penghangat dimalam ini.

"Woyy,, kumpul ga ajak-ajak" Kata Marsya yang baru saja datang dengan membawa satu kantung keresek cemilan.

"Lagian ga niat kumpul sih, cuman ni anak tiba-tiba aja dateng ke sini" Jawab Adel seraya mengarahkan dagunya pada Geeta yang tengah menyeruput mie.

"Lo ada angin apa ke sini, Sya?" Tanya Adel.

Marsya tersenyum sebelum akhirnya berkata "Sebenernya gue ke sini mau balikin syal punya lo yang ga sengaja gue bawa, hehe"

Marsya terkekeh pelan. Kemudian berjalan dan duduk di dekat Adel.

"Elina.." lirih Marsya pelan.

"Kenapa Elina?" Tanggap Adel cepat.

"Kayaknya dia ada masalah deh, soalanya murung mulu."

"Bukannya dia emang langganan punya masalah ya, langganan mendem juga. Gak pernah mau cerita. Ditanya aja ga jawab apalagi dia duluan yang ngomong, gak mungkin banget." Celetuk Adel yang membuat Marsya terperanjat.

"Gue kira ada apa. Kalo soal murung mah biasa." Tambah Adel, pikirannya kini dipenuhi dengan bayangan Elina.

"Uhuk, uhuk..." Geeta yang sedaritadi makan mie menjadi tersedak saking terkejut dengan apa yang Adel katakan barusan.

"Lo ngomong apa barusan?" Tanya Geeta minta Adel untuk mengulangi perkataannya.

Namun Adel malah diam. Matanya mulai terpejam.
"Gue ngantuk, mendingan kalian pulang. Atau mau nginep disini"

Geeta berdecak kesal. Tak lama Geeta dan Marsya pergi berpamitan pada Adel.

Setelah kepergian kedua sahabatnnya, Adel mencoba memejamkan matanya. Memaksa untuk tidur. Alhasil dia tertidur, terlelap dalam sunyinya malam. Menemui mimpi di alam bawah sadar sana.

****

Kringgg... kringgg... kringgg...

Bunyi alarm menggema di kamar Marsya. Perlahan Marsya membuka kedua matanya. Setelahnya, Marsya meregangkan ototnya beberapa detik.

"Hoamm.."

'Hari ini, hari anniversary pernikahannya ayah sama ibunya Daniel. Gue harus siap-siap nih' Marsya tersenyum lebar saat mengingat bahwa hari ini dia di undang Daniel ke rumahnya.

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang