31

47 16 0
                                    

Dimulai saat Elina bernyanyi dan Ridwan yang mengiringi lantunan nadanya.

I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie

And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

Ridwan tersenyum lebar mendengar lantunan suara Elina. Lucu. Semua yang ada dalam diri Elina baginya terasa lucu. Kemudian ia ikut ambil bagian dalam nyanyian ini.

If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'd be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve

Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

(Almost Is Never Enough - Arianna Grande with Nathan Sykes)

Lokasi mereka bernyanyi memang cukup strategis untuk dilihat para pengunjung yang datang untuk menginap. Bahkan beberapa dari mereka ada yang terlihat menikmati nyanyian Ridwan dan Elina.

Namun mereka berdua nampaknya tidak peduli akan keadaan sekitar. Termasuk kedatangan Langit.

Dari tempatnya berdiri, Langit bisa melihat kedekatan mereka. Keduanya bernyanyi bersama, tersenyum, bahkan tertawa bersama. Sebagian hatinya meringis sakit. Dibalik ekspresi wajahnya yang datar, tak bisa memungkiri rasa sakit yang tengah ia rasakan.

Tak cukup sampai disitu, Langit juga melihat gerakan tangan Ridwan yang mengelus kepala Elina. Wajah Elina yang berseri menandakan bahwa gadis itu mungkin sudah tak ambil pusing soal masalah yang datang.

"Gue baru aja mau minta maaf. Tapi lo disini seakan lupa soal perasaan gue sama lo. Setidaknya lo bisa ngehargain gue." Ujar Langit pelan entah ditujukan pada siapa.

Langit melangkahkan kakinya kembali memasuki aula depan penginapan dan menjauhi keberadaan mereka.

****

Terik matahari yang menghantui tak menghapus semangat mereka berjalan. Setelah sedikit berbelanja, mereka akan kembali ke penginapan. Berhubung jarak antara butik dan penginapan hanya berkisar beberapa meter saja, jadi tidak ada salahnya untuk berjalan.

"Lo kepanasan ga?" Tanya Alwan pada perempuan yang berjalan di sebelahnya.

Si perempuan hanya memutar matanya malas.

"Panas, Al. Lagian semua juga kepanasan, jadi lo ga usah kaya gini sama gue. Gue makin ngerasa bersalah dengan semua perhatian lo.." Jawab Adel ketus.

"Gue cuma mau mulai semuanya dari awal. Gue ga ngerti dimana letak kesalahan gue cinta sama lo. Kalau lo ngerasa bersalah sama gue, kenapa lo ga bales perasaan gue atau minta maaf dengan cara lo sendiri?"

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang