BAB 12 Lolos dari Kurungan

2K 35 0
                                    

Dengan alis mata berkerut Lim Han-kim segera menukas: "Locianpwee, kelihatannya bukan pekerjaan gampang bagi kita untuk meloloskan diri dari sini, tapi aku rasa...."

"Kau ada akal?" tanya gadis berbaju hijau itu penuh harapan .

"Eeei, bagaimana kalau jangan memotong pembicaraan duiu," tegur Han si- kong dingin.

"Biarkan saja ia bertanya," kata Lim Han-kim.

"Bagaimana kalau kita bersama-sama menghimcun tenaga dan merobohkan dinding ruangan bagian samping?"

"Tak usah dijelaskan lagi," kembali Han Si-kong menukas. "Tak usah dibicarakan juga aku sudah tahu cara ini. Buat apa kau terburu napsu? Tunggu sampai aku selesai menjelaskan rancangan-ku sebelum memberi komentar..."

Melihat gadis itu bicara dengan serius dan bersungguh-sungguh, Han si-kong tidak mengejeknya lagi. Dengan pandangan tajam dia alihkan perhatiannya ke wajah si nona. Tampak nona berbaju hijau itu membetulkan dulu letak bajunya, sesudah duduk bersila dengan sikap tegap. dia merangkap tangannya di depan dada dan bergumam:

"Nona, harap kau ijinkan Han-gwat pergunakan tabung sakti panca warna untuk menghadapi situasi pelik ini. "

"Hei anak perempuan, kau sedang berbicara dengan siapa?" tegur Han si-kong keheranan-

"Aku sedang berbicara dengan nona kami"

Perkataan itu diucapkan dengan serius dan sungguh hati, seakan-akan nonanya memang berada di situ

Biarpun Han si-kong tahu bahwa di ruangan itu tak ada orang lain, tak urung dia celingukan juga memandang sekeliling ruangan- setelah yakin memang tiada orang lain- ia baru berkata:

"Haaai.... siapa sih nonamu itu dan manusia macam apakah dia? Kenapa kau menaruh sikap begitu hormat kepadanya?"

"Beliau adalah seorang gadis cerdik yang amat cantik dan luar biasa, aaaai.,. sayang sekali tubuhnya menderita suatu penyakit yang sukar disembuhkan sehingga tiap hari harus menderita siksaan akibat gerogotan penyakitnya itu."

sambil mengalihkan pandangannya ke wajah Lim Han­kim, dia melanjutkan: " Kalau bukan lantaran ingin menyelamatkan jiwa nona kami, tak nanti akan kucuri pil mustika seribu tahun itu."

Lim Han-kim hanya tertawa hambar tanpa komentar sedang Han si-kong segera bertanya: "Boleh aku tahu, apa sangkut pautnya antara usaha kita melarikan diri dengan nona mu?"

"Nona kami cerdik dan lihai, sejak dulu sampai sekarang belum ada yang mampu menandinginya. ia pandai menciptakan benda-benda aneh yang berkhasiat luar biasa."

"Tiada tandingannya sejak dulu? Hmmm, tidakkah kau merasa bahwa perkataan itu kelewat takabur?"

"Hmmm, ungkapan itu pun aku anggap kurang memadahi untuk melukiskan keperkasaan dan kehebatan nona kami."

"Bak, Baiklah, anggap saja memang tiada bandingannya sejak dahulu kala, coba kau terangkan Iebih lanjut"

"Nona kami cerdik dan banyak akal, benda aneh yang diciptakan olehnya memiliki daya pengaruh luar biasa, Atas kasih sayang nona yang telah kulayani banyak tahun."

Lim Han-kim merasakan hatinya bergerak, diam-diam pikirnya: "Entah siapakah nona itu? Kenapa ia menaruh sikap begitu hormat kepadanya?"

Terdengar Han-gwat melanjutkan perkataannya:

"sebelum pergi meninggalkan beliau, nona telah menghadiahkan semacam benda kepadaku, Benda itu bernama Tabung sakti Panca Warna. Beliau berpesan apabila aku menjumpai mara bahaya yang mengancam jiwa, maka asal kugunakan benda ini maka tiada orang yang berani mengejarku lagi. Benda tersebut selalu berada dalam sakuku dan belum pernah digunakan. Aku lihat situasi saat ini amat gawat dan rasanya mau tak mau harus kugunakan. Berkat bantuan kalian berdua aku berhasil terlepas dari belenggu borgol dan rantai, maka sekarang aku ingin menggunakan tabung sakti panca warna itu untuk membantu kalian meloloskan diri Anggap saja perbuatanku ini sebagai balas budi atas pertolongan kalian."

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang