Melihat sikap hormat lelaki itu, Pek si hiang kembali berpikir: "Padahal siau-cui hanya seorang dayang pemilik bunga bwee, rupanya dia mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang tinggi...."
Ujarnva lebih jauh: "Nona Cui tidak lega hati, maka ia mengutus kami untuk meninjau persiapan di sini...."
"Segala sesuatunya sudah beres, tolong sampaikan kepada nona Cui agar dia tak usah kuatir."
"Bagus sekali kalau begitu," kata Pek si hiang.
setelah berjalan berapa langkah tiba-tiba ia berpaling lagi sambil bertanya: "Apakah ada yang datang menghadiri pertemuan ini sebelum waktunya?"
"Ada beberapa orang sudah sampai di sini, tapi semuanya dapat ditahan di luar kuburan Liat Hu Bong."
"Utusan mana yang bertanggung jawab dalam urusan ini?"
Tampaknya lelaki kekar itu mulai curiga. Dengan sorot matanya yang tajam dia awasi wajan Pek si hiang beberapa saat lamanya, Kemudian baru menjawab: " Utusan penakluk harimau"
"Bagus sekali" ujar Pek si hiang kepada Lim Han kim dan Han Si-Kong, segera serunya pula: "mari kita periksa di sana."
selesai berkata ia berjalan lebih dulu meninggalkan tempat itu.
Lim Han kim dan Han Si-Kong dengan satu berjalan di kiri satu di kanan melindungi Pek si hiang dari belakangnya meninggalkan tempat itu. sekilas pandang orang akan mengira kedudukan Pek si hiang jauh lebih tinggi daripada mereka berdua, padahal yang betul mereka berdua sedang melindungi keselamatan jiwanya,
setelah berada berapa kaki dari tempat semula, baru Han Si-Kong berbisik pelan: "Tampaknya orang itu mulai mencurigai kita."
"Tidak apa-apa," jawab Pek si kiang. "Asal kalian mau bertindak menurut kata-kataku, rahasia kita tak akan terbongkar"
sementara pembicaraan berlangsung, mereka telah berjalan keluar dari kompleks pekuburan Liat Hu Bong yang menyeramkan Ketika mereka alihkan pandangan ke muka, tampaklah beberapa kaki di depan situ berdiri delapan sembilan orang lelaki kekar yang berkerumun sedang membicarakan sesuatu, entah apa yang sedang mereka rundingkan.
Han Si-Kong periksa dulu sekeliling tempat itu, setelah yakin tak ada orang, baru ia berbisik:
"Nona Pek. orang- orang itu pastilah para jago yang datang menghadiri pertemuan, perlukah kita menegur sapa mereka?"
"Aku lihat kejadian ini agak aneh," ujar Lim Han kim. " Kenapa di sini tak terlihat anak buah pemilik bunga bwee melakukan penghadangan, dan kenapa orang-orang itu berdiri tak bergerak di situ?"
"Mari kita tengok dulu sebelum bicara" seru Pek si hiang.
pelan-pelan mereka bertiga berjalan mendekati kerumunan manusia itu dan berhenti lebih kurang satu tombak jauhnya.
Mendadak terdengar seseorang dengan suara yang keras tapi kasar berseru:
"Kita datang memenuhi undangan, tapi sekarang melarang kita masuk. sebetulnya apa maksud mereka itu?"
"Han locianpwe," bisik Pek si hiang kemudian "orang ini kasar dan berangasan, kita tak usah menjelaskan apa- apa kepada mereka"
sementara itu Lim Han kim merasa sangat keheranan, pikirnya:
" Kalau memang tak ada orang yang menghadang, kenapa orang-orang itu tidak masuk kemari?"
Ia segera mempercepat langkahnya menghampiri tempat kejadian, Ternyata di tengah jalan telah menghadang sebuah jaring laba-laba berwarna biru yang tipis sekali, jaring laba-laba itu tingginya hanya satu kaki dua depa, tanpa dasar ilmu meringankan tubuh yang hebat memang sulit untuk melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
AléatoireBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...