BAB 36 Kedok Palsu Terbongkar

1.6K 47 3
                                    

"Bisa jadi," sahut Lim Han kim setengah berbisik, "Coba kau lihat, dari seorang gadis lemah yang takpunya tenaga, sekarang dia telah berubah menjadi seorang gadis yang begitu kuat dan perkasa, benar-benar sangat mengejutkan"

sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka sudah keluar dari barisan tersebut Ketika mengangkat kepalanya, tampaklah pada jarak beberapa kaki di hadapan mereka telah berdiri berjajar serombongan manusia berbaju hitam.

Rata-rata mereka berambut panjang yang dibiarkan terurai ke bawah sementara wajahnya tertutup oleh kedok palsu berwarna hitam, yang kelihatan cuma sepasang matanya yang bersinar sehingga bentuk rupa mereka kelihatan aneh dan sangat menyeramkan.

Sambil meloloskan pedangnya, Lim Han kim segera maju beberapa langkah menghadang di depan tubuh gadis berbaju putih itu.

Paras mukanya berubah amat serius, pedangnya disilangkan di depan dada sementara hawa murninya telah dihimpun menjadi satu siap menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

Sebaliknya Hongpo lan mengambil posisi di belakang tubuh si nona berbaju putih itu, pedangnya telah dicabut pula siap menghadapi serangan-serangan lawan

Dalam saat itu kawanan manusia berbaju hitam yang berdiri berjajar tersebut telah mengalihkan sorot mata mereka yang tajam untuk mengawasi mereka tanpa berkedip, namun tubuh mereka tetap berdiri tak berkutik pada posisi semula, keadaan mereka tak ubahnya seperti puluhan buah patung batu yang berbaju hitam

Dengan suara lirih nona berbaju putih itu segera berbisik:

"suruh ketua rombongan mereka tampil keluar untuk berbicara"

Nada suara gadis ini sangat halus dan lembut tapi mempunyai suatu daya pengaruh yang sukar dilawan.

Lim Han kim tertegun beberapa saat, tapi kemudian serunya keras-keras:

"siapa yang menjadi ketua rombongan? Harap tampil keluar untuk berbincang- bincang"

Terdengar dengusan dingin bergema dari kejauhan sana, disusul suara seseorang menjawab:

"Kalian tidak menepati janji dengan menghadiri tempat ini lebih awal, ini berarti perbuatan kamu semua telah menghina panji sakti bunga bwee, Lebih baik habisi sendiri nyawa kalian"

Lim Han kim segera berpaling ke arah mana datangnya suara tersebut, Di bawah sebatang pohon besar berapa kaki dari arena tampak seorang manusia berbaju hitam berdiri membelakangi mereka.

sambil mengayunkan pedangnya Hongpo lan segera mendesak maju ke depan, bisiknya: "Lebih baik nona segera balik ke dalam barisan...."

Kemudian setelah berhenti sejenak. te-rusnya: "Saudara Lim, kalau dilihat situasi saat ini agaknya pertarungan tak bisa dihindari lagi, mari kita terjang keluar"

"Baik" sahut Lim Han kim.

Dengan pedang terhunus bersama-sama Hongpo lan mereka bergerak untuk melakukan terjangan

"Jangan bertindak gegabah, cepat mundur" bentak gadis berbaju putih itu tiba-tiba, sungguh cepat gerak tubuh kedua orang anak muda itu, belum selesai gadis berbaju putih itu berbicara, mereka berdua telah berada di hadapan manusia berbaju hitam itu,

Puluhan orang manusia berbaju hitam yang selama ini berdiri tak bergerak itu mendadak mengayunkan telapak tangannya bersama sambil melepaskan satu pukulan segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat, diiringi hawa dingin yang menusuk badan segera menggulung keluar dengan hebatnya.

Lim Han kim maupun Hongpo Lan sama-sama kuatir apabila angin pukulan yang sangat hebat itu melukai si nona berbaju putih, tanpa banyak.pikir serentak mereka mengerahkan pula tenaga dalam masing-masing untuk menyongsong datangnya cukulan tersebut dengan keras melawan keras.

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang