BAB 22 Mewarisi Ilmu Pedang Naga Sakti

2K 42 0
                                    

Setelah berhenti sejenak untuk termenung beberapa saat lamanya, ia melanjutkan kembali:

"Aku sendiri hanya mengetahui garis besarnya saja cara untuk melatih diri itu, Kalau dilihat dari lukamu, tampaknya tidak enteng, jelas racun api sam-yang telah merasuk ke dalam perutmu, jika tidak diobati secepatnya, maka selewatnya malam ini mungkin akan lebih sulit lagi untuk menyembuhkannya."

"Tapi aku sama sekali tidak merasa sakit karena luka ini," sela Lim Han-kim sambil menggerakkan lengan kirinya.

"Kehebatan dari ilmu silat ini adalah membuat sang korban pukulan sama sekali tidak menyadari kalau isi perutnya sesungguhnya sudah menderita luka yang amat parah, Menunggu kau sadar kalau keadaan luka itu tak beres, mungkin jiwamu sudah tak tertolong lagi."

"Terima kasih banyak atas petunjuk Lo-cianpwee."

"Kau terluka gara-gara aku, masa aku hanya duduk berpeluk tangan saja membiarkan kau menderita. Cuma cara pengobatan atas luka pukulan ini tidak gampang, Kita harus mempersiapkan diri baik-baik sebelum turun tangan-"

"Tapi bagaimana cara pengobatannya?" tanya Lim Han-kim tenang.

Nadanya sangat datar tanpa emosi, seakan-akan ia tidak terpengaruh sama sekali oleh kondisi kesehatannya yang terancam bahaya maut itu.

"Mula-mula kita harus menggunakan jarum emas untuk menusuki jalan jalan darah yang tersumbat, setelah itu baru mendesak ke luar hawa racun panas dengan menggunakan tenaga dalam."

"Tapi luka yang diderita Locianpwee belum sembuh betul, mana mungkin kau bisa membantu diriku untuk penyembuhan? Ketua Kuil Awan Hijau pandai dalam ilmu pertabiban, biar dia saja yang menolongku untuk mendesak ke luar hawa racun itu...."

"Betul si ketua Kuil Awan Hijau cakap dalam ilmu pertabiban dan obat-obatan, tapi bukan berarti dia juga mampu mengusir keluar hawa racun panas hasil pukulan ilmu sam-yang-ciang dari tubuhmu."

setelah menghela napas panjang, lanjutnya:

"Nak. jangan kuatir. Apabila aku tak yakin bisa membantumu mengusir keluar hawa racun panas itu dari dalam tubuhmu, tak nanti aku bakal pamer kemampuan di hadapanmu."

"Aku bukan bermaksud mencurigai kemampuan Locianpwee, tapi khawatir tindakan tersebut akan mempengaruhi keadaan luka Locianpwee yang sedang dalam taraf penyembuhan Tapi kalau Locianpwee berkata tidak mengganggu, baiklah, silahkan Locianpwee mulai bertindak."

Ciu Huang segera menyingkap selimutnya dan melompat turun dari pembaringan, setelah itu katanya:

"Alat yang dibutuhkan dalam pengobatan itu tak lengkap di sini, Lebih baik pindah ke kamarku saja."

"Aku siap menurut perintah"

Dengan mengikuti ciu Huang, mereka berjalan menembusi beberapa gedung dan halaman sebelum akhirnya tiba di kamar tidur hakim sakti tersebut, Ciu Huang segera menutup rapat pintu kamarnya dan memadamkan lentera. Dari bawah bantalnya ia mengeluarkan sebuah kantung kulit kambing yang lebarnya lima inci. Dari dalam kantung itu dikeluarkan tiga batang jarum emas serta dua buah benda putih yang bentuknya seperti telur burung puyuh, katanya kemudian :

"Nak. dua biji pil ini merupakan obat pemunah racun yang sangat ampuh, coba kau telan dulu dua biji sekaligus."

Lim Han-kim segera menerima pil itu dan langsung ditelan, serunya: "Aku turut perintah"

"sekarang lepaskan baju atasmu" Lim Han-kim ragu­ragu sesaat, tapi kemudian mengikuti perintah dan melepaskan baju atasnya.

"Nak, kau harus menahan sakit"

"silahkan Locianpwee turun tangan Ha-nya beberapa batang jarum emas itu tak akan menyusahkan diriku, aku percaya masih sanggup untuk menahan rasa sakit itu."

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang