"Beberapa hari belakangan ini mempunyai hubungan yang erat sekali dengan masa depanmu," kata Ci Mia-cu pelan, "Lebih baik kau buang jauh jauh semua luapan emosimu itu untuk sementara waktu, pusatkan semua perhatianmu untuk belajar silat, Kesempatan emas semacam ini langka bisa kau temui di kemudian hari,apabila kau sia-siakan, pasti akan menyesal di belakang hari."
Ketika menyampaikan kata- kata yang terakhir itu, ucapan tersebut diutarakan dengan wajah serius, Dengan perasaan terkesiap Lim Han-kim buru-buru menyahut: "Aku pasti akan mengingat baik-baik perkataan ini."
"Kau harus memaklumi niat baik ibumu yang telah bersusah payah menyuruh kau menempuh perjalanan jauh mengantar obat ke mari, sehingga tidak menyianyiakan harapannya, saat ini waktu amat berharga bagimu, aku tak ingin menghabiskan waktumu lagi dengan percuma."
"Terima kasih atas nasehat anda." Lim Han-kim segera bangkit berdiri untuk mohon diri, kemudian balik badan dan berlalu dari sana.
setengah bulan berlalu dalam sekejap mata, setiap tiga hari Lim Han-kim pasti berangkat ketempat yang dijanjikan Ciu Huang untuk mempelajari ilmu pedang sakti. Hari ini ia kembali bertemu dengan Lim Han-kim. Ketika pemuda tersebut tiba di tempat janji, dilihatnya Ciu Huang telah menunggu di situ.
selama setengah bulan ini, pendekar besar yang amat termashur di dunia persilatan ini entah tinggal dan makan di mana, tapi pembalut yang membungkus luka-luka tubuhnya makin lama makin bertambah kurang, Hari ini delapan puluh persen kain pembalutnya telah ditanggalkan, semangat dan kesegaran tubuhnya pun tampak lebih ceria. Buru-buru Lim Han-kim memburu maju ke depan dan jatuhkan diri berlutut seraya berkata:
"Tecu telah datang terlambat, maaf bila suhu harus menunggu lama."
Pelan-pelan Hakim sakti Ciu Huang membuang matanya kembali, serunya dengan suara dingin,
"sudah berulang kali aku menasehatimu, aku tak pernah menerimamu sebagai murid, apa maksudmu memanggil aku suhu?"
Lim Han-kim agak tertegun, lalu sahut-nya: "Aku telah belajar ilmu silat darimu, tak salah jika aku memanggil suhu kepadamu"
"Menerima murid dan mewarisi ilmu silat adalah dua persoalan yang berbeda, jangan kau campur adukkan menjadi satu."
"Aku akan mengingatnya baik- baik, lain, kali tentU tak akan kuulang kembali,"
Dari gusar Ciu Huang berubah jadi gembira lagi, katanya lebih jauh sambil tersenyum: "Malam ini adalah pertemuan kita yang terakhir. Besok aku akan segera tinggalkan tempat ini. Nah, kau masih ingat semua jurus dari ilmu pedang naga sakti?"
"Aku masih mengingatnya."
"Bagus sekali Coba sekarang mainkan di hadapanku."Lim Han-kim mengiakan, Dicabutnya pedang Jinsiang-kiam lalu hawa murninya dipusatkan jadi satu, kemudian satu persatu ia mainkan kedelapan jurus ilmu pedang naga sakti itu.
sambil melipat tangan di dada Ciu Huang saksikan Lim Han-kim mainkan kedelapan jurus ilmu pedang naga sakti itu.Begitu pemuda itu menyelesaikan permainannya sambil manggut-manggut ia memuji: "Hebat, tak satu gerakanpun yang keliru"
"semoga Locianpwee sudi memberi petunjuk." Buruburu Lim Han-kim membungkukkan badannya memberi hormat.
"Kini jurus pedang sudah mendapat pewarisnya. Asal kau tambahkan perubahan di sana sini, maka jurus pedang itu sudah dapat kau pakai untuk melawan serangan musuh, Mengenai keberhasilanmu di kemudian hari, apakah kau dapat peroleh intisari dari jurus pedang itu atau tidak, semua nya tergantung pada rejekimu...."
Dari dalam sakunya ia mengeluarkan sebuah kotak besi, kemudian melanjutkan:
"Nak, simpanlah kotak besi ini baik- baik dan pergilah menemui si pedang sakti dari Lam-kiang, Hongpo Tiang-hong. Tapi sebelum berjumpa dengannya, jangan sekali-kali kau buka kotak tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
RandomBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...