Pek Khi-hong tertawa dingin, mendadak ia memotong pembicaraan Li Bun-yang yang belum selesai:
"Pada tempat dan keadaan seperti ini, tak sesuai kita berbincang-bincang hal yang bukan-bukan, Aku pernah bertemu dan berkenalan dengan ayahmu dulu, meski tak terhitung kelewat akrab bagaikan saudara kandung, namun hubungan persahabatan kami di luar kebiasaan. Aku tak ingin bertarung lagi dengan kau."
Buru-buru Li Bun-yang menjura memberi hormat.
"Oooh, rupanya Locianpwee adalah sahabat mendiang ayahku. Aku mohon maaf lebih dulu."
Pek Khi-hong berkelit ke samping menghindari tanyanya kemudian:
"Sudah berapa lama ayahmu meninggal?"
"Kurang lebih lima belas tahun berselang."Tiba-tiba Pek Khi hong menghela napas panjang, gumamnya:
"Aaaai... tidak dapat menghadiri saat penguburan sahabat sendiri, kejadian ini benar-benar patut disesali...."
Bergumam sampai di situ, tiba-tiba ia seperti teringat suatu masalah yang sangat penting, Rasa duka di wajahnya lenyap seketika, sebaliknya paras muka itu berubah jadi dingin dan kaku, tegurnya kemudian:
"Apa hubunganmu dengan ciu Huang serta Kuil Awan Hijau ini?"
"Ketua Kuil Awan Hijau ci-mia-cu adalah sahabat ayahku sebelum beliau menjadi pendeta. jadi kalau dihitung ia masih termasuk angkatan tuaku, sebaliknya ciu tayhiap disegani dan dihormati setiap umat persilatan aku menaruh perasaan kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya...."
Pek Khi-hong segera berkerut kening, selanya:
"Seandainya aku hendak bentrok dengan ketua Kuil Awan Hijau serta ciu tayhiap, entah kau bakal membantu siapa?"
Tertegun Li Bun-yang setelah mendengar perkataan itu, diam-diam pikirannya:
"Jahe memang makin tua semakin pedas, Belum sempat aku bertanya dia, ia sudah memojokkan aku lebih dulu...."
setelah termenung dan berpikir sejenak, sahutnya:
"Persoalannya ini benar-benar membuat aku menjadi serba salah, Kalau berbicara menurut aturan dunia persilatan, aku pasti akan menjatuhkan pilihan secara cepat dengan berdiri dipihakmu, tapi sekarang... aku berharap Locianpwee sudi memberi muka kepadaku dan menghilangkan sikap permusuhan ini menjadi persahabatan. Asal Locianpwee bersedia, maka masalah Ciu tayhiap dan ketua Kuil Awan HHijau serahkan saja kepadaku...."
Pek Khi-hong tertawa dingin, selanya:
"Kau salah paham, Antara aku dengan Ciu Huang serta ketua Kuil Awan Hijau tak pernah terikat dendam atau sakit hati, aku datang ke mari hanya ingin minta suatu barang."
"Barang apa yang kau kehendaki?" "sebotol pil jinsom berusia seribu tahun."
"Pil jinsom berusia seribu tahun.,.?" seru Li Bun-yang agak tertegun.
"Benar, pil jinsom berusia seribu tahun, Benda itu mempunyai hubungan yang sangat penting dengan diriku, jadi aku harus mendapatkannya."
"Menurut apa yang kuketahui, rasanya pil jinsom seribu tahun itu menjadi milik saudara Lim."
"Tapi dia sudah mengabulkan permintaanku dan menghadiahkannya kepadaku."
"soal ini... aku benar-benar tidak percaya. Dengan susah payah saudara Lim ini menempuh perjalanan jauh menghantar obat tersebut ke mari."
"Aku tak pernah bohong, kalau tak percaya tanyakan sendiri kepadanya...." ia berpaling menatap tajam Lim Han-kim, kemudian terusnya dengan suara dingin: "Ketika aku hendak mematahkan rantai borgolmu di pondok Lian-im-lu tempo hari, bukankah aku telah berkata minta imbalan pil jinsom berusia seribu tahun itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
RandomBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...