BAB 34 Ilmu Barisan Pembendung Musuh

1.8K 40 0
                                    

"Mungkin dia mempunyai taktik yang luar biasa."

" Justru di sinilah letak ketidak mengertianku. Kalau toh tak bisa menggunakan racun-lalu dengan cara apa kita bisa menaklukkan pemilik bunga bwee putih itu?"

Lim Han kim mencoba untuk berpikir sejenak, ketika tidak ditemukan juga jawabannya, dia pun berkata:

"Dia sangat pintar dan luar biasa, pengetahuannya sangat luas, aku percaya ia pasti menguasai segala macam ilmu barisan. jika kulihat dari ketelitiannya memeriksa keadaan di seputar kuburan raksasa ini, bisa jadi dia bermaksud menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya untuk mempermalukan pemilik bunga bwee putih itu."

"Yaa, bisa jadi begitu" seru Han si kong kegirangan "Akupun pernah mendengar orang bercerita tentang kepandaian tersebut Konon si dewa jinsom Phang Thian hua mahir juga dalam bidang ini, diseputar perkampungan pit tim san ceng nya bahkan ditebari pula pelbagai ilmu barisan..."

Mendadak dia berkerut kening, senyum gembira yang menghiasi wajahnya ikut lenyap pula tak berbekas, sambungnya: "Apabila dalam dunia persilatan terdapat banyak jago yang menguasai ilmu tersebut, berarti kepandaian semacam itu sudah tidak terhitung ilmu maha hebat lagi, Kau masih ingat sewaktu kita terjebak dalam barisan air yang diatur perkampungan Lak seng tong?

Aku percaya Hongpo Lan juga menguasai ilmu tersebut, bila semisalnya pemilik bunga bwee juga mahir dalam ilmu ngo heng dan ilmu barisan, bahkan persiapan yang kita buat jadi sia-sia belaka?"

Lim Han kim tertegun, lama kemudian ia baru berkata:

"jawaban yang pasti akan segera kita peroleh besok pagi. Apabila nona Pek betul-betul hendak menerapkan ilmu barisan, lebih baik kita tanyakan dulu kemampuannya."

Han si kong tahu Lim Han kim sendiripun tak dapat memberi jawaban yang tepat, karena itu dia tidak banyak bertanya lagi, Matanya segera dipejamkan untuk beristirahat namun dalam hati dia berpikir dan berpikir terus, bagaimana pun ia berusaha tetap sukar untuk menenangkan pikirannya yang kalut itu.

Dengan susah payah dia menunggu sampai mahatari muncul di ufuk Timur, Dengan perasaan tak sabar ia segera menarik Lim Han kim untuk lari masuk ke dalam ruangan batu.

Gadis berbaju putih itu sudah menunggu disitu, ketika melihat kehadiran dua orang itu, sambil tertawa serunya: "Kebetulan sekali kedatangan kalian berdua, kita berangkat sekarang saja"

Han Si kong adalah seorang yang berangasan dan tidak sabaran, tapi orangnya polos lagi jujur.

Dia tak pernah bisa menahan diri untuk menyimpan masalah yang mengganjal hatinya. Begitu berjumpa dengan gadis itu, ia langsung menegur:

"Nona, apakah kau bermaksud menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya untuk menghadapi pemilik bunga bwee?"

"Apakah kau kuatir dia pun mahir dalam ilmu barisan sehingga usaha kita sia-sia belaka?" tanya si nona berbaju putih itu sambil tersenyum.

"Betul Aku memang berprasangka demikian"

"Ilmu seperti Hoo kok, pat kwa atau Ngo heng bukan termasuk ilmu langka yang luar biasa, setiap orang yang punya otak dan bersedia untuk mempelajarinya pasti menguasai pengetahuan tentang kepandaian itu."

"Jadi kalau begitu nona tak akan menggunakan ilmu barisan untuk menghadapi pemilik bunga bwee itu.,,."

Gadis berbaju putih itu tertawa,

"Aku cuma seorang gadis lemah yang tak pandai main golok atau putar pedang, Jika tidak kupakai ilmu barisan untuk menghadapi pemilik bunga bwee itu, lalu apa yang mesti kulakukan?"

"Apakah nona menduga pemilik bunga bwee itu tidak mengerti ilmu barisan dan ngo heng?"

"Aku rasa bukan saja dia mengerti, bahkan sangat pandai dalam kepandaian tersebut."

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang