Mendengar perkataan itu, Lim Han-kim segera berpikir:
"Biarpun dedaunan pohon siong ini sangat rimbun, namun luasnya cuma satu kaki. Tidak susah bagi mereka untuk menemukan jejak kita. Dari pada ditemukan, lebih baik tampilkan diri saja secara gagah...."
Baru saja dia hendak melompat ke luar dari tempat persembunyiannya, mendadak dari kejauhan sana terdengar suara orang membentak:
"Ada di sini...."
Dua orang tosu kecil berpedang yang ada di bawah pohon segera menyahut dan meluncur ke asal suara tadi. Memandang dua sosok bayangan itu menjauh, Han Si kong menghembuskan napas panjang sambil bergumam:
"Berbahaya... sungguh berbahaya... nyaris tempat persembunyian klta ketahuan...."
Tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benaknya, segera ujarnya lagi:
"sungguh aneh, mana mungkin ada jago tangguh bersembunyi dalam selat sempit ini?"
Lim Han-kim menyingkap dedaunan yang menutupi tubuhnya dan enjot ke depan, tampak olehnya sesosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan sambaran petir sedang berlarian di selat tersebut, sementara dua sosok bayangan manusia mengejar dari belakang.
Tapi sayang jalan di selat itu sempit, dan lagi hanya terdiri dari satu jalanan saja. Bagaimana pun cepatnya orang itu berlari, akhirnya pasti akan terhadang juga oleh para pengejar.
Mungkin orang itu pun sadar kalau ia tak mungkin melarikan diri lagi. setelah sampai di tempat yang agak lebar dan datar, ia segera berhenti dan siap menghadapi musuh.
Dalam waktu singkat para pengejar telah tiba, Dua bilah pedang dengan membawa kilatan cahaya tajam langsung menusuk ke muka, saat itu malam semakin gelap hingga suasana amat redup, walaupun Lim Hankim dan Han si-kong memiliki ketajaman mata yang luar biasa, susah bagi mereka untuk mengikuti jalannya pertempuran itu dengan seksama.
Tampak tiga sosok bayangan manusia saling mengejar dan saling bergebrak. Cahaya pedang berkilauan membelah udara.Bila dilihat situasi pertarungan, tampaknya pertempuran itu berlangsung amat sengit.
sambil menghela napas Han si-kong berkata:
"saudara cilik, tampaknya ilmu silat yang dimiliki orang itu sangat tangguh, Hanya anehnya, dalam pertarungan sengit yang mempertaruhkan nyawa seperti ini, kenapa ia masih enggan menggunakan senjata?"
Lim Han-kim sendiri pun merasa agak heran, Biasanya kaum persilatan yang melakukan perjalanan dalam dunia kangouw, kebanyakan menggembol senjata tajam untuk persiapan, tapi kali ini ternyata sangat berbeda.
Mendadak dari balik rumah gubuk yang dibangun persis di tengah jalan setapak itu berkumandang suara suitan panjang yang amat nyaring, menyusul kemudian terlihat sebuah lentera merah kembali dikerek naik.
Di tengah kegelapan malam yang mencekam, lentera merah itu kelihatan luar biasa menyoloknya, juga penuh diliputi kemisteriusan dan keanehan-
Dua orang tosu kecil yang menyusul ke arena pertarungan itu pada awainya tidak bermaksud turun tangan, namun setelah mendengar suitan panjang dan melihat di-kereknya lentera merah, tiba-tiba saja sambil memutar pedang mereka menyerbu ke dalam arena.
Han Si-kong segera mendengus dingin,
"Hmmmm, sungguh memalukan, Tak nyana anak buah Thian-hok totiang hanya kawanan manusia yang mencari kemenangan dengan mengandalkan jumlah banyak."
ia sudah menaruh kesan jelek terhadap Thian-hok sangjin, ditambah lagi setelah menyaksikan pelbagai peristiwa yang penuh diliputi rahasia, menyebabkan ia berpendapat bahwa Thian-hok Sangjin tak lebih hanya seorang manusia munafik yang saleh di luar namun keji di hati kecilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/89548569-288-k570019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
De TodoBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...