BAB 27 Menjadi Ketua Hian-Hong-Kau

1.5K 42 0
                                    

"Dia adalah kakakku" Li Tiong-hui menambahkan. "Maaf... maaf..."

Lim Han-kim membungkukkan diri pula memberi hormat, sambil ujarnya tawar:

"Aku yang muda Lim Han- kim."

Tiba-tiba gadis cantik itu menempelkan bibirnya dekat telinga nyonya setengah umur itu sambil berbisik, "lbu, ilmu silat orang ini sangat lihay, sama sekali tidak berada dibawahku."

Nyonya setengah umur itu tersenyum, sambil berpaling kearah putrinya ia berkata: "Anak Hong, masuklah ke kamar dan ambil keluar kotak besi yang kusimpan di bawah bantal itu"

Gadis cantik berbaju hijau itu menurut dan segera melangkah masuk ke ruang belakang, tak lama kemudian ia sudah muncul sambil membawa sebuah kotak besi setebal satu inci.

Dengan tangan kanannya yang kurus kering nyonya setengah umur itu menerima kotak besi tersebut setelah memandang Li Bun-yang sekalian sekejap. ujarnya:

"Aku tahu kalian semua adalah sahabat karib nona Li, sedang Nona Li adalah tuan penolongku...." Berbicara sampai di sini, kembali ia terbatuk-batuk keras.

"lbu, sekarang sudah jauh malam, lebih baik perbincanganmu dengan nona Li ditunda besok saja setelah kesegaranmu pulih kembali...." bujuk gadis cantik itu sambil menguruti punggung ibunya.

"Anak Hong, bila tidak kuselesaikan pada malam ini juga, aku khawatir tak punya kesempatan lagi untuk berbincang-bincang dengan nona Li." Li Tiong-hui menghela nafas panjang.

"Sejak berpisah di tebing Kiu-liong-kang, dua tahun lalu, sungguh tak disangka penyakit Locianpwee bisa bertambah semakin parah."

"sebetulnya saat ajalku sudah lama tiba, tapi berhubung masih ada dua keinginanku yang belum terkabul maka aku bertahan terus hingga sekarang ini...."

Li Tiong-hui mendongakkan kepalanya memandang gadis cantik itu sekejap. kemudian katanya:

"Putri Locianpwee amat cantik dan pintar, aku percaya dia mampu meneruskan kedudukan Locianpwee Mengenai persoalan yang lain, asal kami semua sanggup melaksanakan kami pasti akan berupaya sekuat tenaga untuk memenuhi harapan Locianpwee itu."

Li Tiong-hui memang memiliki kecerdasan yang melebihi siapa pun, setelah berjumpa dengan nyonya setengah umur tadi, ia segera tahu bahwa nyonya penyakitan yang tanpa sengaja pernah ditolong di bukit Kiu-liong-kang dua tahun berselang itu ternyata tak lain adalah ketua Hian- hong- kau.

Nyonya setengah umur itu menghembuskan nafas panjang, ia berusaha membangkitkan kembali semangatnya, setelah itu baru ujarnya:

"Nona sangat cerdik, dapatkah kau menebak apakah yang menjadi dua keinginanku itu?"

"Waaah, kalau soal ini aku susah menduga...." setelah memutar biji matanya beberapa kali, sambungnya sambil tertawa merdu:

"Tapi apabila Locianpwee memaksa aku harus mempamerkan kebodohanku, baiklah, akan kucoba menebak dua hal yang menjadi keinginan Locianpwee itu, kesatu Locianpwee merisaukan masa depan perkumpulan Hian-hong-kau, kau takut partai ini menyeleweng dari jalur sebenarnya menjadi partai sesat yang merugikan dunia persilatan sehingga perjuangan locianpwe selama puluhan tahun jadi sia-sia belaka, bahkan diumpat semua masyarakat persilatan...."

Mendengar kata-kata itu, dalam hati kecilnya Han si- kong merasa sangat kagum, pikirnya:

"Memang sangat tepat kalau bocah perempuan ini dipanggil Tiong-hui. seperti juga namanya, ia betul bocah cerdik. Agaknya dia hendak menggunakan kata-kata tersebut untuk membujuk nyonya itu agar dia terharu dan benar-benar merubah niat serta tujuan partainya...."

sementara dia masih berpikir, nyonya setengah umur itu telah menyahut setelah menghela napas panjang:

"Dugaan nona Li memang tepat sekali, ketika aku berhasil merebut kedudukan ketua Hian-hong-kau dari tangan Ui-sik tojin tempo dulu, hatiku penuh diliputi rasa benci dan dendam. Aku ingin mempergunakan partai Hian-hong kau yang serba misterius ini untuk menciptakan badai pembunu han paling berdarah dalam dunia persilatan, oleh sebab itu aku telah membuang banyak pikiran dan tenaga dengan memindahkan markas besar Hian-hong-kau ini dari wilayah In-kui menuju ke daratan Tionggoan.susah payahku selama sepuluh tahun akhirnya berhasil menanamkan dasar kekuatan yang cukup kuat. Kini di Utara maupun selatan sungai besar telah kubangun delapan belas buah kantor cabang yang membawahi beratus-ratus kantor ranting yang tersebar luas di seluruh dunia persilatan.Pada waktu itu api benci dan dendam yang membara di dadaku membuatku bertekad ingin menaklukkan jago silat sebanyak-banyaknya dalam dunia persilatan, setelah itu baru badai pembunuhan yang paling berdarah mulai dilangsungkan"

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang