Tiga orang saudara lainnya dari empat ruyung Juan- pak serentak maju menghampirinya seraya menegur:
"Lotoa, apakah kau menyaksikan sesuatu yang aneh?" Dengan pandangan dingin lelaki itu menengok ke tiga orang itu sekejap. mulutnya tetap membungkam diri dalam seribu bahasa.
Tiba-tiba terdengar kakek berbaju kuning itu berseru:
"Apabila saudara bersedia untuk berbakti kepada majikan, harap berjalan ke arah Timur sejauh tiga tombak."
Lelaki itu menengok kearah kakek berbaju kuning itu sekejap lalu dengan langkah lebar berjalan menuju kearah Timur.
Kontan saja tindakan lelaki itu membuat suasana jadi gempar, yang paling cemas dan gusar tentu saja ke tiga orang saudara angkatnya.
Dengan penuh amarah ketua Hian-hong-kau berseru:
"Ia tidak menjawab pertanyaan, berarti belum tentu kemauannya sUka rela, aku tebak kalau bukan keracunan tentu sudah tertotok jalan darahnya."
"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri?"
Ketua Hian-hong-kau ini segera maju menghampiri lelaki tersehut, tanyanya dengan lembut:
" siapa namamu?"
" The Toa"
" Kau terluka?"
" Tidak"
" Keracunan?"
" Juga tidak."
" Lantas mengapa rela berbakti kepada pemilik bunga bwee?""Aku bukan anggota perkumpulan Hian-hong-kau, kau tak usah mencampuri urusanku." teriak The Toa gusar.
Ketua Hian-hong-kau itu agak tertegun. tapi segera ujarnya lagi lembut:
"Masih ingatkah kau bagaimana pemilik bunga bwee telah melepaskan racun tadi dan nyaris mencelakai jiwamu?"
" Kalau masih ingat kenapa?"
Ketua Hian-hong-kau menghela napas panjang, ia segera mundur kembali ke tempat semula, sementara itu ketiga anggota empat ruyung dari Juan-pak telah berderet keluar dari tenda, seperti The Toa, mereka pun berjalan menuju kearah Timur dan terdiri di sisi saudaranya.
Kejadian ini segera memancing rasa ingin tahu para jago, berduyun-duyun mereka masuk ke dalam tenda untuk mencoba, tapi sekeluarnya dari tenda, sikap mereka sama sekali berubah, dari sikap permusuhan kini mereka tunjukkan sikap yang setia kepada pemilik bunga bwee.
Tak selang sepertanak nasi kemudian sudah ada empat- lima puluh orang yang mengalami nasib sama.
Dengan terjadinya peristiwa ini bukan cuma Ciu Huang saja dibuat gelagapan, bahkan ketua Hian-hong-kau yang cerdikpun kelabakan dibuatnya, apa bila kejadian seperti ini dibiarkan berlangsung, sudah bisa dipastikan semua jago akan berpaling kearah lawan.
"Berhenti" bentak Ciu Huang tiba-tiba kepada para jago yang sedang berbaris memasUki tenda, "Biar aku yang mencobanya lebih dulu."
"Tunggu sebentar locianpwee" seru Li Bun-yang sambil menghadang, "Biar aku yang mencobanya lebih dulu."
"Ehmm. saudara Li cerdas dan berilmu tinggi, memang ada baiknya jika kau yang mencobanya."
Belum sempat Li Bun-yang melangkah masuk. mendadak ketua Hian-hong-kau berseru: "Daripada kau yang masuk. lebih baik biar aku saja yang mencobanya lebih dulu."
"Apabila aku pun berubah pikiran setelah keluar dari tenda nanti, belum terlambat bila kaucu juga ingin masuk ke dalam."
Ketua Hian-hong-kau menghela napas sedih, bisiknya kemudian:
"Kau mesti berhati-hati, dalam menghadapi setiap masalah yang penting harus dihadapi dengan pikiran tenang...."
Bicara sampai disitu ia melirik pemuda berbaju hijau itu sekejap. kemudian melanjutkan:
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
RandomBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...