BAB 7 Menyatroni Loteng Hui-jui-Io

2.2K 41 0
                                    

Thio Tay-kong menyarungkan kembali goloknya. sambil balikkan badan meninggalkan tempat itu, katanya lagi: "Bila berjumpa dengan sepasang Ular Dari Lautan Timur nanti, pasti akan kusampaikan keadaan yang sebenarnya kepada mereka."

Beberapa orang itu datang dengan garang, kini mereka harus pergi dengan loyo dan membawa kekalahan besar, keadaannya sungguh mengenaskan.

"Berhenti...." Tiba-tiba Yu siau-Iiong membentak keras, sambil mengayunkan pedangnya, ia mengejar.

"Biarkan mereka pergi" cegah Ci Mia-cu sambil mengebaskan senjata kebutannya.

Dengan gemas Yu siau-Iiong melototi Ci Mia-cu sekejap, kemudian baru menyarungkan kembali pedangnya, jelas ia merasa tak puss terhadap imam tersebut karena membiarkan musuhnya pergi dengan begitu saja.

Ci Mia-cu tersenyum, sorot matanya dialihkan sekejap ke wajah Yu siau-Iiong dan gadis berbaju hijau itu , lalu katanya:

"Kalian berdua masih begitu muda, ternyata memiliki ilmu pedang yang luar biasa sempurnanya, Aku percaya di kemudian hari kalian pasti akan menjadi sepasang pendekar pedang kenamaan."

Yu siau-Iiong sedikit pun tidak gembira atas pujian ci Mia-cu, katanya sambil menggelengkan kepalanya:

"Melepaskan mereka pergi dari sini, sama artinya membiarkan mereka jadi penunjuk jalan buat sepasang Ular Dari Lautan Timur.... Hmmmm Bagus Bagus sekali..."

Lim Han- kim mengerti, adik seperguruannya ini walaupun masih kecil namun mempunyai sifat tinggi hati, kecuali dia dan gurunya, perkataan siapa pun tak pernah digubrisnya, Takut bocah itu salah bicara sehingga bentrok sendiri dengan ci Mi-cu, buru-buru bentaknya. "Adik Liong, jangan bicara sembarangan-"

Yu siau-Iiong sendiri meskipun sangat nakal dan keras kepala, ia menaruh sikap yang amat hormat dan penurut terhadap Lim Han- kim. Mendengar bentakan itu dia pun tak berani membantah lagi, mulutnya ditutup rapat-rapat.

Li Bun-yang tertawa kepada Ci Mia- cu katanya: "Bukan maksudku membantu saudara Yu ini, tapi aku sependapat dengannya. Terlalu enak membiarkan mereka pergi dengan begitu saja."

Ci Mia-cu tertawa hambar. "saat ini ciu tayhiap sudah waktunya untuk siuman, Aku harus secepatnya masuk ke ruangan untuk mendampinginya. Bayangkan, mana mungkin aku bisa bertarung melawan mereka...." setelah berhenti sejenak, terusnya lagi dengan suara Iirih:

"saat ini, sukar bagi kita untuk menduga apakah ada obat mujarab yang bisa dipakai untuk menolong ciu tayhiap. Andaikata sampai terjadi pertempuran kita bisa kerepotan-..

"Padahal asal totiang tidak menghalangi niat kami sudah Iebih dari cukup, toh kami tak menyuruh totiang turun tangan sendiri"

"Sudahlah.... bagaimana kalau saudara sekalian beristirahat sejenak dalam ruangan? Aku harus pergi menengok keadaan luka yang diderita Ciu tayhiap.

Li Bun-yang tertawa dan manggut-manggut Dengan mengajak gadis berbaju hijau itu is sebera berlalu dari sana.

"Locianpwee, perlukah aku turut serta?" tanya Lim Han- kim Iirih.

"Setelah sadar dari tidurnya kali ini, aku tidak punya keyakinan untuk tetap mempertahankan kehidupan ciu tayhiap. Lebih balk Lim kongcu ikut bersamaku...."

Yu siau-Iiong biar kecil orangnya tapi sangat berpengalaman, sekalipun is tidak mendengar ci Mia-cu menyinggung tentang dirinya, tapi agaknya is tahu kalau dirinya tak boleh ikut serta.

Tiba-tiba saja dia pergi menyusul Li Bun-yang serta gadis berbaju hijau itu menuju ke bilik sebelah Barat. sekali lagi Ci Mia-cu dan Lim Han- kim memasuki gedung utama, menelusuri lorong bawah tanah dan masuk ke ruang rahasia.

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang