Kakek ceking berbaju abu-abu itu mendengus dingin, baru saja dia hendak membantah, gadis berbaju putih itu sudah bicara lagi:
"Kenapa kau mendengus? Memang betul setiap orang dapat mempelajari ilmu silat, tapi bukan berarti setiap orang mampu mempelajari ilmu silatnya hingga mencapai kesempurnaan yang luar biasa. Di sinilah pentingnya bimbingan guru pandai, tapi bakatlah yang sesungguhnya menempati faktor nomor wahid, Jika kulihat dari susunan tulangmu, meski bukan termasuk kelas rendah, paling banter kau cuma menempati urutan menengah. Dengan bakat seperti ini tak mungkin kau bisa mempelajari ilmu silat tingkat tinggi..., apa lagi ilmu silat macam Siu-lo-sam-si serta ilmu pedang naga langit...."
Suara bicaranya sangat rendah dan lemah, tapi sama sekali tidak terlintas perasaan takut atau ngeri, setelah menghembuskan napas panjang kembali dia melanjutkan :
"Apalagi kulihat usiamu sudah tidak terlalu muda, Bila dugaanku tak keliru usiamu pasti jauh di atas empat puluh tahunan, aku rasa agak terlambat untuk mempelajari ilmu Siu-lo-sam-si."
Tampaknya manusia berbaju abu-abu itu dibuat takluk oleh penjelasan gadis tersebut, setelah lama termenung ia baru ber-kata:
"Tapi paling tidak aku toh bisa mempelajari delapan jurus ilmu pedang naga langit."
"Tidak mungkin-..."
Jawaban si nona yang begitu tegas seketika membuat manusia berbaju abu-abu itu tertegun,
"Jadi menurutmu usaha ku selama ini sia-sia belaka...?" teriaknya penuh amarah.
"Inti kehebatan ilmu pedang naga sakti justru terletak pada jurus yang terakhir, yaitu melukai musuhnya dari jarak ratusan langkah dengan pedang terbang, jangan lagi kau, si penciptanya sendiri Lim locian-pwee pun sampai akhir hayatnya belum pernah berhasil menguasai jurus kedelapan dari ilmu pedang naga langit ini secara sempurna, Bayangkan saja sendiri, bakatnya beratus kali lipat lebih bagus dari bakatmu tapi ia gagal menguasai inti kehebatan ilmu pedang tersebut. Jadi, kalau kubilang kau tidak berbakat tentunya jangan kau artikan aku memandang rendah kemampuanmu"
Dengan termangu- mangu dan penuh perhatian manusia berbaju abu-abu itu mendengarkan semua penuturan si nona berbaju putih itu dengan serius.
Menunggu sampai gadis itu selesai bicara, dia baru bertanya:
"Masa tujuh jurus yang lainpun aku tak sanggup mempelajari?"
Sementara itu Lim Han-kim menghela napas di dalam hati, pikirnya:
"Ternyata pencipta delapan jurus ilmu pedang naga langit berasal satu marga dengan aku...."
Terdengar gadis berbaju putih itu menyahut sambil menggeleng :
"Tidak mungkin, jangankan tujuh jurus, satu jurus pun tidak mampu."
"Aaaah, masa iya?" Manusia berbaju abu-abu itu ma kin penasaran "Aku tidak percaya, cobakau terangkan dulu jurus yang pertama."
"Baik jika kau tak percaya silahkan saja dicoba, jurus pembuka ilmu pedang naga langit disebut "Naga sakti Terbang Ke Langit", Angkat pedang tinggi-tinggi menuding ke langit, tubuh bergerak mengikuti gerak pedang, langkah kaki mengikuti posisi Pat- kwa yang dikombinasikan dengan posisi Kio-kiong. Dalam posisi demikian paling sedikit kau mesti melompat satu tombak tingginya ke udara, dengan demikian di saat meluncur turun ke bawah jurus seranganmu baru bisa dirubah menjadi jurus "Naga Air Menyeberangi samudra". Nah, sekarang bayangkan sendiri kemampuan ilmu meringankan tubuhmu, sudahkah mencapai taraf seperti itu di mana tubuh harus melambung ke udara tanpa bantuan benda pijakan tapi Cukup mengandalkan tenaga getaran dari pedang sendiri, Asal kau merasa mampu berbuat demikian kita bisa bicara lebih lanjut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Keadilan I
RandomBagaimanakah jika tiga orang wanita yang bukan hanya sangat cantik tetapi memiliki kesaktian, kekuasaan, kecerdikan luar biasa mencintai seorang pria yang dalam banyak hal tidak melebihi dari para wanita yang mengejarnya? Lim Han Kim dan adik angkat...