BAB 13 Ketua Perkampungan Kolam Enam Bintang

2K 41 0
                                    

Lim Han-kim bukan turun tangan membantu, dia malah mundur tiga Iangkah dari sisi arena, Segenap perhatiannya dicurahkan pada perubahan jurus serangan yang digunakan kedua orang itu, seakan-akan dia ingin mencari titik kelemahan Hongpo Lan dari pertarungan mereka berdua.

Pada saat itu, keempat lelaki berpakaian ringkas itu sudah menyebarkan diri membentuk sebuah barisan yang berbentuk setengah bulat dan mengurung beberapa orang itu rapat-rapat. Masing-masing tampak membawa sebuah lencana besi sepanjang satu depa dua inci di tangan kiri yang disilangkan di depan dada.

sementara tangan kanannya meloloskan pedang yang tersoren dipunggung, Sikap mereka amat serius dan siap melancarkan serangan.

Setelah melancarkan empat buah pukulan, Han si-kong mulai sadar bahwa malam ini dia telah menjumpai musuh tangguh yang jarang ditemui selama ini, ia memang sudah lama berkelana dalam dunia persilatan.

Selama puluhan tahun, pelbagai pertempuran sengit telah dialami sehingga pengalaman serta
pengetahuannya sangat luas.

begitu selesai melancarkan empat buah pukulan, hawa murninya segera dihimpun dan secepat kilat melompat mundur sejauh tiga depa. Di situ ia berdiri tegak sambil menunggu datangnya ancaman.

"Hati-hati, kini giliran aku yang melancarkan serangan." jengek Hongpo Lan dingin sambil menerjang maju ke depan, tangan kanannya diayunkan ke muka menyongsong dada musuh dengan jurus "Memancing ikan Di sungai Es".

Han si-kong dengan telapak tangannya yang tajam bagaikan golok balas membabat tubuh musuh dengan jurus "Memotong Bukit Membelah Awan"

Menghadapi ancaman semacam ini, Hongpo Lan sama sekali tidak membatalkan serangannya, is tunggu sampai telapak tangan Han si-kong hampir mengenai tubuhnya, tiba-tiba kelima jari tangannya dipentangkan lebar-lebar dan berbalik mencengkeram pergelangan tangan lawan .

sesungguhnya jurus serangan itu hanya sebuah jurus Ki-na-jiu yang sangat sederhana dan umum, tapi karena dipergunakan pada saat dan detik yang sangat tepat maka hasilnya adalah daya pengaruh yang luar biasa dahsyat dan hebatnya.

Buru-buru Han si-kong merendahkan pergelangan tangannya untuk menghindar ia nyaris berhasil melepaskan diri dari ancaman, tapi dengan adanya kejadian itu maka dia pun kehilangan posisi yang menguntungkan- Pada saat itulah tangan kiri Hongpo Lan telah menyambar tiba dan menyodok secara berantai dalam sekejap mata dia telah melancarkan enam buah pukulan maut.

Dengan susah payah Han Si-kong memberikan perlawanan yang gigih, walaupun akhirnya dia berhasil jugs menghindarkan diri dari keenam jurus ancaman itu. Tak urung tubuhnya terdesak jugs hingga mundur sejauh tiga Iangkah, sementara peluh telah membasahi jidatnya.

Mengikuti jalannya pertempuran yang sedang berlangsung, diam-diam Lim Han-kim berpikir:

"Nama besar Han Si-kong diperoleh dengan susah payah dan perjuangan yang gigih Jika ia sampai terluka di tangan Hongpo Lan malam ini, niscaya nama besarnya ikut hancur dan hatinya tentu sakit sekali. Kenapa aku tidak segera menggantikan kedudukannya mumpung menang kalah belum ketahuan hasilnya."

Berpikir sampai di situ, ia segera melompat maju ke muka menghadang jalan pergi Hongpo Lan dan berdiri persis di muka Han Si-kong, sambil berpaling bisiknya:

"Locianpwee, setelah dipenjarakan selama dua tahun Iebih, kekuatan tubuhmu tentu belum pulih kembali, Bagaimana kalau babak pertempuran ini serahkan kepadaku saja ?"

Tanpa menunggu persetujuan dari Han Si-kong, telapak tangannya Iangsung disodok ke muka melancarkan sebuah pukulan, Hongpo Lan tertawa dingin Jengeknya:

"sejak tadi aku toh sudah anjurkan kepada kalian berdua agar turun tangan bersama, kenapa kamu berdua tak mau menuruti nasehatku?"

Badannya mengegos ke samping menghindarkan diri dari datangnya gempuran.

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang