BAB 32 Bunga Bwee Putih

1.7K 47 0
                                    

Dengan cepat pemuda itu memberi hormat, lalu ujarnya:

"Aku merasa berterima kasih sekali dengan maksud baik nona, tapi aku benar benar tidak mempunyai persoalan yang menyusahkan diriku, Tentang pertolonganku atas diri nona, aku telah menerima balasannya dengan penyembuhan lukaku. Nah, aku mohon diri lebih dulu."

"Tolong tunggu sebentar" seru gadis berbaju putih itu sambil menghela napas. "Perkataanku belum selesai kuutarakan."

Sambil berhenti dan berpaling Lim Han kim bertanya: "Nona, apa yang hendak kau sampaikan? cepat katakan sebab aku harus secepatnya pergi dari sini."

"Kepandaian silat yang kau miliki jauh lebih tangguh daripada kepandaian kami, untuk melindungi keselamatan kami bertiga memang lebih dari cukup, Tapi kau belum sanggup menandingi kehebatan ilmu silat para jago yang sekarang berkumpul di rumah makan Kun eng lo..."

Setelah mengatur napasnya yang tersengal, kembali lanjutnya:

"situasi pada saat ini sudah jelas sekali Kita sudah berada dalam posisi harus bersatu padu, dalam hal ini aku yakin kau tentu sudah mengerti bukan."

Lim Han kim tertegun, serunya cepat: "Tolong dijelaskan Lebih jauh."

"Dengan mengandalkan kepandaianmu dan kecerdasanku tidak susah bagi kita berdua untuk melakukan suatu pekerjaan besar di kota si ciu. Kesempatan semacam ini jarang sekali dijumpai Aku harap kau berpikir tiga kali sebelum mengambil keputusan."

"Tujuanku kemari hanya ingin mencari orang, bukan berniat mencari nama besar dalam dunia persilatan"

"Beritahu kepadaku, siapa yang sedang kau cari?"

"Adikku"

"Kalau kulihat dari alis matamu yang berkerut,rupanya kau sudah tak sabar lagi melayani pembicaraanku"

"Aku kuatir temanku menunggu lama, maka aku mesti secepatnya kembali ke tempat semula."

"Kalau kulihat dari niatmu yang begitu besar untuk pergi, tampaknya susah bagiku untuk menahanmu lagi. Aaai... Kita memang belum pernah berkenalan sebelumnya, tapi atas budi kebaikanmu yang telah selamatkan jiwa kami, baiklah, kuputuskan untuk menunggumu selama tiga hari di tanah kubur Liat hu bong ini. Dalam tiga hari ini, apabila kau menjumpai masalah yang sulit dipecahkan, atau mungkin rindu kepadaku, datanglah setiap saat kemari"

Ia berbatuk-batuk sejenak. kemudian setelah mengatur napas tambahnya:

"Selewatnya tiga hari kau tak usah datang kemari lagi, sebab selama hidup mungkin kita tak ada kesempatan lagi untuk saling berjumpa."

Sesungguhnya dalam benak Lim Han kini terdapat banyak sekali persoalan rumit yang ingin ditanyakan kepadanya, hanya saja ia selalu didahului gadis tersebut yang menyebabkan dia merasa harga dirinya telah dilangkahi.

Dengan wataknya yang tinggi hati. tentu saja timbul kekuatan membangkang yang sangat kuat yang membuat pemuda ini segan banyak bertanya, Ditambah lagi ia menguatirkan keselamatan Han si kong, hal mana membuat niatnya untuk kembali ke kota si ciu semakin kuat, Dia segera memberi hormat sambil ujarnya:

"Akan kuingat baik- baik pesan nona ini,jika menjumpai masalah pelik, dalam tiga hari mendatang aku tentu datang lagi kemari untuk minta petunjuk." selesai bicara dia tinggalkan ruangan itu dan berlalu dengan langkah lebar.

Setelah keluar dari kompleks tanah pekuburan Liat hu bong sejauh dua tiga li, dari kejauhan ia saksikan dua orang lelaki bersenjata golok panjang yang aneh sekali bentuknya sedang mengerubuti seorang lelaki cebol bersenjata ruyung. pertarungan berlangsUng sengit sekali.

Di bawah keroyokan dua bilah golok panjang itu, si lelaki cebol tersebut benar-benar keteter hebat dan tak sanggup lagi melancarkan serangan balasan, posisinya berbahaya sekali.

Pedang Keadilan ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang