27 (b) | Sepatu Kaca

1.8K 156 13
                                    

S e p a t u k a c a

M e l e d a k  (1)

27 (b)

______

Notice:

Gue udah nulis part ini hampir kelar. Tapi tiba-tiba ilang. Jd badmood. Maap jk akan membuat mual-mual sehabis baca.

Vote komen and share ya gaes. Ntar gue update cepet deh. Haha.

______

Kata para cowok, cewek paling serem ketika datang bulan. Sensitifnya tingkat tinggi. Dulu, ketika Mentari dan Bundanya sering datang bulan dalam periode yang sama, Bintang selalu mengalami depresi dadakan. Itu karena ia selalu menjadi korban kejahanaman cewek-cewek datang bulan. Dan drama itu kembali terjadi...

Hari ini. Di koridor kampus yang ramai lancar selayak jalan tol.

Dia dihadang Biru.

****

Dua hari uring-uringan tidak jelas, Bulan lagi-lagi membuat ulah. Matanya sudah membengkak semenjak semalam. Ia benar-benar diabaikan Bintang. Pagi ini seusai bangun tidur, ia lagi-lagi menangis karena tak ada chat masuk ataupun panggilan dari Bintang.

"Hasyah! Cowok bego!" makinya melengking menunjuk-nunjuk foto Bintang di ponselnya.

"Tapi kangen,"lirihnya dan kembali tersedu.

Semalam Keira--mamanya dibuat kewalahan. Menemani putrinya yang galau bukanlah suatu hal yang mudah. Bulan akan tertawa ketika melihat film horor, lalu menangis keras-keras saat diputarkan film komedi.

"Mereka jahat. Gue nangis malah ketawa-ketawa,"gerutunya lalu menangis semalaman hingga tertidur.

Berjalan gontai menuju kamar mandi, ia mencuci muka dan bergegas mandi.

"Lo! Gimana bisa lo buat gue segila ini? Ini tidak adil! Lo juga harus sama gilanya!" tunjuknya pada cermin sebelum pintu kamar mandi ditutup dengan suara berdebam.

Tiga puluh menit kemudian penampilan bak zombienya telah berubah. Dengan setelan hitam putih dan selempang abu-abunya, Bulan keluar kamar. Kali ini ia mengenakan topi pink untuk menyamarkan wajah walaupun juga percuma.

"Mau kemana?" tanya Mamanya yang tengah memasak nasi goreng. Harumnya menguar lezat.

"Mau ketemu Bintang, Ma."

"Emang udah gak marahan lagi?"
"Ya makanya aku butuh ngomong sama itu anak. Ngeselin banget sumpah."

Keira hanya mangut-mangut, "sarapan dulu? Kamu belum makan dari semalem."

Bulan menggeleng, "aku gak laper, Ma. Entar aja kalo udah ketemu Bintang. Pamit dulu, Ma. Dadah," pamitnya lalu mengecup pipi Keira dan beranjak pergi.

Di dalam mobil, ia mengamati penampilannya sekali lagi. Ah, lupa memakai lipstik. Warna nude kesukaannya kemudian dipoleskan pada bibir cantiknya.
"Oke. Lets go!"

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang