GENG ANAK
HITSBAGIAN TIGA BELAS
••••
Hal pertama yang dilihat Bulan ketika menginjakkan kaki di Kota Surabaya sejam yang lalu adalah sekumpulan teman-teman Bintang yang sama sekali tak dirinya kenal. Salah satu dari mereka mengenalkan diri jika namanya Saka Aljibaran, ajaibnya cowok itu meminta foto dan saling follow instagram yang tentu saja diangguki oleh Bulan.
Awalnya Bulan pikir jika acara liburan Bintang di Surabaya bukan agenda bersama teman-teman di BEM nya. Dengan senyum jumawa, Bulan mengulurkan tangan berkenalan dengan mereka satu persatu. Ada Raga, dia cowok berambut gondrong yang katanya sudah semester tujuh dan sedang dibuat galau karena skripsinya yang baru memasuki bab 2. Adalagi gadis berambut ombre abu-abu bernama Gigi, katanya bendahara umum yang pelit sekaligus merangkap anggota teater fakultas. Yang paling petakilan dan terlihat seperti playboy kelas kakap namanya Adam. Katanya kembaran dari Adam Levine yang terbuang di Indonesia, dari garis rahangnya yang tegas Bulan akui jika Adam memang sememesona itu. Dan yang terakhir tentu saja Bintang yang baru Bulan ketahui jika cowok itu baru semester lima jurusan desain komunikasi visual dan Presbem yang hobi demo di jalan. Tak heran jika waktu itu ia bertemu Bintang waktu ada acara demo.
"Gue sekarang percaya deh sama gosip yang beredar," kata Gigi mengibaskan rambutnya. Di sampingnya Adam menggerutu karena terkena kibasan rambut Gigi tepat di wajah. "Gue gak nyangka loh, kok lo mau sama dia?"
"Tolong dikondisikan ya,"kata Bintang buru-buru menyela. Tangannya terangkat memanggil pelayan kafe. "Bul, mau makan apa?"
"Cie perhatiannya si presbem kita,"ledek Raga setengah tertawa. Kakinya terangkat menyilang lantas menyulut rokok di sela-sela bibirnya. "Sori ya, gue ngerokok dulu."
Bulan menghela napas pendek, "samaain aja kaya lo."
Bintang mengernyit heran namun tak ayal menyebutkan pesanannya pula. "Tumben. Biasanya makan lo kan banyak. Lo gak sakit, kan?"
Bulan menggeleng, "Enggak. Apaan deh berlebihan banget."
Bintang menghendikkan bahu, kini perhatiannya kembali tertuju pada teman-temannya yang sibuk berceloteh ngalor-ngidul.
"Jadi gitu, Tang. Rencananya Bem mau adain aksi minggu depan." Adam menjelaskan. Sesekali cowok itu mengedip genit pada gadis-gadis yang tampak bening di matanya.
"Udah buat surat ijin dan tetek bengek emang? Buat dulu deh. Dan lagi, kalo gak penting-penting amat dan gak faedah mending gak usah."
Bulan menyerutup ice choco sesekali mencoba mencuri dengar. Dia sama sekali tak mengerti dunia mereka, untung ada Saka yang sesekali mengajaknya berbicara.
"Bahasannya jangan serius-serius banget dong, ini kasian si Bulan dianggurin,"sela Raga setelah mematikan rokoknya. Menyugar rambutnya ke belakang, ia tersenyum simpul pada Bulan. Menggeser ponselnya hingga berhenti di depan Bulan.
"Give me your number phone," katanya sedikit memiringkan kepala. Bulan terperangah, tak menyangka jika sosok Raga Herjuna sefrontal ini padanya. Tersenyum kikuk, Bulan tampak menimbang-nimbang.
"Santai aja sih, gue gak bakalan neror lo."
"Okay." Bulan meraih ponsel Raga ke genggamannya. Layarnya terkunci oleh password membuatnya kembali mendongak menatap Raga.
"135728,"kata Raga tanpa suara. Sekali lagi Bulan dibuat terkejut, bagaimana bisa Raga mengatakan sandi ponsel padanya secara gamblang seolah sudah mengenal dekat. Segera menunduk, Bulan mengetikkan nomor ponselnya tepat. Segera menyerahkan kembali ponsel Raga pada cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Bintang
Fiksi Remaja[COMPLETED] Bintang selalu merasa bahwa cinta tak pernah berpihak padanya. Sebagai mahasiswa desain komunikasi visual dan Presbem FSRD, kegiatan hariannya padat. Kisah cinta pandangan pertamanya pada Biru Cendana berakhir tragis--penuh keegoisan. L...