10 | Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan

1.8K 142 2
                                    

Hai. Dont forget to give your vote and comment.
Happy reading!!


|Bulan & Bintang  |

UNTUK PEREMPUAN YANG
SEDANG DI PELUKAN

BAGIAN SEPULUH

••••

MOTOR vespa itu sudah lama berhenti. Kemungkinan sejak lima belas menit yang lalu dan hanya suara dengkuran halus dan embusan napas pelan yang terdengar. Bintang melepas helmnya dan meraih earphone di saku celana beserta ponselnya.

Sebelah tangannya memegangi tangan Bulan yang melingkar di pinggangnya agar tak terjatuh. Beberapa orang tampak bercengkerama asik di spot-spot tertentu. Memasangkan earphone di telinganya, Bintang belum berniat untuk membangunkan tidur Bulan meski pun posisinya tampak kurang nyaman untuk tidur nyenyak.

Menyugar rambutnya ke belakang, alunan lagu dari playlist mulai berputar. Sebuah lagu milik Jaz--dari mata membuat Bintang bersenandung lirih.

"Matamu melemahkanku..."

Bulan bergerak pelan, matanya mengerjap cepat lantas buru-buru menegakkan duduknya membuat motor hampir saja oleng. Bintang mendengus, kakinya kembali menegakkan motor dan berbalik ke balakang memicingkan matanya menatap Bulan.

"Dasar pelor!"

"Ish,"decak Bulan kemudian menguap lebar tanpa menutup mulutnya. Jari-jarinya mengucek matanya sembari menyingkirkan belek di mata. Hidungnya mengendus-endus aroma mie rebus lantas mengedarkan pandangan.

"Ini di mana?"

"Bukit Bintang, buru turun!"

Bulan menurut, setelah turun dari motor ia langsung menarik tangan Bintang menatap keindahan yang terhampar di depan matanya.

"Gila! Keren..."pujinya bertepuk tangan pelan, "lo tahu tempat ini dari mana?" tanyanya menoleh Bintang cepat.

Sekilas Bintang tertegun mendapati pandangan berbinar dari mata Bulan, ia mengerjap linglung kemudian buru-buru kembali bersikap normal. "Punya ponsel pintar buat apa aja lo?" Bintang kemudian duduk berselonjor, tangannya menumpu tubuh ke belakang dengan pandangan lurus ke depan. Kerlap-kerlip lampu malam kota Yogyakarta seolah menjadi saksi bisu ketika ia merasakan degup jantungnya yang mendadak bertalu-talu.

"Wah! Ini cantik banget,"puji Bulan sekali lagi. Pandangan kagumnya masih tertuju pada suguhan di depannya. Kini rambutnya masih dikepang seperti saat pemotretan tadi memperlihatkan leher panjangnya yang terlihat indah. Sedikit rona pada pipinya membuatnya terlihat manis ketika tersenyum.

"Gue laper, pengen makan mie." Bulan menunjuk salah satu kedai yang tampak ramai. Aroma mie rebus yang menguar seolah-olah melambai-lambai memanggilnya mendekat.

"Lo gak takut gemuk?"

Bulan mengibaskan tangan, "Halah! Gampang nanti diet lagi,"kata Bulan enteng. Langkah kakinya yang panjang mempercepat sampai di depan kedai, tanpa basa-basi ia segera duduk di tempat yang baru saja kosong dan menarik Bintang duduk tepat disampingnya.

Menunggu makanannya siap, Bulan menghidupkan ponsel menunduk membuka sosial media. Suara genjrengan gitar yang terdengar asal-asalan dari arah luar mengalihkan fokus Bulan, kepalanya mendongak mencari sumber suara kemudian hanya tersenyum tipis. Kepulan asap mie tersaji di hadapannya, meraih sumpit dan menuangkan beberapa potong cabe, Bulan mulai menyumpit mie nya memasukkan ke dalam mulut. Bintang tak memasan makanan, hanya memasan kopi hitam tanpa gula yang jelas akan terasa sangat pahit dan Bintang suka.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang