RAMAYANA
BAGIAN DUA BELAS
•••
Udara pagi terasa begitu menyejukkan. Rambutnya yang masih acak-acakan yang diterpa sinar pagi membuat Bintang terlihat sedikit lebih memesona. Cowok itu baru saja selesai mandi ketika gedoran di pintu kamarnya terdengar tak sabaran. Meraih kaos merah polos dengan cepat, buru-buru Bintang meloloskannya di tubuh lantas membukakan pintu.
"Yuhuu! My tour guide!"
Bintang membuka pintu kamarnya lebar-lebar membiarkan Bulan langsung menginvansi kasurnya. Gadis itu kini asik mengunyah roti keju dan memegang sekotak susu coklat sebagai sarapan.
"Gue laper banget, kita makan dulu ya!"
"Itu lo udah makan."
"Gue masih laper." Bintang menghela napas pendek, memakai sepatunya segera dan mengalungkan kameranya di leher. "Tuh rotinya enak?"
"En--"
Bintang sedikit menunduk, mencuri gigitan pada roti yang dimakan Bulan, "Enak ternyata,"katanya santai tanpa peduli wajah melotot Bulan.
"Jatah roti gue lo makan! Nyebelin banget sih!" gerutu Bulan mencak-mencak. Bintang hanya menghendikkan bahu.
"Yuk. Katanya laper perut karet."
"Apaan sih." Mendadak Bulan merasa salah tingkah sendiri karena gerakan tangan Bintang yang menepuk-nepuk kepalanya pelan. Memalingkan pandangan segera, ia berjalan keluar terlebih dahulu sementara Bintang terkekeh pelan."Dasar cewek. Gitu aja baperan."
----
Soto ayam dihadapan Bulan terasa begitu menggiurkan. Menaburkan bawang goreng dan menuang kecap, gadis itu mulai mengaduk-aduk sotonya. Rambutnya kini diikat satu agar tak ribet sendiri, Bintang mengamatinya sesaat lantas mulai memakan sotonya. Pagi-pagi sarapan soto terasa menghangatkan.
"Dikasi perasan jeruk yang banyak tambah enak." Bintang meraih beberapa potong irisan jeruk.
"Lo sering ke Jogja sendiri kaya gini?" Bulan bertanya penasaran.
"Sering. Lagian habis ini gue mau ke Surabaya.""Ngapain?"
"Liburan lah." Bintang menjawab santai. Menyerutup es teh miliknya, ia menyelesaikan makannya. Perutnya sudah terasa penuh.
"Ikut dong."
"Lo siapa gue?" Bulan mendengus, memberengut kesal. Pandangan matanya kemudian teralihkan pada jajaran penjaja becak di pinggir jalan.
"Gue ikut, ya, ya... Ya?" Mengedipkan matanya sok diimutkan, Bintang tergelak. Meminum teh nya buru-buru mendengus geli melihat ekspresi Bulan.
"Gue bayarin deh, Tang. Anggap aja lo tour guide gue."
Tanpa berpikir panjang Bintang menjawab semangat, "Deal!"
"Yippie! You're mine today!"
"As your wish."
----
Menyandarkan kepalanya di jendela bus, Bulan menyampirkan rambutnya ke belakang telinga. Di sebelahnya Bintang justru asik memainkan ponsel tampak sibuk sendiri. Beberapa titik kemacetan membuat mereka belum sampai di tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Bintang
Teen Fiction[COMPLETED] Bintang selalu merasa bahwa cinta tak pernah berpihak padanya. Sebagai mahasiswa desain komunikasi visual dan Presbem FSRD, kegiatan hariannya padat. Kisah cinta pandangan pertamanya pada Biru Cendana berakhir tragis--penuh keegoisan. L...