18 | Duel

1.5K 129 6
                                    

DUEL

BAB DELAPAN BELAS

*****

Bulan tidak habis pikir, ia benar-benar akan duel dengan Bintang. Setelah mengganti setelan bajunya dengan kaos abu-abu dan celana training selutut, ia mengikat rambutnya menjadi satu bagian tinggi-tinggi.

"Kalo lo mau nyerah sekarang, bilang aja."

Bulan mendengus, "gak semudah itu!" tubuhnya melakukan peregangan sebelum memulai. Ternyata tak jauh dari area lapangan basket umum itu terdapat sebuah bangunan bertingkat dua yang berfungsi sebagai area latihan wushu. Jelas mereka harusya salah tempat, tapi masa bodoh.

Terdapat sebuah matras lantai yang telah tertata rapi, Bintang menengok jam di tangannya, tepat pukul lima sore, pantas saja langit mulai gelap.

"Gimana, mulai?"

"Okay! Peraturan bebas." Dengan itu Bulan langsung mengambil ancang-ancang kuda-kuda. Ia buta akan kemampuan beladiri Bintang, tak menampik jika ia juga merasa cemas akan kalah. Sejatinya dulu ketika masih sma, Bulan seorang atlet taekwondo bahkan pernah memperoleh medali emas olimpiade nasional.

Kepalan tangan Bulan hampir saja meninju sisi kiri wajah Bintang, sayangnya Bintang terlalu cepat menghindar. Serangan bertubi-tubi diantara keduanya bagaikan serangan tanpa arti. Bulir-bulir keringat mulai turun membasahi wajah dan sekitaran leher.

"Kalopun gue kalah, lo gak bakalan bisa lepas dari gue gitu aja."

Bintang memutar bola mata, "Pede lo ketinggian."

"Gue bakalan ngebuat lo jatuh cinta sama gue beneran." memanfaatkan kelengahan Bintang, Bulan menarik tangan Bintang, gerakannya terlalu cepat ketika membanting tubuh Bintang diatas matras, menguncinya seketika.

"Sepuluh."Bulan mulai berhitung.

"Gak akan semudah itu lo menang,"kata Bintang dengan suara tertahan, menahan kuncian ditangannya dan berusaha bangkit mengubah keadaan. Dan secepat itu pula Bintang melepaskan diri dari kuncian Bulan.

"Ada kata-kata terakhir?"tanya Bintang jelas sarat ejekan.

Bulan diam, tatapan matanya justru hanya terfokus pada Bintang, mengunci pandangan diantaranya lantas tersenyum tipis.

"Lo masih marah sama gue?"

"Gak usah nanya dan lo tahu jawabannya."

Bulan enggan memutuskan kontak mata diantara mereka, "sayangnya gue bukan cenayang yang serba tahu."

"Berarti lo bego,"kata Bintang datar tanpa nada.

Bulan mengangguk, tangannya terlepas dari kuncian Bintang, sepertinya cowok itu menyudahi acara duel mereka, mengansumsikan sendiri akan kemenangannya.

"Lo mau kemana?" Bulan lekas duduk, menahan langkah kaki Bintang dengan memegangi pergelangan tangannya.

"Menghindar dari lo."

Dan naas tubuh Bintang terpelanting ke belakang ketika Bulan menariknya dengan sengaja. Terjatuh terlentang di atas matras lantas Bulan mengunci pergerakannya dengan menumpu kedua tangan di sisi bahu.

"Gue serius sama kata-kata gue,"katanya pelan, "Gue bakalan bikin lo jatuh cinta sama gue."

Tanpa peringatan lagi, Bulan mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya pada bibir Bintang dengan sengaja. Aksinya itu refleka membuat pikiran Bintang mendadak kosong, matanya membulat senpurna, tak menyangka.

Untuk sepersekian detik berikutnya tak ada sebuah gerakan, hingga Bulan mengakhirinya dengan sebuah kecupan dan lekas duduk.

"I love your lip, thats sweet." Bulan tersenyum manis, bangkit berdiri dan melambaikan tanganya seraya melangkah menjauh.

Bintang tercenung, untuk beberapa lama kemudian dia tersadar. Ada sebuah kertas memo menempel di lengannya bertuliskan dengan sebuah spidol warna perak.

You get lost.

****

Fyi, hanya sependek ini. Entah kenapa gue nulis agak banyak sekitar 600 kata dan yang keluar di publish cuma 400 kata. Yasudah....

Per update hanya 500-800 kata biar rajin update dan gk kelamaan.

Selamat menikmati aja..

Af
10/10/17

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang