2. Kacamata

7.5K 365 0
                                    

Hujan, kayaknya sudah beberapa jam yang lalu. Beberapa orang nekat berlari mendekati angkot yang berhenti. Beberapa orang kembali masuk kedalam untuk sekedar cuci mata lagi. Dan beberapa orang sepertiku melamun bak manekin yang tertempias hujan.

Dasar tukang PHP. Kalo memang gak sempat kenapa suruh orang lain untuk datang?. Ngerjain aku?. Sakit tau gak diginiin!.

"Kamu nangis?"

"Stop, nguntitin aku!!"

"Aku?"

Hah??. Aku berbalik menatap laki-laki berjaket biru, jeans butut panjang dan sandal swallow biru yang matching dengan jaketnya. Tangan kirinya menenteng plastik putih merek produk makanan. Wajahnya bulat-bulat lonjong (??) ada jerawat di bawah dagunya sebesar kacang ijo, merona. Rambutnya lepek karna tempias hujan dan kacamatanya buram.

"Siapa?"

Laki-laki itu tersenyum lalu mengacungkan dua jari di tepi wajahnya sok imut "Jerry"

Idih, lebay

Huah?!

"Jerry??!, ngapain kesini?!!"

"Gak boleh?. WTC kan tempat umum" jawabnya sinis.

"Pulang gih sana, kerjain Peer" aku mengalihkan pandanganku, menunduk. Duh, aku malu kepergok nangis didepan anak labil ini.

"Kamu nangis?" nanya lagi

"Gak kena tempias hujan" jawabku masih menunduk.

"Duh, sini dong" ia menyeret ku mundur beberapa langkah. "Jangan main hujan nanti demam"

Aku memukul lengannya geram "Jangan kebiasaan ngatur orang tua?!"

"Siapa yang ngatur?, aku cuma care kok. Kalo kamu demam siapa yang repot? Kan kamu sendiri"

"Kamu kamu" aku melirik horor

"Eh iya, kakak" ia tersenyum senyum sipu. "Kakak nangis?" nanya 3 kali.

"Nggak!!"

"Itu matanya merah"

"Sotoy"

"Gimana datenya kak?"

"Kepo!"

"Kakak galau ya?"

Aku menatapnya bengis "Tanya lagi, pecah kacamatamu!"

"Gak apa-apa asal galaunya hilang" ia melepas kacamatanya lalu memberikannya kepadaku.

"Jangan lebay!" aku menepis tangannya hingga kacamata itu jatuh.

Aku meninggalkan laki-laki itu ketika dia mengambil kacamatanya yang jatuh tak jauh dari parkiran mobil, Hujan-hujanan. Sesekali aku menoleh memastikan apakah ia masih membututiku atau tidak.

Bodoh!

Aku berbalik lagi ketika suara klakson mobil terdengar menginterupsi seseorang. Laki-laki berjaket biru yang menunduk-nunduk kayak orang korea masih menenteng plastik putih.

"Matamu pake Jer!" kataku menariknya ketepi setelah menemukan kacamatanya yang retak.

"Aku nyarinya pake hati bukan pake mata" katanya tertawa menyapu wajahnya dengan dalaman jaket yang tidak basah.

"Bisa ya ketawa? Kamu hampir mati gara-gara kacamata tau gak sih?!"

Dia malah senyum-senyum. "Kakak nangis?" nanya empat kali

"Iya bodoh!, puas?!" komplit sudah kasus hari ini!.

"Kak"
.
"?"

Dia membuka jaketnya lalu menyandangkan ke bahuku"Pegangan sama aku"

Duh dek, Aku kan jadi makin Melo...

"Ayo pulang" ajaknya menarik lenganku.

"Salah jalan Oii!!"

"Ah, ya gak nampak kak. Hihihi" dia tersenyum sok imut.

_oOo_

"Janjikan bantuin aku kerjain pe er?"

"Kita kan baru ketemu!, ngapain aku harus ikut kerumah kamu?. Ih, nanti di culik!"

"Kita kan udah kenal lama kak, di WA wakakakakak, lagian mana berani aku culik preman RT 13"

"Gak ah"

"Kakak gak percaya sama aku?. Boleh lihat KTP kok"

"Lihat KTP juga gak jamin orangnya benar"

"Apa?"

"Ayolah, aku ada beli donat nih"

"Donatnya udah basah"

"Ya udah, jadi aku antar kakak kemana?"

"Ngantar?, lupa kalau saat ini yang bawa motor aku?"

"Wkwkwkw"

"Tawa lagi ku titip kamu di pos polantas!"

"Ampun kak"






Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang