38. Autis

1.7K 153 12
                                    


Jadi yah besok lebaran?

-------------------------------------------------------------------------

Seseorang, tolong pindahkan aku ke dunia lain!!

"Selama ini kamu ada di planet mana?. Atau baru datang dari Kampung ya?. Sekarang hampir dimana-mana tempat seperti itu makanan dan minumannya di bayar dulu. Ya, kalo kamu mau traktir mereka seharusnya bilang sebelum mesan. Kamu kira sama kayak di rumah makan padang?. Duh, kamu ini adiknya siapa sih dek?, malu-maluin banget"

"Ya mana aku tau kak. Waktu aku SMA belom ada tempat gituan. Belom di bangun dan tempat itu dulunya masih ruko jual Mie ayam dan Bakso disebelahnya Konter hape Koko Aliong yang pernah naksir sama kakak dulu"

"Jangan bawa masa lalu ya?" dia senewen

"Kalopun ada, aku gak minat dan lebih sering ngumpul dan makan di warung lesehan tepi jalan. Lebih murah, lebih enak rasanya, dan lebih bermasyarakat"

"Lebih bermasyarakat lubang hidungmu, itu makanya jadi malu-maluin kan?"

Aish!

"Kak, aku kesini dan cerita sama kakak supaya aku dapat dukungan loh kak, motivasi kek atau apalah itu bukan makin bikin urat malu-ku tegang. Duh, aku malu banget sama mereka utamanya Jerry. Dia pasti Illfeel sama aku habis itu pasti aku diputusin. Huhuuu"

"Hedeeh, Raim. Sebenarnya bisa saja kamu gak mau malu dengan bilang kalo kamu bermaksud gantiin uang mereka. Tapi, yah namanya udah nasib kamu yang kadang otaknya suka dipake separoh. Ya sudah lah, kalo Jerry emang cinta sama kamu dia seharusnya gak akan putusin kamu cuma karna masalah sepele yang memalukan itu"

Sepele memalukan gimana maksudnya itu?.

Aku yang tengkurap di sofa panjang rumahnya angkat wajah natapin dia yang duduk di ujung sofa yang sama. "Yakin itu hal sepele?"

Dia memutar bola matanya "Iya, tapi malunya ruaaarrr binasaaahhh!. Ahahahaha"

"Kak, kakak itu kakaknya aku apa bukan sih?!"

"Kakakmu, tapi kalo malu-maluin kayak itu gak usah sebut nama kakak ya" dia ngakak lagi sambil pegang perutnya. "Eh, ibu SMS ini nanyain kamu ada disini atau nggak"

Nutupin wajah pake bantal "Iya"

"Gak pulang?"

"Malas, aku ngehindari Jerry"

"Termasuk juga matiin hape biar Jerry gak bisa nelpon untuk mutusin kamu?"

"Kak, aku gak mikir sampe dia bakal mutusin aku di HP!"

"Ya, siapa tau kan?"

"Oh, tolonglah kasih tau apa yang harus lakukan agar gak malu kayak gini. Aku harus lakukan sesuatu ya kan kak?, aku harus lakuin sesuatu yang menunjukkan bahwa aku gak malu-maluin seperti itu dan aku lebih baik daripada cewek menyek itu"

"Udah, gak usah lakuin apa-apa. Ntar jadinya malah malu-maluin. Jadi dirimu sendiri aja kenapa sih dek?. Kalo kamu gak tau jangan berlagak sok tau. Gak tau, diam dan belajar dengan lihat kebiasaan orang kalo kamu malu untuk belajar. Makanya, disuruh sekolah gak mau. Gitu efek kelamaan semedi di dalam kamar"

"Aku kan cuma mau buktikan_"

"Apa? buktikan kamu keras kepala?"

"Auk ah, gelap" nutupin bantal ke wajah sambil ngilangin suara tangis yang mungkin aja bisa didengar kak Rahima.

"Pak Erte nyariin itu, pulang gih sana"

Geleng-geleng "Bilang aja Im kerumah teman. Nanti Pak Erte suruh Jerry kesini pula. Im mau nenangin diri"

"Mama, Autis kenapa?"

Set dah si Lucca!.

"Aunty Lucca" buka bantal dan langsung duduk natapin anak empat tahun itu garang.

"Autis kenapa nangis?"

Oh, tuhaan

"Kak, jangan sok ke bule-bulean deh pake suruh Lucca panggil aku Aunty. Dengar gak dia panggil aku Autis bukan Aunty?"

Dia malah ketawa "Ih, di maklumi dong Im. Lucca kan ngomongnya emang kurang lancar"

"Lucca sini" panggil dia yang berdiri di dekat meja sambil pegangin hapeku yang powernya off. Dia nurut aja hingga berdiri didepanku "Jangan panggil Aunty yang sayang. Aunty itu kebarat-baratan, gak cocok dengan kita yang asli orang Indonesia"

"Papa Ucca olang India"

Set dah!, sepasang suami istri ini mendoktrin anaknya separah ini.

"Papa Lucca itu bukan orang india, dia Lahir di Kuala Tungkal. Nenek kakek Lucca orang Kuala Tungkal Juga, Nenek moyangnya yang entah keberapa yang asli India atau sebenarnya orang dari semenanjung malaka itu datang ke Sabak waktu jaman Hittler belum tumbuh kumis"

"Ih jangan sotoy ya"

"Hittel siapa Autis?"

"Jangan panggil Autis sayaaaaangg. Kamu panggil aja Tante atau Ibu"

"Kenapa?"

"Ya pokoknya jangan Autis"

"Kenapa?"

"Karena orang Indonesia harus bangga dengan jati diri bangsanya. Autis atau Aunty, itu produk luar negri sayang"

"Dikasih panggilan keren gak mau" Kak Rahima mencibir

"Kak, jangan bohongin dan doktrin Lucca_"

"Udah lupa ya sama malunya?"

"Aaahh, Kak kok jahat banget ingatin lagi?!" berdiri ninggalin dia ke kamar Lucca.

@@@

Kamarnya Lucca bau minyak telon dan bedak bayi. Nyaman banget.

Dalam keadaan tidur aku masih bisa melihat Lucca yang keluar masuk dengan mainannya, dan suaranya yang terdengar samar-samar. Dia berbicara dengan papanya ditelepon, mungkin.

"... Autisnya lagi bobo. Lagi galau"

Anak sama Emaknya sama-sama nyebelin. Penting ya nyeritain aku ke Papanya?. Itu lagi, pasti emaknya yang ngajarin dia kata-kata galau.

"Galau kenapa?" suara laki-laki terdengar di Load speaker.

"Sttt, Autis gak mau di panggil Autis lagi. Maunya dipanggil tante ibu"

Tante Ibu

"Kata mama autis malu sama kucing"

Aku buka mata, kak Rahima...

Nah loh, itu yang di pake video call HP ku ya?. Lucca ngomong sama siapa?. Siapa yang ngidupin tuh HP?.

"Lucca ngomong sama siapa?" dekatin dia yang masih asik bercerita

"Sama Om Jelly"

Hah, benar deh itu wajahnya Jerry di layar HP.

---------------------------------------

Ada sebagian orang yang merasa butuh pintu kemana saja-nya Doraemon untuk menyelamatkannya dari situasi-situasi mengerikan, menyedihkan, menyebalkan dan memalukan. 

Kalaupun ada, kalaupun bisa, kita tidak benar-benar bisa lari dari situasi itu.

-win-


Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang