74. Impian

1.3K 137 16
                                    

"Sayang kamu juga" huhuhu. Ngelapin ingus di kaosnya Jerry. Duh, gak ngerti deh nyaman banget kalo nangis mintilin ujung lengan bajunya Jerry. Mungkinkah ini pertanda aku udah nyaman banget sama dia?.

"Apaan kalian ini peluk-pelukan sambil nangis??"

HAH??!, T E R C Y D U K !!

"Sedih, pak Erte" nih ngomong sambil jauhin Jerry perlahan. "Ingat Junaida kan?, dia lagi ada masalah. Pak Erte kalo dia nginap disini boleh ya?"

"Junaida mana?"

"Junaida mana lagi Om, eh Pak Erte. Itu yang teman SMA Im"

"Om.. Om, bapaknya dipanggil Om. Yang tomboi itu?, kulitnya eksotis itu kan? Agak nyinyir?, cantik tapi"

"Bapakmu, kalau cantik ingat dengan anak orang, dasar Om Om modus!" ibu tiba-tiba nongol diambang pintu langsung mencubit pinggang suaminya.

Aku menatap Jerry yang melongo "Suasana rumah lagi tegang" kataku tak bersuara.

"Oh, ada apa?"

"Biasa"

"Jer, sejak kapan datang?, gak ngucap salam lagi?" Pak Erte alih-alih udah rangkul bininya, adem ayem.

"Dari tadi Pak Erte, dia batuk-batuk keselek permen tadi. Ada yang ngomongin mungkin" jawabku memelintir ujung lengan kaosnya.

Dua laki bini itu saling tatap. Lalu saling lempar senyum.

"Eh, ibu ada buat ubi goreng loh. Pake selai duren enak. Yuk masuk Jer"

Oh, tumben banget ibu, biasanya Jerry disuruh baikin parabola dulu.

"Ah, ingat duren, tadi saya beli duren bu" dia berdiri keluar menuju sepeda motornya yang lupa di masukkan ke dalam.

"Sekalian aja bawa masuk motormu" pak Erte meninjau gerak-gerik Jerry dibalik pagar hingga masuk ke pekarangan"

"Ih iya, duren loh" Ibu antusias banget nyambut duren pemberian Jerry "Emang deh kamu calon mantu idaman Ibu"

Hiss, kemarin-kemarin itu apa?.

"Yuk, masuk" ajak ibu diikuti suaminya. "Bapak gak boleh banyak makan, kolestrol"

"Jangan percaya omongan ibu, suka perez" bisikku.

"Ibu sendiri dikatain perez"

"Kan menantu idamannya duluan yang ngatain dia perez, aku sih ikutan doang"

"Dulu kan masih belom jadi mantu idaman"

"Jadi sekarang iya?"

Dia tersenyum hingga bola matanya hilang. "Auk ah" katanya merangkulku tersenyum.

"Ih, apaan, bau ketek!!"

"Bau ketek, tadi yang nempel-nempel sambil ngelapin ingus siapa?"

"Tadi kan khilaf. Hihihi"

Gak ah bohong 😆

🌸🌸🌸

"Jadi kamu mau ke Medan?" tanya ibu mengantar ubi goreng season dua diatas meja ruang tamu.

"Iya bu, pulang kampung mumpung lagi libur"

"Jangan lupa_"

"Bawa payung karena musim hujan" potong ku dengan mulut tersumpal ubi goreng. Ibu ni mulai banyak titipannya. Dia entah ada uang atau nggak balik kesana. "Eh, besokkan mau ketemu sama Junaida sama Vera. Habis ketemu dia kita beli oleh-oleh ya untuk ke Medan"

"Dimana beli oleh-oleh?" tanya Pak Erte yang baru keluar dengan kemeja batik khas Tanjung Jabung Timur.

"Dimana Jer?" Duh, aku orang Jambi masih gak tau tempat gituan. "Ya dimana aja sih, yang penting  Jambi ya?" tunjuk-tunjuk bahunya -gak ada kerjaan banget-

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang