60. Nikah

2.2K 139 6
                                    

Duh gantengnya pacarku triple kalo bilang sayang sambil senyum gini. Rasanya pengen cium ah.

Eh!

Mikir apa Im!!.

Nih, cinta emang suka buat orang jadi gak normal. Masa iya aku bisa kepikiran aneh dari mau ngelamar dia hingga pengen cium dia. Agresif banget dah!.

Untung masih bisa tahan.

"Aku agak telat datang, ada seminar hari ini. Gak apa-apa ya?"

.

Gak apa-apa lah, sekalian lihat kakaknya nikah. Belajar kan dari pengalaman orang. Siapa tau nanti bisa nyusul. Eaaaak!.

"Raima" kakak tadi masuk kamar dengan susah payah ketika selesai akad nikah "Makasih banget loh udah dandanin kakak. Banyak yang bilang cantik. Oh iya ini makan biar cepat nular" nyodorin sirih dari tepak perunggu bermotif dan bahan-bahan lain yang biasa kulihat ketika nenek-nenek nyirih dulu.

"Hah, gak usah kak makasih. Aku udah puas cantiknya begini"

"Ih, bukan nular cantik. Nular nikah. Ini banyak yang rebutan mau makannya. Kakak ambil sedikit untuk kamu"

Ngambil gumpalan sirih itu "Ini beneran bisa cepat nular nikah?"

"Kata tetua dulu sih gitu. Dua bulan lalu kakak makan ini juga di nikahan sepupu. Alhamdulillah sebulan kemudian dilamar"

"Wah, iya deh" langsung ngunyah sirih itu tanpa mikir panjang lagi. Yang penting cepat nikah -sama Jerry-. Hohohoho

Fyuh!

Pait!!

@@@

"Yok keluar ikut foto. Sambil kakak promoin MUA kamu. Biar lariss" si kakak antusias banget dah.

Aku nurut aja kayak kerbau di cucuk hidungnya, keluar. Di luar udah gak rame kayak tadi -waktu aku ngintip pas ijab qabul-. Ada suaminya kakak yang pake kemeja putih mencolok dari yang lain.

Tapi ada yang lebih mencolok dari rombongan mereka yang duduk bersila itu. Iya,  cowok bergodek yang sedang tertawa itu.

"Raim?"

"Oh, kau kenal?" tanya kakak itu. "Ini loh yang make up-in aku"

"Kenal dong, dia kan yang lebih baik nikah sama Kak tiiit kalo nggak brondong sekalian dari pada cowok lebay kayak aku" 

Iih, si Alay Pe-Ak kok ada disini juga?!.  Masih juga ingat kata-kataku dulu. Nyebelinn!!.

"Dia aja tau kau memang lebay" suaminya kakak nyeletuk.

"Duduk dek" si kakak suruh aku duduk. Didekat dia pula, deh.

"Sama kak Rahima kesini?"

Duh, bukannya aku sudah move on kan sama dia?. Kok tiba-tiba meriang gini?.

Aku mengangguk lalu menggeleng - efek grogi- "Sendiri. Kak Jaya ada hubungan apa sama kakak?"

"Oh, Suaminya Fatimah teman kantor kakak"

Aku mengangguk.

"Raim apa kabar?" tanyanya yang membuat komunikasi khas kami berdua aja -karna ngomongnya pelan-

"Baik kak, kakak?" basa-basi aja biar keliatan gak sombong.

"Baik" dia senyum-senyum. "Im cantik dengan kebaya gini"

Mak, darahku tiba-tiba berdesir cuma karna dipuji gini. Sadar Im, di hati kamu cuma ada Jerry.

Jerry!

Ingat, dia itu PHP.

"Kakak kesini gak bareng pacar kakak?, siapa tuh namanya?, Mega?"

Dia tersenyum "Kakak gak ada hubungan lagi sama Mega"

Ih, paling bohong lagi. "Kenapa?, kan sayang"

Dia cuma senyum-senyum "Kamu pacaran ya sama cowok cina itu?. Yang kita ketemu di WTC itu"

"Jerry?"

Dia mengangguk.

Wah ini kesempatan buat dia sakit hati, cemburu, dan apalah itu.

"Iya kak"

"Anaknya baik kalo kakak lihat"

"Banget, hahaha"

"Beruntung kamu Im. Dia di Unja kul_"

"Yuni apa kabar kak?" deh jangan sampai nanya soal pekerjaan dan usia.

"Yuni baik, dia lagi dung itu, udah 4 bulan. Main-mainlah kerumah"

"Wah, gak lama lagi dapat keponakan"

"Iya" dia tertawa. "Keponakan kamu juga dek"

Hah? Aku?.

"Iya, kan kalo lahir dia manggil kamu tante"

"Oh, iya ya?" aku nyengir gak enak gara-gara mikirnya dia ngarep aku jadi istirinya. Hahahha.

"Kakak kangen sama Raim. Lama kita gak ngobrol kayak gini"

"Hehehe" ketawa gak enak. Perasaan makin menggebu-gebu aja.

"Pulang sama siapa Im?  Di jemput?"

"Iya kak, sama Jerry cuma agak telat. Masih ada urusan"

"Yaudah sama kakak aja gimana?. Nanti suruh Jerry jemput dimana gitu. Kasian kan jauh mau jemput. Itu kalau Raim mau"

"Nggak usah kak, gak mau ngerepotin"

Duh iman, kuatlah!.

"Nggak kok, kan sekalian jalan"

Aku menunduk, melihat pesan terakhir Jerry yang masuk 2 jam lalu. Dia sibuk mungkin. Aku pulang bareng kak Jaya gak apa-apa mungkin. Kasian juga dia bawa motor jauh dari Unja ke sini.

"Jer, masih lama?. Aku pulang nebeng aja ya?. Nanti ketemu di warung bang Bejo aja gimana?"

.

"Maaf sayang, belom selesai ini. Nebeng sama siapa?. Kalo gak kenal jangan mau. Jangan naik ojek, apalagi yang gak kenal. Aku usahakan jemput kamu kalau selesai. Kebut kayak Valentino Rossi. Wkwkwkw"

.

"Ih, Valentino Rossi. hihihi. Gak usah, bahaya ngebut-ngebut. Sayang sama nyawa, kamu itu ada pacar. Banyak lagi yang harus kamu lakuin untuk aku"

.

"Hohoho, iya nona. Gak ngebut. Aku sayang sama nyawa sayang juga sama kamu"

"Contohnya?"

.

"Nikahin aku"

.

Ah!

Gimana cara ngapus pesannya!.

@@@

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang