92. Cincin

1.4K 141 18
                                    

Punya siapa?

Koko

Hah?

"Waktu aku hanimun ke Pulau Berhale, Aa' suruh kasih ini ke kau tolong kasih ke Koko. Kate die jumpe pas ngemas bangku pantai di Teluk Medan"

"Tapi kan mungkin ini punya orang. Cincin Jerry emang ada hilang. Tapi cuma cincin hadiah ciki-ciki"

"Die cakap die ade tengok koko megang cincin ni pas becakap dengan bule. Ni cincin macam mahal ku tengok. Mungkin die beli dengan bule tu. Untuk kau mungkin tu Im!"

Apa aku terlalu berlebihan dengan berfikir bahwa cincin ini adalah cincin yang hilang malam itu?. Trus Jerry benar-benar mau melamar aku waktu itu. Tapi kenapa dia bilang cincin ciki-ciki?.

Linda, mungkin aja cincin ini untuk Linda kan?. Wanita itu cocok pake cincin ini daripada aku. Lagian mereka emang punya hubungan yang membuat aku berfikir cincin ini pantas dimiliki Linda.

Ngomongin ini bikin hati sakit banget. Entah kenyataan mana yang harus aku terima.

Chad gray!.

Aku harus tanya dia!.

Dia pernah sebut entah akun atau aplikasi dimana dia meletak foto-fotonya. Bay?, eBay?. Ah!, kenapa saat seperti ini malah susah ingat.

Oke, mungkin aku harus mencari di google pencarian dengan foto cincin ini. Ah, Pixabay.com!.

Aku mengetik pencarian cincin permata hijau. Ada banyak foto berbagai macam cincin dan entah foto yang ke berapa aku menemukannya. Ya, cincin yang sama. Cincin yang sama di cemara yang ku taksir pohon itu adalah cemara didepan Ean Cafe.

Ada nama chad gray di foto itu yang langsung mengalihkan ke akunnya. Ada banyak foto cincin serupa di akunnya dengan latar berbeda. Aku tinggalkan komentar di foto itu untuknya segera menghubungi nomor Whatsappku. Aku harap dia segera membaca dan menghubungiku. Ada banyak hal yang ingin aku tau darinya.

Ah, foto ini?.

Ya, foto kami di tepi  pantai berwarna hitam putih. Kami duduk di gelondongan kayu yang terpisah meja kayu bulat. Aku duduk dengan kedua telapak tangan di lutut agar rok yang kukenakan tidak tertiup angin. Rambutku yang ikal sebahu sebagian tertutup topi pantai yang memang kubawa dari Jambi. Sementara disebelah kiriku ada Jerry dengan lengan kemeja tergulung dibawah siku dan celana pendek selutut. Tangan kanannya diatas meja. Rambutnya yang mulai panjang, sebagian menutupi dahinya karena tiupan angin. Kami menatap Chad Gray dengan tatapan yang serius menirukan foto kakek neneknya. Tapi aku bisa melihat ada sirat bahagia diwajah kami meski tidak sedang tersenyum.

Jerry

Aku rindu laki-laki ini 😖

🌸🌸🌸

Kak Rahima menelepon. Untuk apa dia menelepon aku yang ada dirumah sakit yang sama sampai berkali-kali. Mana gak ada pulsa, cumi doang. Aku hampir berlari kalau tidak berpapasan dengan perawat yang lewat.

Didepan kamar dimana Pak Erte dirawat, dari kejauhan terlihat seseorang baru saja keluar. Bang Bejo kah?.

"Raim"

"Kak, Jaya?, kakak ngapain kesini?" tanyaku setelah dekat.

Kak Jaya menatapku dengan senyuman yang timpang. "Jenguk Pak Erte lah sayang. Ngapain emang?"

"Tau dari mana kakak?"

Dia tersenyum, lalu duduk di kursi tak jauh dari kamar. "Sini duduk" ajaknya melambaikan tangan. "Kemaren ke Kosan, katanya kamu sekarang tinggal disana. Tapi kata anak disana kamu di Rumah Sakit, Pak Erte sakit. Ya, makanya kakak kemari"

"Kenapa gak telpon Im?"

"Nomor kamu gak aktif kemarin kemarin, jadi kakak gak hubungi lagi. Lagian tujuan kemari emang mau jenguk sih. Mama Papa, kalo anaknya nyambil jengukin kamu juga" dia mencubit pipiku.

"Orang tua kakak datang juga?"

Dia menganguk. "Dari mana?, kamu gak apa-apa?"

"Apa gak apa-apa?"

"Ya, kakak dengar ceritanya dari anak Kos dan kakakmu"

Aku menggeleng, "Sudah gak usah ngomongin itu lagi. Im berusaha lupa kak. Bodoh kalau terus menyakiti diri untuk orang yang sejak awal gak benar-benar cinta".

"Gak cinta?"

"Kakak tau?, dia sudah punya kekasih sebelum dia datang kesini. Im cuma selingan ketika dia terpisah dari kekasihnya di Medan sana. Dari segi apapun, Im kalah kak. Termasuk urusan hati"

"Im, apapun yang terjadi saat ini, kakak masih berfikir Jerry berniat baik sama kamu"

"Berniat baik, tapi berbohong tujuannya apa kak?. Kalau dia gak bohong masalah umur mungkin_ ah, bahkan tau pun gak jamin kami bersama. Kak, pliss jangan ngomongin ini ya?, Im gak mau sedih berlarut-larut lagi. Im berusaha tegar dan baik-baik aja didepan Pak Erte"

"Ok, tapi izinkan kakak kasih tau sesuatu sama Im. Mungkin setidaknya ini mengubah pendapat Im tentang dia"

"Jerry lagi?" niatnya kak Jaya ini apa sih?.

"Kamu ingat waktu nangis di taman Anggrek?"

Itu waktu aku mutusin Jerry kan?. "Ada apa?"

"Kamu tau siapa yang ngasih tau kakak kamu disana?, dia"

Jerry?

"Kakak gak tau dia dapat nomor kakak dari siapa, tapi selama waktu dia menelepon hingga kakak sampai kesana, dia masih ada disana. Dia melihat kamu dari jauh Im".

"... Dia bilang kamu pulang sama kakak, tapi dia tau kamu bohong. Dia meminta kakak untuk jagain kamu. Katanya kamu memilih kakak. Tapi, melihat kamu menangis seperti itu, kakak nggak yakin Im"

"... Yang kakak fikir saat itu, kalian saling cinta. Tapi entah karena beberapa hal kalian terpisah"

"... Im, kalau dia gak punya rasa sama kamu dia mungkin akan langsung tinggalin kamu di taman anggrek. Tapi dia gak lakuin itu. Bahkan ketika kita pulang, dia masih ada disana"

"Kak, Pliss jangan buat aku baper lagi"   ah, menangis lagi!.

Aku selalu berfikir seperti ini, meski kadang hati menolak bahwa ini salah. Dia memang laki-laki yang baik, dia care dan aku akui itu yang membuatku nyaman, itu yang membuatku jatuh hati padanya.

Lalu, apa yang seharusnya aku lakukan sekarang?.

🌸🌸🌸

Ulala, 3 Februari 2018 genap setahun MRAHB. Dih, gila setahun gak siap-siap juga ni cerita. 😅

Koh Jerry apa kabar?, lagi sibuk kuliah. Semoga urusannya cepat kelar dan pulang ke Indonesia. Dedek minta kepastian koh 😣.

Raim apa cerita?, dia lagi mengukur hati. Masih ada atau nggak stok kosong untuk diisi orang lain kalau-kalau Jerry datang gak sesuai Impian.

Author sehat?. Banget! 😁. Cuma berhubung part bagian ini raib entah kemana tiba-tiba moodnya buat nulis juga raib. Lalu seketika itu juga bayang-bayang wajah koh Jerry ikut raib. Mudah-mudahan authornya gak ikutan raib. Kahkahkahkah

Terimakasih readers setia MRAHB. Maafkan aku yang membuat kalian kecewa dengan up yang gak dobel.

Kiss pake kismis 😚

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang