4. Melo

5K 266 2
                                    

"Heh, kakak aja Lo, kalo gak abis ku lipat 6 jadiin bantal!!"

"Berani?!"

"Nggak kak, hehehe" ia membuka pintu kamarnya yang_ aduhaii... Ini bukan kamar, rumah didalam rumah. "Masuk kak, inilah gubukku"

"Gubuk palamu Pe-ak dek!, ini 3 kali kamarku tau?" kataku menatapi isi kamar eh rumah itu satu persatu. Dari cat yang warnanya sama kayak hidupnya Si Jerry, putih karbit. Rak buku yang penuh sama buku berjudul bahasa Inggris yang bahasa Inggrisnya bukan bahasa Inggris umum kudengar, ruangan tanpa sekat kecuali kamar mandi itu bisa membuatku melihat semuanya, termasuk sprei Jerry yang berwarna coklat.

"Pake coklat karna biar gak kelihatan dakinya yah?"

"Duh, bahasanya kak" ia mendekati lemari berwarna putih karbitnya. "Kakak mau pake baju aku atau kupinjami sama Nadia?"

Aku meliriknya tajam "bajumu gak bau kan? Gak ada jampinya?, gak ada karbitnya kan?. Ntar aku cepat tua lagi"

"Gak Pe-ak"

"Berani?!"

"Ya habisnya mancing emosi Mulu ni"

"Hu, jago kandang"

"Sudah, galaunya jangan di tutupin sok gitu. Mandi sana, bersihin hati, bersihin fikiran dan MOVE ON. Kalo butuh teman bicara aku dengerin. Aku ke kamar Afdall, mandi nanti ku bawaain coklat hangat. Jangan lupa kunci pintu" cerocosnya panjang-panjang sambil menyelempangkan handuk ke bahuku.

"Jer!" panggilku setelah ia meninggalkanku menuju pintu.

"Ampun kak"

"Makasih"

"Eh?. Hihihi, bilang makasih Oppa dulu"

"Cerewet ah!"

"Iya, iya, kunci pintunya"

Huh, anak itu.

_oOo_

Seth, dah udah jam setengah lima si mata empat gak muncul juga. Sampe ketiduran juga. Ini gara-gara karpet bulu pandanya ini bikin lupa pulang.

Kubuka pintu rumah didalam rumah itu, lalu nanyain ke laki-laki yang temannya main gitar tadi. "Lihat Jerry?"

"Koh!, lu di cariin!"

"Gak perlu teriak juga kali, norak!" kataku menutup pintu.

"Ampun deh kak, aku dua jam gedorin pintu kamar, kamu ngapain?. Coklatnya sampe dingin gini"

"Ketiduran" jawabku malas kembali duduk di karpet bulu panda. Bertopang kepala di atas meja bulat mini yang kurasa ini tempat favorit nya si Jerry. Habis, warna karbit semua.

"Udah mendingan?"

Aku menggeleng. Makin parah iya. Aku mimpiin kak Jaya PHP itu lagi dan jadi Baper. Gimana gak baper, pas mimpi romantis sama dia, udah mesra-mesraan wajahnya berubah si cungkring mesum.

"Kakak nangis ya?"

"Nggak, siapa yang nangis?!"

"Itu air matanya netes, tapi kok dari hidung?"

Aku menyapu atas bibirku yang basah, ingus air ini...!!. "Aku kayaknya mau demam deh dek"

"Tuh, kan sudah kubilang jangan cari penyakit. Bentar ku ambil jaket dulu"

"Mau coklat panas"

"Iya aku panasin lagi"

"Mau yang baru"

"Iya aku beliin lagi, eh tapi hujan kak"

"Mau yang baru"

"Iya, aku tanya si Coki siapa tau dia masih punya satu sachet"

"Mau dua Sachet, sekalian donatnya"

"Kak, kamu demam kok gini amat sih?"

Aku menatapnya memelas, udah kayak orang gak makan sebulan. Air mata meleleh, ingus meleleh, liur meleleh.

"Iya iya, plis berhenti kayak gitu, habis meja klasik ku kena ingus dan ilermu" ia menatapku hati-hati sebelum meninggalkanku.

Lima menit ia udah datang dengan semua permintaan ku. "Kamu mau makan nasi juga?"

Aku menggeleng,menatapnya lalu menangis lagi tersedu sedu.

"Lha, kenapa lagi kak?"

"Kok kamu baik banget sama aku dek?, aku kan suka jahatin kamu" tangisku pecah kayak air es di gelas kaca tertuang air hangat.

"Itu fungsi aku untuk kamu" katanya merangkulku.

"Jangan lebay, norak tau? Aku kan lagi pengen Melo"

"Duh, susahnya perempuan satu ini"

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang