97. Cerita

4.5K 162 39
                                    

Istikharah

Salat sunnah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal.

Sepertiga malam lebih baik. Tapi tidak ada salahnya aku belajar dari siang ini.

"Kak" Kepala Anita muncul dibalik pintu kamar Jerry. "Mukenanya" dia mengulur mukena putih.

Aku berdiri mengambil Mukena itu "Makasih ya Nit"

Anak baru di kosan itu tersenyum "Sajadahnya ada kak?"

"Ada kok, Sajadahnya_ hmm, makasih ya"

"Yaudah. BTW, kakak ya yang masak makan siangnya?"

"Ah iya. Kamu sudah makan?. Makan aja. Emang kakak masak untuk kalian kok"

"Beneran?"

"Iya, kakak biasanya sering masak. Cuma beberapa bulan ini sibuk jadi udah jarang. Cicip Dong, nanti kehabisan loh"

"Iya,makasih ya kak?. Uh, kalo kayak gini serasa ada dirumah sendiri"

"Emang harus kayak rumah sendiri biar betah"

Dia tersenyum "Nita ke dapur ya?"

"Iya" aku melihat dia melangkah kegirangan menuju dapur.

"Dia ngapain?, girang banget" Niko keluar dari pintu sebelah.

"Huu, Kepo"

"Kak"

"Apa?"

"Cantik ya anak baru"

"Pacarmu kan ada, ngapain lirik yang lain"

"Yaelah kak, udah putus kali. Cemburuan banget. Masa sama Dosen Pembimbing cemburu, sama Mobile Legend cemburu"

"Ah, bohong"

"Iya, ish kakak kayak gak pernah dicemburuin Koh Jerry aja. Eh" dia menggigit bibirnya "Sorry kak"

Aku tersenyum "Jerry gak pernah cemburu" Iya, dia gak pernah cemburu. "Dah, gak baik begosip didepan pintu" aku meninggalkannya ke dalam, menutup pintu.

Aku melirik hapeku yang lampu notifnya berubah warna. Ada pesan masuk biasanya.

"Dek, Mama kemarin kesana, kakak baru tau pagi tadi"

.

"Iya kak, sore kemarin dikasih tau juga. Im belum pulang waktu itu. Kakak lagi apa?"

.

"Lagi istirahat makan siang ini. Kamu sudah makan?"

.

"Udah, tadi masak di kosan"

.

"Kamu di kosan sekarang?"

.

Duh, aku jadi gak enak hati. "Iya"

"Kak, maaf ya kalo selama ini Im terkesan mengulur waktu dan gak jelas banget. Mama Ina kemaren minta keputusan kapan"

.

"Kakak coba mengerti sayang 😊"
"Jadi?"

.

Jadi?

Jadi aku harus jawab apa?.

🌸🌸🌸

"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (Hadits riwayat Al Bukhari)

Aamiin.

Ku tutup buku tuntunan solat dimana ada terjemahan doa solat Istikharah itu. Setelah dicoba, ternyata cukup mudah. Mungkin aku_ Eh?.

Tepi mataku melihat ada bayangan berdiri di dekat meja bulat. Siapa yang berani masuk tanpa mengetuk pin_

Tu!.

Jerry!

Aku berhalusinasi lagi kah?.

Seorang laki-laki mirip Jerry berdiri dengan kedua tangan di saku celana slimfit berwarna hitam. Kemeja putih berlengan panjang yang ia kenakan seolah menyatu dengan kulitnya yang putih.

Setelah dosen, siapa lagi kupandang Jerry kali ini?. Kacamata yang berbeda, rambutnya lebih pendek dan dia persis Jerry.

Jerry ku

Aku berdiri, kami saling tatap dan dia tersenyum kepadaku. Setengah berlari, aku memeluknya. Halusinasi atau tidak, aku merindukan dia seperti ini.

"Sudah lama" aku menangis membasahi kemejanya. "Sudah lama kamu gak datang lagi. Aku rindu Jer, aku rindu. Meski gak nyata, ini sudah cukup membantu"

"Im" dia melepas pelukanku. Aku menatapnya meyakinkan bahwa aku tidak salah peluk orang. "Kamu cantik dengan mukena ini" dia mengangkat wajahku "Hmm, masih Raim yang kolokan dan cengeng"

Entah kenapa, kali ini dia terlihat nyata. Matanya, hidungnya, bibirnya, bahkan suaranya. "Aku akan tetap seperti ini. Lupa bahwa kamu yang buat aku semakin cengeng"

Dia tersenyum, mencubit pipiku "Im" wajahnya berubah serius "Aku rindu" kali ini dia memelukku. Membuang batas antara kami dan membuatku menyadari bahwa sepertinya aku tidak berhalusinasi. "Rasanya seperti bertahun-tahun"

"Hm" aku tak bisa berkata-kata lagi. Tangisku luruh bersama perasaan yang berbuku. Aromanya terasa nyata, pelukannya.

Jerry

Mungkin kah Dia sudah memilihmu untukku?.

"Kembalilah, kembalilah karena aku yang meminta" aku memeluknya, membujuknya dengan tangisku. "Aku gak akan buat kesalahan lagi, aku gak akan buat kesalahan lagi. Aku sudah cukup menderita seperti ini. Aku gak akan cerewet lagi meski cincin lamarannya hanya ilalang. Aku gak akan peduli meski kamu benar-benar Brondong. Aku sayang kamu Jer, jangan tinggalkan aku kayak gini lagi"

"Aku sudah kembali, hmm. Aku sudah kembali" ia mengecup pucuk kepalaku. "Maaf, Janji itu yang terakhir, sayang. Itu yang terakhir"

Tuhan, jika karma burukku sudah habis, biarkan aku bahagia. Kau sudah tunjukkan kepada siapa aku harus memilih. Dia pilihan benar dan akan selalu benar.

Karena dengan siapapun aku hidup. Aku harus memiliki cinta untuknya dan dia memiliki cinta untukku.

Lalu, apa lagi yang kubutuhkan selain itu?

🌸Tamat🌸

14 februari 2018
Ini belum benar-benar berakhir
Karena Brondongku, bukan Brondong lagi
-WS-

14 februari 2018Ini belum benar-benar berakhirKarena Brondongku, bukan Brondong lagi -WS-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang