28. Ada

2K 137 2
                                    

"Jadi, pacaran kalian itu nyata?" kak Rahima nanya sekali lagi sebelum kami berpisah.

"Duh, kakak apaan sih?. Cepat buka pintu mobilnya, Im capek berdiri"

"Eeh, kamu pulang sama Jerry aja. Ada pacar kok gak di gunain"

"Lho, Pak Erte Im ikut pulang ya?"

"Si Jerry gimana?"

"Emangnya gimana?. Ya pulanglah"

"Dia gak mau kerumah?. Tadi katanya mau nonton bola bareng Pak Erte"

"Ya tapi kan?. Kaki Im cidera Pak Erte. Im nebeng di mobil aja ya"

"Ah, biasa kalo udah kasmaran sakit gituan gak terasa" ibu langsung masuk kedalam mobil. Dih, gak perduli lagi sama anak.

"Jerry, bonceng Im hati-hati" pesan kak Rahima sebelum menutup pintu mobil dan meninggalkan kami.

"Ya sudah, gak apa-apa. Dekat juga dari rumah kok" dia datang kasih helm.

"Heh"

"Apa?"

"Kamu mimpi apa semalam?. Halusinasi?. Duh, dek jangan norak kayak gini deh. Gak mungkin kemarin kamu bilang gak ada yang suka sama aku termasuk kamu lalu sekarang kamu malah bilang jatuh cinta sama aku dan bilang ke keluargaku kita pacaran!"

"Emang gak suka"

"Lha terus?!"

"Tapi aku tidak bisa menolak bahwa aku jatuh cinta pada orang yang tidak aku suka"

"Ngomong apa sih!"

"Aku juga gak ngerti. Hihihihi"

"Ketawa pula. Dengar ya dek, walaupun aku gak pernah punya pengalaman asmara sebelumnya bukan berarti aku gak tau. Sebelum seseorang sah pacaran, mereka harus sama-sama suka, bukan cuma sebelah pihak kayak gini. Kamu harusnya nanya ke aku cinta atau nggak sama kamu"

Dia noleh kebelakang "Cinta, tidak mengharap pamrih seperti itu. Ikhlas memberi, yang diberi bahagia, itu sudah cukup"

@@@

Ikhlas memberi, yang diberi bahagia, itu sudah cukup.

Cinta seperti itu ya?

Ih apaan sih dia sok kayak Mario Teguh. Jangan-jangan Mario Teguh dulu waktu muda kayak dia. Sipit-sipit gimana gitu.

Hihihihi, tapi dia imut ih. Serasa kayak nonton drama korea trus aku jadi pemeran wanitanya. -kayaknya sudah pernah ngomong begini deh-.

Rasanya nyaman ada dia. Dia selalu ada disaat aku butuh. Ada sebagai sandaran ketika nangis, ada sebagai pendengar ketika aku curhat, ada sebagai orang yang paling ngerti apa yang aku butuhkan ketika galau, ada banyak hal lain yang dia lakukan dan baru aku sadari sekarang.

Dan lagi, dia juga ada untuk keluargaku.

"Im, nih bawa kopinya keluar" kak Rahima nongol didepan pintu kamar.

"Kakak aja kenapa sih?. Im susah gerak nih"

"Hei, mau cepat dilamar gak?, triknya kamu harus nunjukin bahwa kamu udah cocok dijadiin istri"

Ih, dia ngomong apa sih, lebay.

"Cepat antar, bentar lagi sinetron Indianya main"

Deh, anak sama ibu sama aja

"Iya, Lucca mana?"

"Sama neneknya, nonton juga"

"Duh kak, jangan cemari otak anak ganteng itu dengan drama Bombay gituan!"

"Bodo, antar cepat" dia menghilang ke kamar ibu.

Agak tertatih aku berjalan bawa nampan ke ruang tengah. Benar-benar gak berperi-kakak-an.

Deg!

Whoa gila. Masa lihat Jerry yang sedang fokus nonton aja jantungku jadi kayak habis joging 5 kilometer.

"Kopinya Pak Erte" meletakkan kopi di atas meja.

"Im duduk dulu"

Apaan lagi nih?. Pak Erte langsung kecilin volume suara TV.

Nurut "Ada apa Pak Erte?"

"Kalian berdua pacaran jangan sampai kebablasan. Bapak kasih izin bukan berarti kalian mau bebas kayak di tipi-tipi" ngomong serius nih kalau pake kata Bapak.

"... Kalau sampai kejadian, bapak gak segan-segan arak kalian keliling komplek pake cap sekalian biar kalian tau rasa malunya"

"... Dan kamu Jerry" natap Jerry serius sambil ngelus punggungnya. "Bapak titip Raim sama kamu, kalau sampai kamu permainan kan dia, siap kamu bapak jadikan teh celup di sungai Batanghari"

Duh, suasana tiba-tiba horor. Si Jerry mulai sesak nafas gara-gara di tepuk punggungnya sama Pak Erte kuat-kuat.

"Paham?"

"Pa.. Paham pak"

"Minum kopinya"

"Iya pak" ngambil cangkir kopi buru-buru.

"Eh, masih_"

"Frufttt!!!!, panas!" dia gelagapan sampe Pak Erte ikut kaget.

"Kamu gak tau minum kopi Jer?!, gak langsung di teguk gitu. Tuh kan, habis memble bibirmu. Im bawa air minum!"

"Iya Pak Erte" duh kasihan anak itu. Pasti tertekan karena ancaman Pak Erte.

"Kenapa im?" Kak Rahima nongol dibalik pintu kamar.

"Jerry neguk kopi panas-panas gara-gara wanti-an Pak Erte"

"Hah? Hahahaha, wanti apa?"

"Kalau main-main sama Im dia bakal di celup kayak teh celup di sungai Batanghari"

"Ahahahahah, aduh kasihan banget anak orang"

"Im!, ambil air lama amat!, kasihan Jerry nih!"

"Iya.. Iya.."

"Mau lihat"

"Sinetron India kakak tuh di tonton"

"Nanti ah, kepoin kalian lebih seru kayaknya"

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang