24. Dia

2.1K 136 3
                                    


"Baru lihat hari ini. Jadi, gimana?"

"Aku bilang pacar. Soalnya dengan Rika dan Fauzan ngakunya pacar kan?. Jangan marah"

"Dih, siapa juga yang marah. Paling kamu aja yang gak sudi- nganggap aku pacar"

"Ha?"

Ihh,  aku ngomong apa?! "Gak, hari mau hujan"

Langsung lihat HP "Ramalan cuacanya cerah kok. Eh, kak Lain kali kalo ke Tungkal ajak-ajak dong"

"Makanya, jangan suka hilang timbul. Gak WA, gak ngasih kabar. Jadi ku fikir kamu sibuk"

"Jadi, dua Minggu ini kamu nungguin chat aku?"

"Nggak juga" natap hape balas chat di Tagged. "Jangan Ge-er ya"

"Hihihi, iya juga gak apa-apa. Aku sibuk kemarin-kemarin soalnya. Lagian kalo lama gak komunikasi itu kalo ketemunya seru"

"Gini apa serunya?, Pe-ak!"

"Ahahaha, gak kangen kan di sana?"

"Kangen? siapa?"

"Aku" pasang wajah sok imut -padahal emang imut sih.

"Ih, lebay!. Kamu kali yang kangen sama aku, aku kan orangnya_"

"Iya"

Hah?. Natapin dia serius, dia malah senyum senyum.

"Biasa aja kali kagetnya"

Duh, jangan senyum Im. Nanti dia tau aku senang di kangenin. "Kan, sudah kubilang aku ini ngangenin. Kenapa gak WA aja dek"

"Kangen yang di pendam itu bagusnya langsung ketemu kayak gini"

"Ih, lebay Jijay!"

"Ahahahah, pipimu kok merah kak?"

"Apa?, gak ada kok. Emang warnanya gini"

"Hihihihi, Aku cuma bohong kali, siapa juga yang mau kangen sama cewek cengeng, baperan, dan tempramental"

"Kelewatan" kataku geram mencubit lengannya.

"Duh!, itu fakta kan?"

"Terserahlah!"

"Marah ya?. Maaf deh, bercanda" dia menyikut lenganku.

"Emang, semua cowok gak suka ya kalo sifat ceweknya kayak aku?"

"Duh, wajahmu kak, kok melas gitu. Kayak anak kucing pengen di adopsi" dia ketawa ngakak.

"Jerry, volume suaramu kecilkan. Laporan bapak siapkan" suara pak Erte terdengar dari dalam kamar.

Rasain!

"Iya pak"

"Makanya, orang nanya baik-baik itu jangan di tertawakan"

"Hihihi, iya maaf. Tergantung sih, tapi kalau modelnya mudah tersinggung, drama Queen. Kayaknya gak ada yang betah"

"Termasuk kamu?"

Dia mengangguk

"Kak Jaya nggak kali ya? Dia kan dewasa. Bisa ngerti dan kayaknya_"

"Masih belom Move On?. Kenapa harus punya pacar bohongan kalo kamunya masih cinta sama dia?"

"Kamu kan yang punya ide balas dendam"

"Kan aku bilang aku ngomongnya gak serius"

"Tau ah"

"Kalo gitu tanya dia langsung aja kenapa?"

"Nomornya ku blokir"

"Ya, kamu sebenarnya mau dia balik ke kamu atau dia jauhi kamu sih kak?"

"Gak tau. Maunya sih gitu, tapi kalo ingat dia jadiin aku pelariannya rasanya pengen jauhi dia"

"Kamu kok kayak anak SMP baru puber kak?. Dengan perasaan sendiri aja gak tau"

"Ya, kan aku emang gak pernah pacaran dan punya urusan perasaan sama cowok sebelumnya"

"Katrok"

"Ih, berani bilang aku katrok!" cubit lengannya gemas.

"Duh, iya ampun-ampun!" dia mengusap lengannya yang ku cubit "Gak bisa kalem dikit apa kak?. Cowok itu suka sama cewek yang kalem, lemah lembut, bikin damai, gak bikin sakit begini"

"Sama kamu juga, kalo sama kak Jaya boleh lah begitu"

"Emang sudah pasti jodohnya Jaya?. Siapa tau orang lain, trus kamu cuma bersikap baik gitu sama Jaya aja, yang lain nggak, ya sama aja"

"Bawel ih kamu, aku harap jodohku gak bawel kayak kamu. Itu kenapa aku gak suka punya pasangan di bawah umur. Gak dewasa, gak bisa mengayomi, nasehatnya gak pake hati, bikin panas"

"Usia gak bisa jamin kepribadian seseorang kak. Itu yang harus kamu tau"

"Terserahlah"

"Kalo kamu masih mau dia balik, unblock dia. Chat seperti awal, siapa tau masih ada kesempatan untuk kamu sama dia"

"Aku maunya kita tetap pacaran dan buktikan ke dia bahwa aku baik-baik saja tanpa dia"

@@@

"Joging sih joging, tapi gak subuh gini juga. Kantor gubernurnya masih sepi"

"Bawel ah, kan kamu sendiri bilang kalau jodoh aku mungkin aja bukan Jaya. Nah, disini pasti banyak cowok-cowok ganteng, yang tubuhnya atletis,  ada godeknya. Siapa tau bisa Move On"

"Kalo gitu, kenapa bawa aku?, kan tugas aku cuma jadi pacar bohongan"

"Heh, dengar. Kak Jaya itu rumahnya dekat sini. Dia sering joging pagi Minggu. Siapa tau ketemu, kita tunjukkan keromantisan kita sama dia"

"Ah ujung-ujungnya nangis lagi nanti, ingat ya, disini gak ada tempat sembunyi untuk nangis"

"Janji gak bakal nangis, janji juga gak bakal nyusahin kamu"

"Ini udah nyusahin kak!, pagi Minggu aku mau nyuci baju, beres rumah, mau santai loh"

"Loh, ini untuk kesehatan kamu juga Jerry karbit"

"Bodo"

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang