90. Masalah

1.2K 121 10
                                    

Apa yang kamu lakukan ini jahat Jer!.

Dibanding Kak Jaya, apa yang telah Jerry lakukan lebih jahat lagi, sangat!. Kalau dia sudah mencintai orang lain, kenapa dia buka peluang untuk aku jatuh cinta padanya.

"Seharian tidak makan, tidak lapar?" dia bangkit dari duduknya di karpet bulu panda menuju aku yang bersandar di dinding kasur.

"Kamu puas?"

Keningnya berkerut "Apa?"

"Membuat hidupku jungkir balik dengan sandiwaramu?" aku menatapnya nanar "Dia Lin yang kamu sebut waktu ngigo, dia juga alasan kenapa kamu gak pernah mau serius melamar aku. Karena aku mainan kamu, aku gak ada di rencana masa depan kamu. Aku cuma selingan ketika kamu kesepian, ketika waktumu tiba kamu tinggalkan"

"Ck!, nangis mulu nih anak Pe-ak" dia duduk disampingku lalu menyandarkan kapalaku di bahunya. "Gak habis-habis air matanya nangis mulu. Ntar mimisan siapa yang ngurus?"

"Kamu" ngelap air mataku dengan lengan kaosnya. "Kamu harusnya nyata, biar aku bisa marah. Biar aku bisa nanya semuanya sama kamu. Biar gak ada lagi rahasia-rahasia antara kita"

"Lihat" dia menunjuk sesuatu di antara rak buku dekat karpet bulu panda.

"Apa?, gak kelihatan"

"Gimana bisa lihat kalo nangis terus" dia mengusap kedua mataku. "Itu Sticky note"

Aku mengangguk. Ada sticky note berwarna warni di sela buku Jerry. "Kenapa?"

"Tulis semua perasaan kamu disana, dan tempelkan ke dinding. Luahkan semua disana. Aku akan baca"

"Capek nulis" aku memeluk lengannya "Aku maunya ngomong langsung"

"Hmm, kolokan. Kalo gitu, susul aja ke Inggris"

Aku menatapnya marah. Dia gak tau aku apa?. Bahasa Inggris aja gak tau gimana bisa ke Inggris. Apalagi cuma buat marahin orang doang. Uang dari mana juga?.

Aku meninggalkannya menuju meja bulat, duduk di karpet bulu panda. Mengambil sticky note tebal itu.

"Penanya mana?"

"Cari sendiri dong" jawabnya yang gantian bersandar di Sandaran kasur. "Coba lihat di laci rak"

Aku membuka satu-satunya laci di rak buku setinggi pinggang itu. Ada kertas, pena, spidol, dan sticky note satu warna.

"Gak ada spidol merah?"

"Bawel"

Aku menatapnya senewen. Lalu mulai menulis. Ku tempelkan tulisan itu di dinding atas rak buku.

"Apa tulisannya?" dia kepo. Lalu beranjak dari duduknya untuk melihat tulisan yang Ku tempel di dinding.

"Baca aja sendiri"

Dia tersenyum hingga matanya menghilang. "Aku Kangen Kamu" dia menatapku membesarkan matanya "Aku tau"

🌸 🌸 🌸

🎶Bagaikan siang tiada mentari
Bagai malam tiada cahaya purnama
Tanpamu tiada arti hjdup berdua
Keakhir masa kau ku cinta

Bagaikan surga tanpa bidadari
Kau ibarat hembusan nafas terakhir
Pulanglah sayang usah kau berpaling
Disini ku tetap menanti

...

Tidak, saat ini situasinya dia yang berpaling dari kekasih sebenarnya, Linda. Lalu, aku hanya sebagai cameo dalam kehidupannya.

Aku sudah tau kenyataan ini. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu, menyesali hidup, menikmati karma, dan - aku fikir ini bodoh- menyimpan baik-baik rasa cinta untuk laki-laki yang telah memiliki kekasih.

Tuhan, aku mencintai Jerry. Sungguh. Aku ingin kehidupannya beberapa tahun sebelum ia mencintai wanita itu. Buat dia jatuh cinta kepadaku seperti apa yang aku rasa. Kalau Kau kabulkan, aku anggap itu setimpal.

Ku nikmati karmaku. Dan biarkan dia menikmati karmanya dengan hidup bersamaku.

"Kak" suara pintu diketuk. Lalu dibuka. Ada Niko yang berdiri di ambang pintu. "Boleh masuk?"

Aku mengangguk.

"Kakak gak makan?, ayo aku masak loh"

"Gak selera makan Ko" aku membolak balikkan sticky note di atas meja. "Ko, kamar ini kalo habis kontraknya jangan kasih ke orang. Kakak yang akan tinggal disini"

"Kayaknya belum deh kak" Niko duduk diseberangku. Sesekali dia melirik dinding yang sudah mulai penuh sticky note. "Kak, kakak masih mau nungguin Koh Jerry meski tau bahwa dia... Hmm Ce Linda itu"

"Aku gak tau Ko. Otak, hati udah gak sinkron. Aku tau apa yang harus aku lakukan, tapi nggak aku lakukan" aku menatapnya "Menurutmu, apa semudah itu melupakan semua?"

"Kakak gak harus lupain dia. Kakak cuma harus bersikap seperti biasa. Jangan menyakiti diri kayak gini kak. Mana Kak Raima yang bawel, ketus dan cerewet itu?. Liat, kantung matamu, lingkar mata hitam, makin kurus, tirus. Setidaknya berfikir lah, Koh Jerry masih hidup di belahan dunia sana. Doain dia, doain juga kakak bisa jodoh sama dia. Selagi belum ada undangan tersebar, kakak masih ada harapan sama dia"

"Gak perlu nunggu undangan Ko. Mereka udah dijodohin sejak kecil dan perlu kah aku ingat kan lagi wanita cantik itu mengatakan mereka berpacaran?. Aku lebih rela jika aku jadi alasan dia pergi ke Inggris. Setidaknya kalau dia kecewa berarti dia berharap sama aku. Nyatanya, dia ke Inggris karena wanita itu. Aku ini apa?, cuma pengisi ruang kosong sementara di hatinya"

"Kita gak tau yang mana benar kecuali keluar dari mulut Koh Jerry sendiri kak. Aku_ shhtt, dari tadi bunyi terus nih hp" dia mengeluarkan hp dari saku celananya. "Siapa sih?, gua gak suka ditelpon sama orang asing gin_ Kak Raim?" serta merta Niko menatapku. "Kakak kak Im mau ngomong" dia nyerahin hp.

"Kak Rahima?"

"Belom sadar kamu Im?"

"Kakak kalo nelpon cuma mau ceramahi aku lebih baik gak usah nelpon"

"Kebiasaan!, kebiasaan banget kamu Im. Tolonglah, hilangkan sikap ego dan keras kepalamu itu!. Aku gak peduli!, aku sangat sangat nggak peduli dengan kamu yang hobi banget kayak gini. Tapi_" Kak Rahima nangis? "Sayangnya Bapakku peduli sama anak bungsu keras kepala hingga harus terbaring di rumah sakit!"

Pak Erte dirumah sakit?!!

"Bapak kenapa kak??"

"Ini semua karena kamu tau gak dek?!. Dia gak tidur liat kondisi kamu yang udah kayak orang gila mati laki!. Dia gak makan!, dia nangis tiap malam mikirin kamu. Ini,,, ini kalo dia gak nyebut-nyebut kamu aku gak sudi kasih tau kamu dia di rumah sakit!. Nggak!. Lihat, lihat orang yang peduli padamu terbaring lemah dirumah sakit gara-gara mikirin kamu. Tapi kamu malah mikirin orang lain yang jelas mengabaikan kamu"

"Maafin Im kak, maaf. Bapak di rumah sakit mana?. Sekarang Im kesana. Im kesana!"

"Jangan datang kalau kamu masih nunjukin tampang mirismu didepan dia. Bapak butuh sembuh, bukan makin diperparah dengan melihat keadaanmu"

🌸 🌸 🌸

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang