11. Suka

2.8K 152 1
                                    

"Tangan kamu panas Im, kamu sakit?" tanyanya "itu hingus_"

Buru-buru nutupin jaket Jerry ke hidung. "Engg, iya kak. Efek kehujanan kemarin"

"Duh, pasti gara-gara kakak ya?"

Haaa, dia rangkul aku!.

"Duh, kakak gak ngerti deh. Kenapa bareng kamu rasanya senang dek, seru gitu lah. Gak ada konflik, saling ngerti kita yah?"

"Ah, masa kakak ngerasain gitu?"

"Iya suer deh, kalo bohong kakak nikah sama kamu Im"

Hah?. Dia ngomong apa?

"Ahahaha,, kamu kok kaget gitu? Gak mau?"

"Ih apaan sih kak" duh, untung ada jaket Si Jerry nutupin pipiku yang rasanya memerah.

"Lucu tau lihat muka kamu malu gitu" katanya mencubit pipiku. Terserah deh, asal jangan sampe dia mikir mau cubit telingaku.

"Aku kan emang terlahir lucu, imut gini kak"

"ahahah, PeDe juga ya kamu" duh, tampannya Kak Jaya kali senyum gini. "eh, malam lusa ikut kakak yuk, acara pernikahan teman"

"Kenapa harus aku?"

"ah, soalnya kalo usia gini belom nikah apalagi gak bawa gebetan ke resepsi pernikahan teman bakal di bully"

"Tapi aku kan bukan gebetan kakak"

"Gak apa-apa, anggap aja seperti itu"

Duh, makin merah pipiku.

"Boleh ya?"

"Siapa bilang gak boleh Im?"

"Hihihi, jadi pake baju apa kak?"

"Terserah kamu aja sih, mana nyaman kamu"

"Nanti salah kostum kak"

"Yang pasti acaranya malam, gak tau biasa cewek pake apa"

"Gitu ya? Asal jangan pake baju tidur aja ya?"

"Hahaha, ntar di kira hotel kebakaran lagi"

"Hah? Apa hotel kebakaran?"

"Duh, gak ngerti ya?. Ya sudah lupakan"

"Kasih tau dong, aku kan kepo"

"Ahahahah, wajah Kepo bikin gemes. Biarin dah"

Haa, gimana bisa wajah Kepo jadi terlihat imut?. Mungkin gak sih kalo kak Jaya udah lebih dari suka sama aku?.

"Gemes gemes, nanti suka"

"Emang suka, kenapa?"

Duh, Pak Erte, akhirnya cinta anakmu tak bertepuk sebelah tangan.

🌸🌸🌸

"Cowok mana lagi yang nganterin Im?!. Kamu ini, sudah dibilangin jangan sering pulang sama beda-beda cowok"

"Ini cowok terakhir Pak Erte"

"Gak bisa dipercaya"

"Dih, percaya deh Pak Erte. Ganteng gak yang ngantar tadi?"

"Ganteng apanya, keluar mobil aja nggak, kaca mobil gelap gitu. Boleh kek salaman dulu sama Erte Salim"

"Hihihi, dia sibuk Pak Erte. Besok kalo kesini Im suruh salam"

"Huu, mau ganteng, mau nggak, cowok jentelman itu kalo kerumah ceweknya tetap izin dulu sama orang tuanya, salam kek, kenalan. Ini gak oke banget"

"Dia gak sempat gimana dong Pak Erte?. Maafin yah?"

"Lha dia yang salah kamu yang minta maaf?"

"Hihihi,,, salah ya?"

"Tawa Mulu!, masuk sana. Ada urusan per-ErTe-an yang harus kamu selesaikan"

"Sebenarnya yang Erte ini siapa sih?"

"Jangan banyak protes, gajinya kamu juga yang embat kan?"

"Eh iya yah?" tersipu-sipu "oh ya pak Erte, lusa malam Im boleh izin keluar gak? Ada kondangan pernikahan"

"Kondangan kok malam-malam?"

"Itu, kondangan kayak di tivi Pak Erte, Party gitu namanya?"

"Oh, kayak mantenan si Jukri ya?"

"Aah, iya. Benar sekali"

"Dimana?"

"Duh, Im lupa nanya dimana, habisnya Im ikut teman yang tadi. Di Ajak sih"

"Anak songong tadi?"

"Duh, kok songong?"

"Gak boleh, apaan diajak keluar malam sama cowok gak dikenal"

"Kan Im kenal Pak Erte"

"Pak Erte gak kenal"

"Dia kakaknya si Yuni, teman kuliah Im yang cantik itu"

"Yuni yang cantik mana?"

"Yuni yang pernah nginap disini waktu Im bantuin buat laporan akhir"

"Oh, yang cantik"

"He eh"

"Putih"

"Iyaaa"

"Mulus"

"Benar"

"Kayak artis itu kan?"

"Siapa yang cantik putih mulus kayak artis?!" ibu berdiri diambang pintu dapur menatap kami yang berdiskusi di depan pintu utama.

Horor

Miss Raim and Her Bro~ndong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang