FOURTY ONE

1.2K 186 29
                                    

3rd pov

Sudah hampir dua bulan sejak Ahrim melahirkan bayi perempuannya. Kini bayi itu sudah diperbolehkan untuk pulang. Beberapa anggota keluarga menyarankan untuk membawa salah seorang suster ke rumah untuk merawat baby Choi, tapi dokter tidak khawatir akan itu. Baik dokter Kwon atau dokter Changkyun percaya sepenuhnya pada Ahrim karena Ahrim adalah seorang terapis handal, dia juga banyak menangani bayi ketika masih bekerja di rumah sakit tersebut.

"Kau yakin tidak ingin membawa suster untuk merawat bayi kita?" Seungcheol menggendong bayinya untuk pertama kali. Wajah Seungcheol terlihat sangat senang juga sumringah, senyuman tak henti-hentinya mengembang di wajah Seungcheol maupun Ahrim. Haneul sejak tadi memang berada dalam pelukan Seungcheol. Saat Seungcheol memberikannya pada suster, Haneul akan menangis, dan saat kembali pada Seungcheol dia akan terdiam lalu tertidur dengan manis. Sesekali Seungcheol memberikannya pada Ahrim agar diberikan asi oleh Ahrim. Mama Seungcheol juga berada di sana. Arin dan Yein sedang dalam perjalanan bersama Eunwoo untuk membereskan kamar yang akan di tempati Haneul juga Ahrim. Seungcheol memutuskan untuk kembali ke rumah Seungcheol. Apartemen itu kosong, digunakan oleh Eunwoo, lelaki itu berkerja bersama Seungcheol sekarang. Karena Eunwoo sudah banyak membantu, sebagai gantinya apartemen itu sepenuhnya diberikan padanya. Sedikit berlebihan memang, tapi Seungcheol memang menginginkan hal itu.

"Tenang saja, aku tahu dan paham mengurus bayi." Ahrim berceletuk diikuti kekehan Mama Mertuanya.

"Kau meremehkan menantuku, Seungcheol?" Mama melirik Seungcheol dengan tatapan tajam yang dibuat-buat. Seungcheol terkekeh menatap orangtua tunggalnya itu.

"Bukan begitu, Ma. Aku hanya tak ingin Ahrim terlalu lelah mengurus bayi."

"Seungcheol," kata Ahrim membuat Seungcheol kini menatapnya. "Lelah dalam mengurus bayi itu hal paling indah di dunia, aku jadi merasa benar-benar memiliki semuanya di dunia ini."

"Benar Seungcheol, Mama juga merasakannya. Kau jangan pernah meremehkan Ahrim, menantuku ini baik dalam segala hal."

Ketiganya terkekeh. Pintu ruang perawatan Ahrim terbuka. Sosok lelaki yang ditunggu sudah datang. Jisoo. Ya, selama beberapa minggu terakhir Jisoo sering mengantar keduanya untuk pergi ke rumah sakit, bahkan jika Seungcheol tidak bisa mengantar, Jisoo masih dengan sigap mengantar Ahrim ke rumah sakit untuk menjenguk bayi mungil mereka.

"Mobil sudah siap." Jisoo tersenyum pada ketiganya. Mama Seungcheol yang memang telah lama tidak bertemu 'anak'nya itu mendekat.

"Jisoo!" Mama Seungcheol berjalan lalu memeluk Jisoo dengan erat, Jisoo yang diperlakukan seperti itu juga balik memeluk 'mama'nya erat. "Mama lama tak bertemu denganmu ya."

"Iya Ma, padahal Jisoo selalu berada dekat dengan Ahrim dan Seungcheol." Jisoo melepas pelukannya dan mencium tangan mama Seungcheol.

"Bahkan kau yang menolong menantuku, terima kasih banyak."

"Ma, santai. Jisoo menolong Ahrim itu ikhlas."

Seungcheol berjalan menuju Ahrim dan mencium kepala wanita yang sukses membuatnya menjadi papa itu. Berbisik pelan. "Terima kasih, kebahagiaanku sempurna sekarang."

Ahrim mendongak menatap suaminya. Tersenyum hingga memperlihatkan lengkungan manis di matanya. Mengangguk. "Sama-sama. Kita harus saling mengisi Seungcheol."

Mama menyentuh pelan lengan Ahrim, mengangguk. Jisoo tersenyum manis disana. Ahrim sejenak lupa bahwa Jisoo yang sekarang fine-fine saja dengan keadaannya adalah Jisoo yang sama dengan yang dulu. Yang pernah memperjuangkannya meskipun dia tahu Ahrim tak akan pernah bisa melupakan bahkan melepaskan Seungcheol. Ahrim tersenyum, senang semuanya baik-baik saja sekarang. Seungcheol mencuri ciuman singkat lagi di kepala Ahrim, lalu berjalan pergi pura-pura tak terjadi apapun. Manis sekali.

Soft Of VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang