Survive - Chapter Three

869 105 13
                                    

"Aku mungkin bisa bertahan melindungi satu wanita, tetapi aku tak akan sanggup bertahan melindungi keduanya." -H

"Mau sampai kapan kau berdiri? Hari sudah gelap. Aku rasa ayahmu lupa." Ucap Emma setelah beberapa jam ia masih berdiri menemaniku. Aku menggeleng.

"Kalau kau ingin pulang, wanita, silahkan pulang saja. Aku akan tetap disini menunggunya." Ia menghela napas panjang.

"Tidak bisa kau kutinggal. Kau anak kecil. Bahaya malam-malam begini." Katanya. Aku memandang matanya yang menyorotkan suatu yang asing untuk orang yang baru aku kenal.

"Aku bisa menjaga diri, Emma. Jangan meremehkanku. Aku ini sekuat Superman." Kataku agak sebal sambil mengingat-ingat betapa luarbiasanya pria berambut klimis itu walau agak tak tahu malu. Aku mendapatkan diriku menahan senyum setelahnya.

Wanita ini peduli denganku. Ia masih tetap disini menemaniku. Entah mengapa rasanya begitu istimewa. Seperti ditunggu oleh seorang putri setelah lelah berperang.

"Aku akan tetap disini kalau begitu." Ucapnya keras kepala.

"Terserah." Jawabku sambil bertanya-tanya dalam hati.

Sudah berapa lama aku disini?
Kemana ayahku?
Apakah benar ia melupakanku?

Aku mengenyahkan pikiran yang mengatakan bahkan mungkin ia sengaja meninggalkanku disini.

"Kau tidak dicari ibumu?"

Deg,

Pertanyaan Emma berhasil membuatku bangun dengan mengambil semua oksigen milikku yang tersedia. Sementara dadaku seakan telah di ketuk palu satu kali.

Ibuku!

Bagaimana aku bisa melupakannya?

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang dan seperti baru saja disambar petir.

Menjauhkanku dari rumah. Sendirian agar aku tak bisa bersama ibuku.

Ia menjauhkanku dari rumah. Sendirian agar aku tak bisa bersama ibuku!

Aku terus merapalkan kalimat itu. Berusaha menghubungkan semuanya dengan otakku yang bodoh ini.

Bagaimana ia sekarang, Demi Britania!

Tanpa berkata apapun, aku lari. Meninggalkan Emma yang berteriak memanggil namaku. Ku terobos jalanan begitu saja tanpa menoleh ke kanan-kiri. Tempat ini sudah sepi. Tak ada apa-apa. Tidak ada siapa-siapa. Betapa bodohnya aku membiarkan hatiku dan moralku mengambil alih!

Jangan kemana-mana, katanya. Aku hampir menangis setelah menyadarinya.

Bodohnya aku mematuhi perintah pria yang sering memukul ibuku. Ibuku pasti ketakutan sekarang di rumah. Ayahku pasti merencanakan sesuatu terhadapnya. Ia menjauhkanku dari ibuku. Dan aku meninggalkannya tanpa perlindungan.

Tanpa perlindungan dan aku meninggalkan ia dengan seorang iblis!

"Mengapa kau lari?" Suara Emma menghentikan langkahku tiba-tiba.

Mengapa ia mengikutiku?

"Mengapa kau disini? Pulang sana!" Usirku kembali berlari lagi. Namun, kudengar suara langkah kaki yang lain masih berlari tepat di belakangku. Mengikutiku.

The Past Of Harry (Prequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang