My Love - Chapter 13

401 69 21
                                    

"Perasaan ini berbeda dari apa yang kurasakan pada Emma. Sangat berbeda dari apa yang kurasakan pada Katheline." -H

Kau tidak bisa mengatakan tidak pada bulan. Karena ia tidak bisa mendengarmu.

Pun yang memiliki telinga tidak selalu mendengar perkataanmu.

"Kita ingin berkunjung ke pasar kota, Edward." Kata Katheline keras kepala menggaet tangan Kenya.

"Tidak boleh." Telah kukatakan hal ini berulang kali. Tetapi, mereka justru sudah akan siap berangkat dengan gaun dan dandanan yang sedemikian rupa.

"Aku ingin ke sana. Aku ingin membeli sesuatu."

"Di sana terlalu ramai. Aku tidak bisa pergi mendampingi kalian. Aku ada urusan."

"Tidak perlu didampingi. Beberapa penjagamu sudah akan mengikuti kami." Kata Katheline protes. "Aku merasa seperti buronan, kau tahu? Tawanan. Hal semacam itu." Dengusnya.

"Kau mengandung." Jelasku tahu bahwa setidaknya ia peduli pada mahkluk di perutnya. Namun kukira Katheline benar-benar percaya bahwa aku mengkhawatirkan anaknya. Ia mendapatkan persepsi yang berbeda dari yang aku katakan. Aku tidak bermaksud peduli pada kandungannya. Ia boleh mati di dalam sana. Tetapi, tidak boleh ada yang buruk terjadi pada Katheline.

"Ia akan baik-baik saja." Katanya. Tangannya semakin melindungi perut buncitnya.

Aku menggeleng, "tidak boleh. Pasar kota itu jauh." Tentangku beralasan lain.

"Kita akan naik keretamu." Kata Katheline. "Kau 'kan punya banyak kereta"

Aku menghela napas jengah. Lalu menatap Kenya yang sedari tadi diam saja di samping wanita cerewet di sebelahnya.

"Kau tidak apa?" Tanyaku padanya. "Mengapa diam saja? Katheline pasti yang memaksamu 'kan?"

Aku langsung menerima pukulan di lenganku. "Enak saja! Jangan asal tuduh, Edward."

"Aku tidak apa. Aku juga ingin ke pasar kota. Aku belum pernah ke sana." Kata Nonaku dengan nada ceria namun terdapat kemuraman yang gagal disembunyikannya.
Matanya dialihkan pada lantai ketika aku memandang menyelidik. Aku tidak bertanya lagi. Mungkin Nonaku memang butuh jalan-jalan.

"Rhemos!" Teriakku pada penjaga yang kemudian datang. "Kau ikut dengan mereka. Awasi sampai kembali." Putusku. Merasa Katheline tersenyum-senyum memandangku puas, aku langsung berkelakar, "jangan senyum-senyum padaku. Berterima kasih karena aku mengizinkan kalian." Kataku melenggang pergi.

"Terima kasih!" Teriak Katheline di belakang. "Terima kasih atas kemurahan hatimu yang tiada tara!" Tambahnya hiperbolis.

Aku harus ke istal dan mengambil kudaku. Setelah kemarin mendapat surat yang membuatku kalang kabut ingin mengahancurkan bangsawan baru itu, kini aku tidak tahan lagi untuk mengunjungi manornya dan menggamparnya.

Aku tidak lagi memiliki budak yang biasa aku kumpulkan di bawah tanah. Mereka telah di suruh pergi oleh Kenya yang merasa kasihan sambil memohon padaku untuk melepaskan saja mereka.

Aku tidak rela menghabisi uangku untuk membeli mereka lantas membuangnya begitu saja.

Jadi, alih-alih memerdekakan mereka, aku menaruh mereka di tempat lain yang tidak akan Nonaku tahu.

Tetapi, kemarin tidak bisa aku mengunjungi budakku sendiri untuk melampiaskan kekesalanku. Setelah mandi yang kupikir akan meredam sedikit amarahku dan ternyata aku masih sama emosinya, Kenya tidak berhenti untuk menempel hingga pagi.

Aku tidak mengeluh, jujur saja.

Dia bisa melakukan hal yang membuat diriku sendiri tertegun jika kupikir-pikir.

The Past Of Harry (Prequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang