Chapter TwentyEight - A Poem For Emma

359 58 17
                                    

Aku harap aku bermimpi.

Tetapi, wanita itu benar-benar meninggalkanku untuk yang kesekian kali.

Kali ini aku tidak bermimpi, Emma.
Dan aku merasa langit duniaku telah runtuh sebagian lagi.

Lagi-lagi aku merasa ditinggalkan.
Aku kesepian.
Sendirian....

Dan aku merasa lebih hancur dari yang bisa kutahan sebelumnya.

Aku merasa kini bahwa goncangan kecil saja sudah akan membuatku binasa.

Emma,

Tolong aku....

Aku tidak mengerti mengapa aku sungguh bersedih dan merasa begitu bukan apa-apa di dunia ini.

Kau boleh mendongak dan memandang ke atas sana.

Walaupun aku terjebak di bawah sini dan diinjak sesuka hati.

Tetapi, dengarkanlah kegundahan dari hatiku yang terdalam, Emma.

Karena aku akan mengatakannya hanya padamu.

Aku bertanya dalam keremangan.

Apa yang perlu dari kerelaan untuk merelakan?

Bagaimana bisa sebuah logam lebur ketika terjebak dikebekuan?

Apa yang datang setelah merelakan yang pergi, Emma?

Apa pula yang pergi setelah menghilang?

Aku bertanya-tanya selama ini.

Apakah aku harus bersimpati agar disebut berhati?

Tetapi aku tidak butuh pengakuan yang merusak angan.

Ibuku mati, Emma.

Tolong aku....

Katakan apa yang harus aku lakukan agar sakitnya tidak sseparah ini.

Ia tidak mengatakan penyesalan.

Tidak juga memohon untuk dimaafkan.

Dan aku terjebak di persimpangan.

Tarik saja semua hal yang membutakan!

Tarik semua saraf-saraf dalam jiwaku dan aku tidak akan melawan.

Punahkan segala penyesalanku padanya.

Punahkan juga rasa sakit yang menderu namanya.

Aku tidak butuh lagi duri lain yang meradang.

Sudah tersandang bahwa aku bukanlah manusia yang terpandang.

Bukankah aku jiwa tak berpemilik hati?

Lalu ada apa dengan air yang menetes menuruni pipiku ini?

Emma, aku rasa aku menangis karena kepergian ibuku.

Tolonglah diriku....

Aku menemukan diriku bersembunyi lagi di lemari dan mememeluk lututku.

Duniaku runtuh dan kurasakan tubuhku tidak lagi utuh.

Ada yang hilang banyak tanpa aku sadari hal apa itu.

Ada yang membawa kabur sebagian diriku yang lain dan membuatku kosong untuk yang pertama kali setelah kematianmu.

Emma, aku takut.

Selamatkan diriku....

Tanyakanlah pada bulan kapan malam ini akan berakhir.

Tanyakanlah untukku kapan aku akan mendapatkan mimpi buruk terakhir.

Karena aku tidak kuat lagi untuk berjalan membawa berbobot daging.

Ceritakanlah kegundahan dan kekhawatiran hatiku pada Lucifer di sana.

Ceritakan juga padanya bahwa aku akan menendang wajahnya.

Wahai Emma, wanitaku.

Tutup rapat telingamu untuk perkataan ibuku.

Manusia memang lahir untuk seseorang.
Dan kaulah orangnya.

Bukankah kita masih memiliki rencana indah setelah kehidupan ini berakhir?

Tetapi, Emma.

Mengapa aku merasa bahwa puisi ini adalah yang terakhir?

°°°

The Past Of Harry (Prequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang