"Kali ini aku tidak menggunakan intro, tidak bermain-main, tidak berbasa-basi, tidak perlu menggoda. Aksiku langsung pada titik klimaks disetiap malam ketika aku merasa harus melakukan sesuatu pada siapapun." -H
Apakah sebuah ruangan bisa menjadi sesunyi ini?Apakah suaranya bisa semenggema itu?
Mengapa telingaku kini berdengung?
Apa yang terjadi hingga rasanya waktu kini tengah berhenti sejenak untuk menghardikku?
Aku bertanya-tanya dalam benakku tentang pertanyaan yang kukira telah jelas jawabannya.
Sejelas hitam dan putih.
Namun, aku menyadari satu hal yang sungguh luput dari pemikiranku. Dan kini pertanyaan itu timbul setalah sekian lama bahkan aku tak mengetahui eksistensinya.
Apa yang ibuku lakukan saat limabelas tahun yang lalu di rumah itu?
Aku terheran-heran, mengapa aku tidak cepat menyadari padahal sebenarnya aku tahu ia kesana bukan untuk mencariku?
Master, katanya.
Aku ingat ucapannya pertama kali di lantai dingin itu.
Ia memanggilnya dengan sebutan seakan ia telah mengenalnya pada kala itu. Dan ia memang mengenalnya.
Sungguh sialan, ia memang mengenalnya!
Tanganku bergerak menjatuhkan rak kayu hingga suaranya berdebum di atas karpet. Sementara barang-barangnya jatuh tercecer dimana-mana.
Udara dingin di sekitarku telah meluap diambil alih oleh panas yang membara yang membakar tubuh.
Aku memandangi George sekali lagi dengan titik kemarahan yang begitu tinggi. Pria itu berdiri di sudut ruangan begitu takut hingga kertas yang dipegangnya ikut bergetar.
"Katakan sekali lagi." Perintahku. Berharap bahwa mungkin sebelumnya aku salah dengar. "Katakan lagi hasil pencarianmu!" Bentakku membuatnya merunduk semakin dalam pada kertas di hadapannya.
"Tuan Marvello Dean Sagrid, lahir di London, 1 Mei 1793. Anak tunggal dari pasangan--" bacanya dengan suara bergetar.
"Paragraf selanjutnya!" Teriakku dengan tak sabar.
"Di ketahui memiliki empat orang anak dari wanita yang berbeda. Pertama, seorang laki-laki yang telah meninggal lima tahun dari kelahirannya pada tahun 1815 dengan Jenney Lest karena dianiaya oleh istri sahnya, Merrie Sagrid, yang dinikahinya pada tahun 1814. Jenny Lest kemudian diketahui gantung diri di rumahnya satu tahun setelah kematian puteranya.
"Kedua, Ricaldo Hamlet." Aku berusaha tak menggigit bibirku mendengar nama Hamlet itu disebut. "Adalah putera kedua dari wanita bernama Sarah tahun 1815. Pemberian nama tidak dihubungkan oleh nama keluarga. Di ketahui Sarah mengasingkan puteranya karena mendengar kekejaman Merrie Sagrid menganiaya anak dari wanita lain Marvello Sagrid.
"Hamlet kemudian menjadi pelayan ayahnya sendiri tanpa ia ketahui pada usia 13 tahun. Marvello Sagrid secara sengaja membawa Hamlet ke istananya ketika mengetahui bahwa Hamlet adalah puteranya dari Sarah. Merrie Sagrid dibunuh oleh Hamlet atas perintah Marvello Sagrid, dua tahun dari kedatangannya. Kemudian Hamlet diketahui mati digantung oleh Marvello Sagrid pada tahun 1835 karena pengkhianatan.
"Ketiga, Harry Edward Styles." Ku perhatikan buku-buku jariku yang membiru sehabis menghantam dinding.
"Kenapa berhenti?" Tanyaku dengan lantang. George lantas kembali membacanya,
"Putera kelahiran 1828 dari wanita yang sama atas kelahiran anak sebelumnya pada tahun 1815. Adik kandung dari Hamlet. Sarah memilih menikah dengan Styles karena Marvello Sagrid tidak ingin menikahinya. Di ketahui saat itu Sarah sedang satu bulan mengandung anaknya dengan Marvello Sagrid tanpa diketahui calon suaminya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past Of Harry (Prequel)
Ficción histórica[Prequel from THE PAST] [It means you have read 'THE PAST' first] Check my works. Britania Raya, 1835. Para pembaca, saya hanya bisa menyampaikan; Ketika masa lalu menjadi pokok pembicaraan, sungguh, sejujurnya sebab-akibat akan menjadi momok nyata...