Kukira sungai dan samudera memiliki jurang perbedaan, Emma.
Tetapi, kini Antartika dan antara kita tak jauh berbeda.
Apakah harus kuarungi samudera dan beku disana?
Atau kupindahkan saja Antartika agar dekatkan kita?
Jika ketakutanku akan hidup dapat menciptakan sebuah tangga, Emma.
Dan bahagiaku bersamamu mampu membuat jalan setapak terukir,
Aku akan berjalan menuju ke tempat dimanapun kau berada sekarang dan membawamu pulang.
Atau apakah aku yang harus menetap disana dan kita tak perlu kembali pulang, Emma?
Asal ajaklah aku bersamamu dan jangan lupakan aku.
Karena kini aku seperti menggenggam serpihan kaca.
Aku tak berhenti berdarah dan perihnya tak tertahankan, sekarang.
Kau pergi sebelum aku tahu apa-apa.
Meninggalkanku tanpa mengucapkan apa-apa.
Dan kini aku bagaikan misil Britania yang gagal.
Aku hancur berkeping di angkasa dan tak berguna.
Katakanlah apa yang harus aku lakukan saat ini, Emma.
Bisikkanlah sesuatu agar tak luntang-lantung aku dibuatmu.
Goreskanlah sesuatu,
Apapun itu....Sudikah engkau melakukannya?
Masih inginkah engkau bersamaku?Tak ada hati yang tersisa, Emma.
Semuanya menemukan tempatnya dan pergi.
Kau mengambil segalanya dariku dan pergi.
Namun, aku masih berada di tempat yang sama.
Aku menunggumu dan berharap kau akan kembali ke tempat yang sama....
Tak perlu kau kembalikan hati yang telah kau raih, Emma.
Aku tak mau memilikinya hanya untuk diberikan pada wanita yang hanya akan meninggalkanku suatu saat nanti.
Ambillah apapun yang kau mau dariku.
Namun, kau mengambilnya dengan menyisakan napasku.
Mengapa tak kau ambil saja dan kita bisa bersama?
Jangan jadikan aku kurcaci yang lupa diri, Emma.
Karena disinilah budakmu mengharapkan keberadaanmu.
Di sinilah aku sang temaram mengharapkan memandang indahnya langit senja.
###
Ps: A Poem For Emma akan selalu muncul di chapter kelipatan empatbelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past Of Harry (Prequel)
Historical Fiction[Prequel from THE PAST] [It means you have read 'THE PAST' first] Check my works. Britania Raya, 1835. Para pembaca, saya hanya bisa menyampaikan; Ketika masa lalu menjadi pokok pembicaraan, sungguh, sejujurnya sebab-akibat akan menjadi momok nyata...