4

537 21 0
                                    

Waktu berjalan, kampus mulai ramai dan kelas-kelas mulai terisi diskusi- diskusi dosen yang cukup membuat beberapa orang merasa tegang bahkan mengantuk.

Setelah jam kuliah pertam selesai, aku Devi dan Deva keluar dan menuruti kemauan Devi yang tertunda tadi pagi untuk makan.

"aku duduk di sini... kalian pesen makan dulu, aku udah makan...minum aja ya teh anget"

"ok! yonya" ledek Deva, berjalan kearah ibu kantin " rames dua, teh anget tiga ya bu di meja sana" ucap Deva sambil menunjuk arah meja yang kami tempati.

"ya nduk" jawab ibu kantin.

"hari ini kita full ya, ach padahal aku mau nonton sepak bola turnamen antar fakultas, sambil cuci mata...hahaha" ucap Devi sambil cengengesan.

"kamu mau cucimata, perlu tak bawain sabun biar bersih...hhh" kata Deva, aku hanya tersenyum mendengar celotehan mereka yang mulai berdebat kecil.

"kayaknya nggak perlu cucimata nanti deh... sekarang juga udah bening ni mata"

kata Devi, yang tiba-tiba berpaling pandangan ke arah belakangku. Dengan serentak aku dan Deva menengok ke belakang mengikuti arah pandang Devi dan melihat seorang pemuda yang tampan, rapi, santun dan senyumnya khasnya. Ya dia kak Fikri senior kami dan idola kami juga, tapi cuma Devi dan Deva yang begitu menggilainya.

"hemmm.... subhanallah senyumnya nembus sampe hati, ke jantung, ke perut ..." kata Devi dan Deva saut-sautan "kalian terpesona apa laper" jawab ku, memandangan mereka bingung.

"laper si....hahahah" kata Deva dibarengi dengan tawa buyar kami. Mereka mulai menyantap makanan mereka dan aku duduk di dekat meraka. Aku merasa ada yang memperhatikanku, berlahan aku menoleh kearah sosok itu dan benar kak Fikri yang duduk tak jauh dari tempat kami, hanya tersekat beberapa tempat duduk. Aku tersenyum reflek sambil mengangkukkan kepala mengisyaratkan salam. Dia membalas dengan senyum khasnya juga. Karena merasa malu aku langsung berpaling sambil meminum teh hangat pesananku.

" hah, perut kenyang hati pun senang" ucap Deva dengan senyum sumringahnya dan menepuk-nepuk perutnya. Aku hanya tersenyum dan melanjutkan melihat gambar-gambar cepretanku di hp. Devi yang sibuk ngemil sambil memperhatikan Fikri yang tertangkap basah memandang ke arah kami " hey Ca, liat tu kak Fikri liatin kamu dari tadi"

"hem... sotoi mungkin dia lagi ngliatin kearah belang ku, keliatannya aja liatin aku, jangan ngaco dech" sangkal ku sambil tersenyum terpaksa dan sedikit gugup.

"ach... kamu ni nggak percayaan si, kayaknya kalo kamu sama dia cucok deh" tambah Devi

"yap cucok B.G.T" sahut Deva

"hust... gak usah ngarang dech, perpus yuk aku mau cari buku buat materi besok" ucapku untuk menghentikan hayalan mereka.

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang