61

588 7 4
                                    

perpus yang sudah agak tua dengan baju khas dinasnya menyapa kami, ia sudah datang lebih awal karna permintaanku, ya bapak ini memang paling baik dari pada petugas perpus lainnya.

"pagi pak, maaf ya ngrepotin"

"ya mbk Ecca ndak papa, sudah tugas saya kok, loh sepertinya saya baru melihat mas ini mahasiswa baru atau pacarnya mbk Ecca" gurau petugas perpus.

"ah bapak bisa aja, ini temen saya pak....namanya David "

"oh temen" dia tersenyum meledek.

Kami masuk dan mulai mencari buku, aku melirik kearah David yang sedang memilah-milah rak novel aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku. Aku menemukan buku yang ku cari aku duduk dan merangkum beberapa coretan yang penting, aku melihat kearah David lagi sembari tersenyum, dia melihatku dan tersenyum kearahku, aku melanjutkan rangkumanku.

Aku melihat kearah David yang sudah duduk dihadapanku, melihatku terbengong dengan tangannya menahan dagunya.

Aku meletakkan bolpoinku dan mengikuti tingkahnya, mungkin dia merasa malu dan merubah sikapnya kemudian kami tertawa.

"sudah selesai pak, makasi ya pak "

"iya mbak sama-sama"

Kami keluar perpus menuju parkiran mengantar David.
"ok, aku pulang ya (memegang kepalaku) daaa" aku mengangguk dan tersenyum, aku tunggu dia berjalan hingga mobilnya tak kulihat lagi. Aku berjalan kearah taman, aku melihat kak Fikri duduk sendiri sembari membaca buku di taman. Aku mendekatinya.

"sendirian aja" aku duduk di dekatnya, membuatnya terkejut dan melepaskan handpone yang terpasang ditelinganya.

"eh, iya, kamu juga sendiri aja, pagi banget ada kelas pagi?"

"hhh... nggak si tadi ada urusan sebentar, jadi berangkat pagi"

"eem gitu"

"lagi dengerin apa si, boleh ikutan?"

"boleh" dia memasangkan earphone ketelingaku, lagu yang dia perdengarkan untukku lagunya Donita yang noveleosnya menanti sebuah jawaban. Aku meliahat kearahnya sembari tersenyum dan mengangguk, dia pun membalas tersenyum dan dia meneruskan bacaannya. Aku berpaling dan meresapi lagunya, sepertinya lagu yang mengungkapkan isi hati kak Fikri, aku sedikit merasa bersalah nggak bisa memberikan hatiku untuk dia.

Aku tak tau kenapa aku yang dulu begitu mendambakan hal ini sekarang jauh berbeda, hatiku malah terisi dengan laki-laki yang baru ku kenal. Tapi apapun itu aku yakin semua ini jalan Allah. Aku melirik kearah kak Fikri menangkapi dia sedang memandangiku, dan berpaling karna ketahuan, aku tersenyum menanggapinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang