"ya byasa aja kalik... nggak tau katanya si ada yang mau dia omongin...
Ca kayaknya dia mau..."
"mau apa?"potongku
"hhh mau nembak kamu kalik... soalnya akhir-akhir ini kayaknya dia sering nyariin kamu, tanya-tanya tentang kamu, dan diam-diam curi-curi pandang sama kamu... mungkin dia jatuh cinta pada mu...hhh"
"hust! Ngacok dech kalo ngomong... mungkin ada sesuatu yang lain yang mau dia omongin"
"lo siapa tau... emang kamu nggak ngrasa aneh ya, bisa dilihat kalik dari cara dia ngomong, mandang kamu dan bahasa tubuhnya juga... kamu tu nggak peka si"
"ya mugkin iya... aku juga ngrasa aneh si Vi, akhir-akhir ini kak Fikri tingkahnya aneh, tapi mungkin karna aku juniornya jadi mencoba buat deketin ngasi-ngasi info"
"ya tuhanku Ecca!... kamu tu kalo masalah mapel si ok! jagonya, tapi kalo masalah ginian, ya Allah oon B.G.T"
"ya terus aku harus gimana dong, aku juga nggak mau mikirin gituan dulu ach, kamu kan tau aku pengen fokus kuliah dulu aja, capek tau sekolah terus...emang kamu nggak capek?"
"ya... ok-ok aku setuju, tapi nggak ada salahnya kan sedikit kamu buka hati untuk cowok, lagian aku yakin masalah cowok nggak akan buat kamu down"
"ya kita lihat aja nanti nunggu kunfayakun dari Allah... bener nggak...hhh"
"ach kamu tu nggak bisa di ajak srius""hhh... ya kan biar nggak cepet tua... srius-srius nanti setres lo"
"Ca... ibuk masuk ya" suara ibu mengetuk pintu kamarku.
"eh udah dulu ya ada ibuk... daaa"
"ok... daaa".
"sini ibu urut kakimu biar nggak kaku" kusambut dengan senyum lembut ku
"nduk... tadi David kesini, nanyain kamu tapi pas kamu belum pulang"
"nanyain? emang kenapa bu?" tanyaku menujukkan ekspresi heran dan penasaran.
"katanya si mau ngajak kamu ke tempat neneknya"
"haaa... ngapain baru juga kenal... udah main ngajak-ngajak aja"
"aduh jangan suudzon gitu ach, dia tu mau ngjak kamu kesana karna kebetulan neneknya tukang urut siapa tau bisa bantu kamu... gitu, lagian ibu liat David baik kok jadi nggak mungkin dia macem-macem, ibu percaya sama dia walapun baru ibu kenal, tapi ibu merasa dia itu... ya baiklah.."
"eem gitu"
"tapi kalo kamu nggak mau ya nggak pa-pa" aku melihat ibu, sembari berfikir ada baiknya juga aku menrima tawaran itu, dari pada harus pake perban terus yang nggak jelas kapan bisa hilang ni nyeri kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunfayakun Cinta
Spiritual[SINOPSIS] Aku tak pernah tau akan arti kata cinta. Tak tau rasanya mencintai dan dicintai, tapi aku yakin cinta itu ada dan akan datang padaku. Aku tak mau mencari, aku hanya akan menunggu cinta yang dikirim olehNya. Karna aku yakin kunfayakun cint...