47

164 3 0
                                    

kerjasamanya, soalnya udah saling kenal semua. Kami mulai permainan- permainan yang dijadwalkan panitia.

Kami diminta mengumpulkan bendera warna, yang melambangkan kelompok masing-masing dan aku kebagian bendera warna biru ya warna kesukaanku. Tapi cara mengambilnya kami harus melewati jembatan tali yang dibawahnya kolam air, terus terjun flaying fogs, terus panjat tebing dengan ketinggian 10M.

Untug aku suka permainan-permainan yang menantang dan yang pasti nggak takut ketinggian. Kami bagi tugas siap yang bagaian jembatan, flaying fogs dan panjat teping. Aku dan Devi kebagian panjat tebing karna diantara kelompok kami cuma aku dan Devi yang nggak takut ketinggian, melewati jembatan bagian Citra dan Ganis teman satu jurusan ku dan satu kelompok ku juga dan ini ni yang buat kami ketawa sampe perut kami sakit, Deva nggak bisa buat flaying fogs soalnya berat badannya melebihi batas maksimal jadinya cuma Cika yang bisa main.

"udah nggak pa-pa, kamu bagian support kami ya,.... udah dong nggak usah cemberut gitu" aku mencoba menghibur Deva karna dia terlihat kecewa nggak bisa ikut andil dalam kegiatan kami, dia pun kembali tertawa menanggapi hiburku.

Dan pertandingan kami dimulai pertama bagian Citra dan Ganis, mereka seperti sudah mahir berjalan di seutas tali dibawah untuk langkah mereka dan seutas lagi untuk berpeganga, cuma butuh waktu 10 menit mereka bisa ngambil 1 bendera biru kami. Aku dan Devi nggak sabar liatin mereka pengen buru-buru manjat, ya kami berada di stand masing- masing dan Citra berlari dengan kecepatan maksimalnya menyerahkan
bendera kami ketangan ku. Tapi aku belum bisa manjat karna masing kurang satu bendera lagi yang harus di bawa Devi untuk di tancapkan di atas tebing.

Cika yang sedang meluncur mengambil bedera satunya lagi dengan ketinggian 10 meter dia meluncur tanpa rasa takut. Dan dia berlari kearah kami dan menyerahkan bendera biru ketangan Devi. Dengan semangat Aku dan Devi bergegas memanjat secepat kami bisa, karna terlihat kelompok lain yang mulai mendekati kami. Dengan tertatih-tatih tapi pasti kami terus berjuang untuk bisa sampai di puncak.

"ayo, Ecca !Devi!, kalian pasti bisa!, ayo! Ayo! Ayo! Semangat!..." suara Deva, sembari berjoget-joget ala cirlider. Aku dan Devi terus berusaha, dan akhirnya kami sampai di puncak dan berhasil menancapkan semua bendera yang kami bawa.

"yeeeee!,... uhuuuuu!.... kita menang!" teriak Deva kegirangan, berlahan aku dan Devi turun. Sampai di bawah Deva langsung menyrobot memeluk kami yang membuat kami jatuh, dan kami sambut dengan tawa girang kami. Seru baget pokoknya, nggak terasa udah hampir jam 12 waktunya istirahat, aku duduk sebentar untuk menghilangkan lelah.

"Ca, aku ke kamar mandi dulu ya kebelet dari tadi, ayo Vi temenin" kata

Deva, sembari ekspresi menahann kebeletnya dan menarik tangan Devi, Devi yang diajak Cuma tersenyum sembari melirik kearahku, aku jawab dengan anggukan dan senyum melihat mereka pergi tergesa-gesa.

"capek ya.......ni minum" suara kak Fikri yang mengagetkanku, sembari menyodorkan minuman kearahku dan duduk disebelah kanan ku.

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang