9

255 9 0
                                    


"wah benarkah, bisakah om mengantarkan saya"

"wah gimana ya, maaf nak David hari ini om nggak bisa, ada urusan yang mendesak, tapi kalu mau biar Ecca yang mengantar, gimana Ca?" tanya ayah yang membuyarkan lamunanku.
"hem" jawabku kaget " ya insyaallah yah"

"kok insyaallah, kamu kan libur dari pada bengong di rumah lebih baik jalan-jalan sambil menghirup udara segar luar"

"kalo tidak bisa tidak pa-pa om, mungkin lain kali bisa" jawab David

"tidak-tidak Ecca bisa kok, ya kan Ca?"

"eem, iya yah" jawabku sambil tersemyum ya waluapun agak terpaksa, sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu liburku dikamar seharian. Tapi tak apalah itung-itung nambah pahala.

"alhamdulillah" kata ayah, kami melanjutkan berkeliling danau sembari ayah mengobrol dengan David. Lelaki yang baru ku kenal itu, sosok pria dengan tubuh yang tinggi ramping, potongan rambut mandarin dengan kacamata yang membingkai kedua mata coklatnya, yang menurutku cukup sopan dan sepertinya baik. Aku berjalan di belakang mereka sambil melihat-lihat keindahan sekitar danau. Saking asik melihat pesona danau yang indah dan sayang untuk di tinggalkan, sampai aku tak melihat ada lubang di depanku.

"ya Allah! aww Ayah!" triakku sambil menahan sakit karna sepertinya kakiku terkilir

"ya Allah Ca! Kok bisa si ati-ati to nduk-nduk "Ayah mengangkatku, di bantu David yang memeriksa kakiku.

"aaww... ya Allah ..sakit-sakit!, jangan di sentuh dech" pintaku menghentikan sentuhan tangan David di kakiku.
"kamu kesleo, bentar ya tahan sedikit" aku hanya bisa mengangguk dengan ekspresi menahan sakitku, Davit mencoba memijat kakiku.

"sudah, mungkin kamu masih sulit berjalan pasti sakit" kata David

"ya sakit, tapi mudah-mudahan gak papa "

"aku tuntun sampai rumah ya?" terdengar saura dan raut wajah kawatir David, yang membuat ku sedikit tercengang dan kembali tersadar . menggelengkan kepalaku.

"oohh gak usah kan ada Ayah, makasi, maaf ya kayaknya nanti gak bisa nganterin kamu dech"

"oh, gak pa-pa lain kali kan bisa... ya kan om"

"ya donk pasti, ya sudah om pulang dulu kasian Ecca biar langsung di urus ibunya"

"ya om, ati-ati asalamualaikum"

"walaikumsalam" jawab Ayah sambil menuntunku pulang, dengan berlahan aku berjalan menahan rasa sakit hasil kesleo tadi.

"bu!... bu! ... tolong anakmu ini, keseleo dia"

"ya Allah nak kok bisa to" Ibu berlari kearahku dengan wajah kawatir. Membuatku tersenyum karna raut wajahnya lucu kalo kawatir hhh.

"sudah biar istirahat dulu di dalam beri minyak gosok kakinya biar nnggak bengkak buk" jawab Ayah menghentikan kekawatiran Ibu.

"iya pak!...ayo-ayo nduk... haduh-haduh kok bisa to nduk-nduk ada-ada aja kamu ini"

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang