"namanya juga musibah buk, ya bisa dong kan kunfayakun... hhh"
"kamu ini udah begini juga masih becanda, ayo ibu urut setelah itu istirahat" kata ibu dengan ekspresi paniknya dan aku menganggukan kepala dan senyumku.
Keesokan harinya aku absen ke kampus soalnya kesleoku masih terlalu sakit untuk digunakan berjalan. Deva Devi datang kerumah untuk melihat keadaanku. Dan yang membuatku kesal dengan mereka, bukannya menengokku dulu malah kedapur cari makanan. Begitulah mereka sudah ku anggap seperti saudara sendiri, orang tuaku juga sudah akrab dengan mereka.
"Ca! Kok bisa si sampe gitu... makanya kalo jalan jangan mikirin kak Fikri, jadi gitu kan"
"hey!... kamu tu ya Vi sotoi, siapa yang mikirin kak Fikri, kalau kamu mungkin iya .... hem" kata ku membantah dengan senyum dan menggelengkan kepala ku, melihat tingkah Devi.
"Ca, tadi kita ketemu kak Fikri Dia nanyain kamu" "ooh gitu " jawabku santai sambil meneruskan melihat majalahku.
"dia nanyain kamu" tambah Devi dengan nada yang sepertinya kesal.
"emm... " jawabku dengan ekspresi datar, ya mau gmana lagi memang hnya seperti itu.
"ach Ecca!... santai amat si jawabnya harusnyakan kamu kaget, gembira, seneng, loncat-loncat" jawab Deva dengan gaya alaynya sambil makan cupcake buatan ibuku.
"hhh... kenapa harus segitunya... itukan kalian... hhh, ya mungkin kebetulan aja tannya gitu, secara biasanya akukan bareng kalian... ya kan?""ya iya si tapikan, sorot matanya saat mengucap namamu tu seperti ada sesuatu yang tersimpan " dengan gaya ekspresi dramatis Devi.
"hemmm, mulai dech... dari pada ngomongin yang gak jelas temenin aku jalan yok, biyar kakiku nggak kaku biar besok bisa masuk, bosen dirumah..." pintaku dibarengi dengan uluran tangan Deva Devi yang siap mengawal dan menuntunku. Masih cukup sulit kakiku untuk berjalan sendiri. Kami keluar rumah menuju taman depan rumahku.
"hey! Masih sakit? Harusnya buat istirahat dulu" suara yang mengejutkan kami, serentak kami menoleh kearah suara itu. David yang ternyata tinggal tepat didepan rumahku, nggak tau dari kapan soalnya aku baru liat dia kemaren, mungkin karna aku kurang peka jadi gak tau juga.
"hey! Masih si, tapi harus di buat jalan biar cepet pulih kalau nggak gini...
kapan sembuhnya"
jawabku dengan ekspresi tersenyum, dan melihat Deva Devi yang melongo keheranan melihat David dan aku mengobrol.
"oh iya, kenalin ini Deva dan Devi temenku"ucapku membuyarkan lamunan mereka.
"oh hay! David" dengan menyalami tangan Deva dan Devi
"ok, kalo gitu aku mau keliling dulu cari-cari objek, ati-ati ya Ca cepet sembuh... daaa" melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunfayakun Cinta
Espiritual[SINOPSIS] Aku tak pernah tau akan arti kata cinta. Tak tau rasanya mencintai dan dicintai, tapi aku yakin cinta itu ada dan akan datang padaku. Aku tak mau mencari, aku hanya akan menunggu cinta yang dikirim olehNya. Karna aku yakin kunfayakun cint...