31

158 2 0
                                    

"Ca!, bangun pulang yuk udah jam 9, nanti ibu kamu kawatir lagi, seenak itu ya bantalnya ... hhh"

"hhh... maaf, musik kamu bikin ngantuk si" kami berdiri dan beranjak pulang,

"aku anter sampe depan rumah ya?" tawar David

"nggak usah, deket ini... kamu langsung masuk aja udah malem juga, ok! aku pulang ya... daaa" dia hanya tersenyum mengangguk dan melambaikan tangannya membalas lambaian tanganku. Sampai di depan rumah aku menengok lagi kearah David ternyata dia masih menungguku masuk rumah, dia kembali melambaikan tangan aku sambut dengan senyum dan masuk rumah. Aku masuk rumah ternyata ayah dan ibu sudah tidur. aku cuci muka dan kebiasaan sehat gosok gigi sebelum tidur hhh, abis itu langsung dech tidur pules sampe pagi.

Pagi yang cerah secerah suasana hatikku, hem hari ini aku berangkat pagi tapi nggak pa-pa cuma sampe jam 1 siang. Jadwal kuliah hari ini nggak full, jadi bisa pulang cepet, jadi bisa tidur siang hehe, aku datang kekampus kayaknya kepagin dech mungkin karna saking semangatnya. Masih sepi tapi enak si, sepi cuma banyak suara burung yang lagi pada paduan suara sama perewang kampus yang lagi nyapu daun-daun yang gugur. Serasa jalan di bawah pohon sakura yang lagi gugur bunganya hhh tapi ini bukan bunga melainkan daun bohon beringin. Suasana pagi ini enak banget, aku terhenti sejenak karna merasa mendengar suara alunan musik yang semalam aku dengar dari mp3 David, ach mungkin itu hanya perasaankku. Aku melanjutkan langkahku sembari senyum- senyum nggak jelas dan lagi-lagi aku merasa alunan lagu itu masih
terngiang-ngiang ditelingaku yang semakin jelas. Aku tanya sama tukang kebun yang lagi nyapu.

"pak, bapak denger suara musik nggak?" sponta bapak itu fokus mencari suara yang aku maksud.

"oh iya, itu kan tadi ada kelompok pemusik dari luar yang katanya si mau tampil nanti di audit sini, mungkin mereka lagi latian neng"

"oow gitu, emang dari mana pak?"

"wah, nggak tau juga si neng"

"ya... udah makasi ya pak" aku tersenyum sembari berjalan agak cepat mencari sumber suara itu karna penasaran siapa yang memainkan akustik secantik itu suaranya.

Semakin aku melangkah suaranya semakin dekat, aku cari di audit kosong, aku berlari lagi di ruang-ruang nggak ada, diruang musik juga nggak ada, tapi aku nggak nyerah tetep aku cari sampai akhirnya aku terhenti di depan gedung olah raga. Suaranya semakin jelas di sana, sempet curiga si masak main musik di gedung olah raga kayak nggak ada tempat lain. Aku liat pintu gedung terbuka sedikit berlahan aku masuk dan tercengang waktu liat ruang gedung yang berubah dekorasinya kayak dekor pertunjukan teater dan bukan gedung olahraga lagi. Berlahan melangkah dan mencoba mendekati panggung penasaran dengan sesosok laki-laki yang sedang fokus memainkan gitarnya dan mataku terbelalak kagum melihat dia yang bermain akustik secantik itu ternyata David. Aku terpaku melihat dia bermain seindah itu, mungkin sangkin asiknya dia nggak tau aku memperhatikannya. Dia terus



Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang