52

140 4 0
                                    

Kak fikri memandangku dan kembali memelukku, kami berjalan bersama menuju bus yang sudah mau berangkat. Seakan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalah pahaman antara aku dan kak Fikri. Deva dan Devi sudah menyiapkan tempat duduk untuk kami berdua, tapi karna merasa tidak nyaman jika harus bertempat duduk dengan kak Fikri aku minta Deva duduk denganku dan Devi yang duduk dengan kak Fikri.

Sepanjang jalan aku bersender di bahu Deva dan memeluk tangannya, tiba-tiba aku ingat aku ingin mendengar suara akustik David aku nyalakan mp3 dan ku dengarkan bersama Deva. Sembari mendengarkan suara alunan akustik David, aku selalu terbayang wajah David dan membuatku semakin tenang dan nyaman, kali ini aku menikmati lamunanku penuh dengan wajah David, sedangkan Deva tertidur pulas.

Rasa inikah yang mungkin dirasakan kak Fikri padaku, rasa yang begitu menyiksa batin, ingin aku cepat sampai rumah dan berlari kearah David kemudian mengatakan segala rasa yang berkecamuk dalam batinku.

Akhirnya sampailah kami dikampus, Ayah sudah menunggu depan kampus usai berpamitan dengan Deva Devi aku berjalan kearah ayah ingin segera memeluk ayah.

"Ca!" suara yang membuatku berbalik kebelakang, ternyata kak Fikri aku tersenyum, dia pun tersenyum dan melambaikan tanganya dengan menggucapkan hati-hati kearahku, mungkin itu yang iya katakan karna terlalu jauh jarak kami aku hanya membaca bahasa bibirnya. Aku membalas tersenyum dan melambaikan tangan lalu melanjutkan jalanku. Sampai di depan ayah aku langsung memeluknya,
"ayah, kangen"

"kangen? Cuma dua hari pergi udah kangen, ada-ada aja kamu ni, udah ayo masuk ibu sudah menunggu di rumah"

Aku masuk kemobil, memang rasanya aneh cuma 2 hari nggak dirumah udah sekangen ini sama ayah ibu, apalagi kalo harus lama jauh dari mereka.

"gimana campingnya, seneng"

"seneng " jawabku datar.

"alhamdulillah"

Kami sampai dirumah aku melirik kearah rumah David, tapi rumahnya kosong nggak ada mobil terparkir di sana. Mobil berhenti dan ibu sudah menunggu kami di depan aku berjalan keluar, sembari melirik kearah rumah David berharap dia cepat pulang ada banyak hal yang ingin aku katakan. Ibu menghampiriku dan kami masuk kerumah, selesai bersih- bersih kami sarapan. Setelah sarapan aku kekamar, keluar teras kamar melihat kearah rumah David tapi dia belum juga ada dirumah. Akhirnya malam datang, aku membuka jendela dan keluar teras, aku melihat kearah rumah David tapi dia belum juga pulang, kemana si dia fikirku.

Sampai pagi aku berjalan keluar rumah untuk beranngkat kekampus menengok kearah rumah David, tapi tetap nihil. Ya Tuhan kemana David aku sangat-sangat ingin bertemu dengan nya.

Aku berada di kampus terlalu pagi, masih sepi seperti hatiku yang sepi. Berlahan aku berjalan menikmati udara pagi yang sejuk di kampus, ku

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang