22

178 6 0
                                    

"Ca?!... segitu kagumnya sampe nggak denger suaraku" tambah David yang membuatku langsung menyadarkan diri dan menoleh kearahnya.

"eem... apa, ya ini bagus banget"

"Ya ditempat inilah dulu saat aku tinggal di sini, tempat aku menghayal, tempat aku meluapkan emosi, tempat aku mengadu... tempat ini yang selalu membuatku rindu akan suasana desa" Aku yang terharu mendengar kata-kata David, seperti ada sesuatu di balik ucapannya. Aku memperhatikannya asik mengambil gambar-gambar dengan kameranya dan sesekali dia mengarahkan bidikannya kearahku yang membuat kami saling tertawa.

"hem...besok harus pulang, padahal belom puas disini" kataku tak bersemangat.

"eemm... kapan-kapan kan bisa kesini lagi, lagian kuliah kamu kan sayanng ditinggal lama-lama" saran David.

"kapan bisa kesini lagi, jalannya mungkin aku udah lupa kalo besok- besok"

"tenang, kan ada aku nanti kalo aku ada perlu kesini aku ajak kamu dech" aku langsung melihatnya adengan ekspresi bahagia.

"janji ya" dia sambut dengan senyum dan anggukannya. Nggak terasa udah lama kami di bukit, kabut juga mulai turun menutupi bukit. Kami berjalan turun dengan hati-hati karna jalannya cukup terjal dan licin. Sampai di desa kami melihat banyak anak-anak yang sedang bermain. Permainan khas desa mereka, seperti dakon, lompat tali, dan ular tangga, merasa sepertinya asik bermain dengan mereka. Aku ikut bermain
dengan mereka dan David sibuk mengambil gambar-gambar kami yang sedang bermain bercanda tawa bergurau ria.

Kami berjalan meninggalkan mereka melambaikan tangan perpisahan. Tiba-tiba ada anak kecil yang menghampiriku dengan polos dia berkata .

"kakak, kakak dari kota ya? Kakak artis ya? Cantik sekali kayak di film- film" ucapan yang membuat aku dan David tertawa lepas. Aku menjawab anak itu "ya kakak artis... kamu mau minta tanda tangan?" yang langsung di sambut anak itu dengan senyum gembira dan anggukannya. Dia menyodorkan sepidol menyuruhku menandatangani bajunya, dia berlari sambil bertriak.

"hey kakak canti artis.... ayo siapa yang mau minta cap tangannya!" ucapnya yang membuat teman-temannya berlari kearahku dan membawa sepidol mereka masing-masing, meminta tandatanganku yang membuat aku tersenyum haru melihat kepolosan mereka. David lagi-lagi mengambil gambarku yang sedang dikerumuni anak-anak. Selesai dengan tugasku sebagai artis dadakan dan melihat anak-anak berlari dengan bangga menunjukkan hasil coretnku kepada teman-teman mereka, aku hanya tersenyum dan melihat David yang juga tertawa terbahak-bahak.

"kakak, aku belum di kasi tandangannya.... boleh minta tanda tangan di sini" ledek David, sembari menujukan tangannya kedadanya.

"tentu saja, di sini,... yapp sudah... ada lagi" candaku sembari menutup spidol setelah menandatangani di baju David. Kami tawa lepas sembari berjalan ke rumah, sampai di depan rumah kami dihadang Deva Devi dengan ekspresi garang mereka.

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang