48

136 3 0
                                    

"ya lumayan si, tapi seru si jadi nggak kerasa capeknya" jawabku sembari tersenyum kearahnya dan ia pun membalas senyum.

"alhamdulillah kalo gitu, tahun depan kalo ada acara gini lagi, minat ikut lagi dong (sembari tersenyum kearahku)"

"hhh.... gimana ya, tergantung kondisinya si, insyaallah hhh"

"oya, temen-temen solmet kamu mana..."

"hhh... mereka lagi kekamar kecil"

"oow gitu, laper ya, aku ambilin makan ya sekalian temen-temen kamu aku ambilin"

"nggak usah kak nanti aja kami ambil sendiri, lagian belum begitu laper juga kok", kak Fikri hanya tersenyum dan kembali duduk disebelahku. Deva Devi terlihat udah jalan kearah kami.

"eh ada kak Fikri" ucap Devi. Kak Fikri hanya tersenyum.

"makan yok, laper ni" tangkas Deva yang nggak pernah malu ngomong walupun didepan cowok yang dia sukai. Kami memandang kearah Deva, lalu kak Fikri memandang kearah ku dengan tersenyum.

"ya udah kalian tunggu disini biar aku ambilin makanan"

"iya, makasi kak, baik banget si" kata Deva yang membuat kak Fikri tertawa dan berjalan mengambilkan makan untuk kami.

"Va kamu tu, liat-liat ada siap dok kalo minta makan, kan malu sama kak Fikri"

"iya ni si Va nggak sopan tau" belaku dengan ucapan Devi.
"iya, maaf... kan reflek panggilan perut"

"hem kamu tu" jawab Devi, aku hanya tersenyum melihat Deva yang merasa bersalah tapi tetep nglucu.

Kak Fikri datang membawa makanan untuk kami.

"ni, makannya sama minumnya, aku ikut makan bareng disini nggak ganggu kan"

"oh, nggak kok kak santai aja" jawab Devi semangat seakan nggak mau enyia-nyiakan kesempatan makan bareng kak Fikri.

Kami makan bersama sembari bercerita-cerita kesana kemari, tapi sedari tadi kak Fikri selalu memandang kearahku membuat aku nggak nyaman.

Aku pura-pura nggak liat dan menghadap kearah Deva yang duduk disebelah kananku, membiarkan kak Fikri ngobrol dengan Devi. Karna merasa nggak nyaman kak Fikri masih melirikku aku pamit pergi.

"eem aku udah kenyang ni, aku solat dulu ya nanti kalian nyusul"

"ok.. ati-ati ya Ca" aku jawab dengan anggukan saran dari Deva

Aku berjalan berlahan agar kak Fikri nggak curiga kalo aku pergi untuk menghindarinya, diam-diam aku melihat kearah kak Fikri yang ternyata masih melihat kearahku. Aku tersenyum seakan akan merasa biasa saja diapun membalas senyumanku.

Aku pergi ke mushola yang disediakan di tepat wisata itu, aku mengambil air wudzu yang terasa segar saat ku kucurkan ke muka dan bagian tubuhku yang lain rasanya pengen mandi.

Kunfayakun CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang