Chptr 7 : Kencan (?)

3.7K 377 86
                                    

Drrrtt... Drrrttt...

Sejak pagi tadi, Handphonenya terus saja bergetar. Mita menutup telinganya rapat-rapat dengan bantal. Tetapi tetap saja, handphone itu tak berhenti bergetar.

"Aduh, siapa sih pagi-pagi udah berisik aja. Nggak tau apa kalo ini hari minggu?," gumamnya.

Handphonenya kini bergetar lebih kencang lagi. Mita sudah tak tahan lagi. Ia bangkit dari tidurnya lalu mengambil handphonennya yang ada di atas nakas.

missed call : Mario (10)

Mita terkejut setengah mati. Matanya molotot. Ia tak mempercayai kalau Rio baru saja menghubunginya. Mita mencoba untuk menghubungi Rio balik, tetapi handphonenya pun bergetar kembali. Nama 'Mario'terpampang jelas di layar handphonenya. Dengan ragu, Mita pun mengangkatnya.

"Ha... Halo," ucap Mita gugup.

"Lo dari mana aja sih!. Gua telponin dari tadi nggak di angkat."

"Astaga, pagi-pagi gua udah kena omel aja." batinnya.

"Maaf, gua baru bangun tidur," jawab Mita pelan.

"Hah? Baru bangun? Ckckck. Cewek tuh harus bangun pagi. Nggak baik cewek di ranjang mulu. Dan ini bukan pagi, ini udah jam sepuluh."

"Lah, kok dia nyeramahin gua?"

Mita melirik jam weker yang ada di atas nakas. Dan benar saja, ini sudah jam sepuluh lewat lima belas menit.

"Iya, iya. Ini kan hari minggu, gua juga nggak ada jadwal buat ke rumah lo."

"Gua mau ngajak lo jalan," ucap Rio sangat pelan. Bahkan sampai sangat pelannya, Mita tak mendengarnya sama sekali.

"Apa? Nggak kedengeran."

"Lo tuh budeg yah?!." nada bicaranya kembali naik.

"Iya, Maaf. Lagian lo ngomongnya kecil banget. Gimana gua mau denger."
Rio menarik napas panjang, kemudian ia hembuskan perlahan. "Gua mau ajak lo jalan."

"Oh, jalan. HAH??." buru-buru ia menutup telponnya dengan tangan.

"Hah? Apa gua nggak salah denger nih?. Seorang Mario ngajakin gua jalan?. Nggak mungkin kayaknya. Apa jangan-jangan dia nggak minum obatnya?."

Mita berusaha bersikap tenang, "Rio. Lo udah minum obat, belum?."

"GUA ITU MINUM OBAT BUAT ORANG SAKIT, BUKAN OBAT BUAT ORANG DEPRESI!." makinya. Mita pun harus menjauhkan handphonenya dari telinganya.

"Haha, Maaf yah. Tapi beneran lo mau ngajakin gua jalan?," tanya Mita memastikan.

"Iya. Gua tunggu setengah jam lagi. Nggak pake lama. Btw, kirimin alamat rumah lo."

"Iya, iya. Gua siap-siap nih. Nanti gua kirimin."

"Oke kalo gitu. Bye"

Tut... Tut.. Tut...

Sambungannya telah terputus. Secepat kilat, Mita berlari menuju kamar mandi dan mulai bersiap-siap.

Sementara itu, Rio masih berdiri menatap dirinya di cermin. Ia menggunakan kemeja kotak-kotak, celana jeans, dan sepatu Vanss. Tak lupa juga ia menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Wajah tampan dan Style yang keren. Semua sudah ia miliki. Tapi, entah kenapa perasaannya mulai gelisah.

"Gua kan cuma ngajakin Mita jalan. Tapi kok rasanya aneh banget." batinnya.

****

Kini Mita tengah berdiri di depan cermin. Ia hanya memoles wajahnya dengan bedak dan tak lupa ia menggunakan lipstik berwarna merah muda. Ia menggunakan dress berwarna biru tua dan flatshoes.

Miracle (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang